Edward P.O.V
aku berdiri dengan gelisah menatap jam tangan aku yang tidak menunjukan perubahan waktu , kedua jarum jam jelas-jelas mengatakan jam 8 tanpa lewat sedetik pun.
Harusnya Jessica sudah tiba sekarang , ini jam yang kami janjikan. Apa dia lupa ?!? Kegelisahan aku terus bertambah setiap detiknya .
Sesekali aku memandang ke arah cafe didepan aku , disana Zane dan Edgar bersama kopi mereka sedang menatap aku dengan tatapan malas.
Well setidaknya mereka datang . Itu meringankan sedikit kegelisahan aku.
Wajah aku berbinar saat melihat sosok yang ku cari - cari dari tadi.
Aku melambaikan tanganku kearah dia , menunjukan keberadaan ku . Dimana dia membalas dengan menghela napas dari kejauhan .
" bisa kita jalan sekarang ? Karena perbuatan mu tadi sangat menarik perhatian dan memalukan " ucap jessica setelah berdiri di depan aku .
Aku tersenyum lebar kearahnya
" kau kelihatan cantik hari ini " pujiku . Jessica mendahului aku pergi sambil mengutarkan kata " terserah " dari mulutnya.
Tapi itu tetap membuat aku senang. Aku tidak ingin mengacaukan mood kencan pertama kami .
Sebelum kami pergi lebih jauh , aku mengambil hp ku dan mengetikan pesanku ke arah Zane dan Edgar.
Setelah memastikan pesan telah terkirim aku kembali menyusul Jessica yang sudah jauh didepan .
Zane P.O.V
Aku menatap kesal layar hp aku seperti yang dilakukan Edgar yang duduk bersebrangan dengan aku.
' jangan ikuti kami terlalu dekat , dan jangan mengacaukannya !'
Yup , aku memutuskan akan menampar orang ini dengan tanganku sendiri besok.orang yang membuat Hp aku tidak berhenti berdering dari jam 5 pagi hanya dengan spam untuk tidak lupa dengan janji aku hari ini . Bahkan dia meminta aku datang 1 jam lebih awal dari jam dia seharusnya bertemu dengan Jessica.
Dia mengirim 45 pesan dan 6 panggilan berturut , mengacaukan pagiku yang seharusnya indah.
Saat aku bertemu Edgar di cafe yang kami janjikan , aku bisa melihat ada kantong mata diwajahnya dan mukanya jauh lebih masam dibanding aku. Bisa dipastikan itu ulah Edward.
Sepertinya Edward tidak berhenti meminta saran dari Edgar dan meminta dia untuk mencarikan tempat dating yang ideal hingga tengah malam .
belum lagi Edward datang ke rumahnya jam 4 subuh hanya untuk meminjam baju dan mobil . Dan sepertinya cerita Edgar tidak berhenti disana tapi dia terpaksa berhenti saat seorang waitress menghampiri kami dengan buku menu.
Mata waitress itu tertuju penuh ke arah Edgar , tapi sepertinya Edgar terlalu mengantuk untuk menyadari tatapan intense si pelayan .
Karena pagi aku sudah tidak menyenangkan , aku tidak lagi aku peduli apa yang ku minum jadi aku memesan kopi yang berada paling atas dibuku menu . Terlalu malas untuk membaca keseluruhan menu.
Sepertinya Edgar juga sama karena kami memesan kopi yang sama .
Tak lama pesanan kami datang dengan waitress masih berusaha menyampaikan 'ketertarikannya' ke Edgar , dimana juga masih tidak disadari.
Kami sempat berbincang sebentar sampai pesan tadi masuk.aku dan edgar menutup HP kami kembali dan memasukannya ke saku masing -masing.
" kita tidak akan mengikuti nya? " tanya aku ke Edgar yang dengan santai meminum kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why it must be a "he"
Acakedgar charlote , pria tampan idaman semua wanita di kelasnya jatuh cinta pada zane hagest teman sekelasnya yang bergender laki-laki !!!Apa dia sekarang menjadi gay ?!?!