Once : Hostages

262 55 17
                                    

"Lo yakin udah baik-baik aja Ju? Terus emang Chan izinin lo balik hari ini ya?" Mingyu bertanya dengan raut wajah khawatirnya, setengah tidak menyetujui keputusan Yuju untuk meninggalkan rumah sakit pagi ini.

Sementara yang dikhawatirkan Mingyu nampak tak peduli dengan semua ucapan lelaki itu. Ia malah sangat bersemangat membereskan barang-barangnya, tidak sabar untuk segera pergi dari rumah sakit dan melanjutkan aktivitasnya.

"Gue ngomong sama lo Ju, bukan setan. Respon kali, sibuk mulu lo daritadi." Omel Mingyu sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dan memandang Yuju dengan tatapan memicing.

Yuju mendelik, "Bawel bener, udah gue bilang gapapa juga."

"Gue cuma khawatir Ju, lagian lo baru sehari di rumah sakit langsung nggak betah banget pengen buru-buru kerja, istirahat dulu woy."

"Gabisa gue Gyu, entar kerjaan makin numpuk. Udah sih santuy, gue beneran baik-baik aja dan Chan juga udah izinin gue balik hari ini." Kata Yuju sambil memeriksa barang-barangnya, mencegah agar tidak ada satupun yang tertinggal.

Mingyu menghela nafas berat, kalau sudah begini dia tidak bisa mendebat kata-kata Yuju lagi, gadis itu sudah berada dalam mode keras kepala.

"Yaudah, semau lo aja Ju, lo yang lebih paham kondisi tubuh lo sendiri."

Yuju tersenyum senang saat Mingyu akhirnya pasrah. Ketika gadis itu hendak meminta Mingyu untuk membawakan barang-barangnya, seseorang mengetuk pintu ruang rawatnya hingga Yuju mengurungkan niatnya tadi.

Mingyu yang berada paling dekat dengan pintu langsung membukakannya, ia terkejut saat melihat Eunha berada disana sambil membawa keranjang berisi buah-buahan.

"Hai, Gyu!" Sapa Eunha disertai senyuman ramahnya.

"Eh ada Euna, ayo masuk." Mingyu menepi, mempersilakan Eunha masuk.

Eunha mengangguk kemudian melangkah masuk. Sejurus kemudian dahinya berkerut bingung saat melihat Yuju tak lagi berbaring di atas ranjang, melainkan sudah bersiap untuk pergi.

"Lo mau kemana Ju? Gue dapet kabar kemarin lo baru aja collapse, kenapa sekarang udah mau pergi lagi?" Tanya Eunha sambil menghampiri Yuju dan menaruh keranjang buahnya di atas meja.

Yuju terkekeh, "Itu kemarin, Na. Sekarang gue udah gapapa, lo juga nggak perlu repot-repot kesini dan bawain gue buah padahal." Ujarnya.

"Ya tapi kan tetep aja harusnya lo masih butuh istirahat. Kenapa buru-buru balik sih Ju?" Tanya Eunha lagi.

"Mau kerja dia Na, batu banget udah dibilangin suruh istirahat tapi tetep aja gamau." Sahut Mingyu dan langsung dibalas tatapan tajam oleh Yuju.

Eunha menatap Yuju khawatir, "Kalo lo udah workaholic gini, kayanya ada sesuatu yang mengganggu ya Ju?"

Yuju tersenyum lalu menepuk bahu Eunha, "Aduh Ibu Psikolog, paham bener soal perasaan orang ya hahaha."

"Gue kenal sama lo bukan sebentar Ju, wajar aja kalo gue paham gelagat lo, bukan cuma karena gue psikolog." Ujar Eunha.

"Iya-iya, makannya gue mau minta tolong lo buat ngomong ke Dokter Jung kalo gue mau konsul lagi."

"Oke, gue pasti sampein ke Mama supaya luangin waktu khusus buat lo."

"Thanks Na, love youuu!" Yuju memeluk Eunha erat.

"Hm, tapi lo masih utang cerita sama gue ya tentang apa yang terjadi sama lo baru-baru ini." Kata Eunha dan dibalas dengan anggukan oleh Yuju.

Mingyu yang sedari tadi memperhatikan tingkah dua rekannya itu berdeham untuk mencari perhatian, ia merasa keberadaannya hanya sebatas angin lalu jika sepasang sahabat itu bertemu.

Antagonist • Ft. 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang