Prologue

104 29 1
                                    

"Haiii kamu, tidak kah kamu tersiksa? kenapa kamu tidak menangis? sudah cukup, tidak apa apa, menangislah"

Di dunia yang fana ini, gelap, dingin, tidak bernyawa, suara bisikan merenggut seluruh kehidupanku. Perasaan hangat yang membaur ke seluruh tubuh sudah seperti menjadi sebuah misteri. Membuatku semakin bertanya, dimana ?.

"Kemarilah"

"Ikuti aku"

Suara misterius itu selalu memanggil diriku, suara wanita yang lembut, menghangatkan, sudah seperti menjadi sebuah cahaya di kegelapan ini.

"Ini duniaku, tidak ada orang selain diriku, siapa kamu?" Dengan suara yang lirih, lusuh, seperti seseorang yang telah direnggut jiwanya, aku keberatan ada orang lain yang masuk ke duniaku.

"Kamu lambat sekali"

"Sini cepat"

Suara itu tidak mendengarkan semua kata kataku, mengacuhkan semua ucapanku, tidak beretika.

Seketika tanganku digenggam, tanpa tenaga, tanpa penolakan, aku hanya bisa menerima kehangatan dari genggamannya itu. Aku tidak bisa melihat siapa dirinya, hanya tangan dan suaranya saja yang bisa membuatku berpikir, dia bukan orang jahat.

"Kamu tidak sendirian lagi, aku sudah mendapatkan hidupmu sekarang, tenang saja kita akan keluar dari kegelapan ini." Suara misterius itu mencoba menenangkanku, aku yang tidak punya apa apa di dunia ini.

"Kenapa kamu ingin membawaku pergi dari sini? aku hanya ingin....."

"Kamu milikku, kita akan hidup bersama setelah ini." Seketika kalimatku terpotong dengan ucapan yang begitu menghangatkan hati, wajahku bengong, mencoba melihat siapa dirinya, tetap saja kegelapan ini masih terlalu pekat.

Dengan rasa penasaran siapa dirinya, aku terus mengikuti genggamannya, berjalan menelusuri neraka kegelapan bersama, kenapa masih saja ada orang yang mau menyelamatkanku, aku yang selalu ingin sendiri disini, bagiku dunia ini tidaklah buruk.

Sudah berlalu cukup lama aku mengikuti arah genggamannya, dunia ini sama sekali tidak berubah, "Sudah cukup, percuma saja kita berjalan cukup lama, dunia ini tidak ada ujungnya," kataku dengan suara yang hampir putus asa, rasa letih yang mulai menggerogoti tubuhku, "Hentikan."

"Tidak, kita sudah hampir sampai, bertahanlah sebentar lagi." Wanita itu terus membawaku tanpa henti, menarik tanganku yang kecil, rapuh, aku hanya bisa menunduk mengikutinya."

"Kita sudah sampai, lihatlah kedepan." Seketika wanita itu melepaskan genggamannya dan memutar anggun tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, tanpa kusadari air mataku menetes jatuh beriringan dengan cahaya yang perlahan menerangi dunia gelapku dan memperlihatkan sosok anggun wanita yang selama ini menuntun diriku ke tempat ini.

"K-ka...muuu," ucap diriku dengan air mata yg semakin deras keluar.

"Iyaa, ini aku, tenang saja kita akan selalu bersama setelah ini, eemmm tidak, mulai sekarang ini, kita akan terus bersama."

Wanita itu memelukku dengan erat, seakan tidak akan lagi untuk melepaskan diriku pergi darinya.

Evanescent

Prologue

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang