Quince : Sudden Lost

249 59 9
                                    

"Maaf by aku telat, tadi tiba-tiba harus handle operasinya Dokter Park dulu. Kamu udah nunggu lama?" Tanya Chan pada sang tunangan yang duduk di depan ruang kerjanya.

"Enggak, aku baru nyampe lima menit yang lalu."

"Yaudah ayo pergi, Oma pasti udah nunggu." Chan menggenggam tangan Yuju—sang tunangan—kemudian menuntun gadis itu meninggalkan area rumah sakit.

Yuju tak protes, membiarkan Chan menggenggam tangannya, dan mengikuti setiap langkah lelaki itu.

Pada satu titik, pandangan Yuju tertuju pada jari manis Chan dan dirinya yang kosong, kemudian teringat perkataan Oma yang meminta mereka tak melepas cincin pertunangan.

Chan baru saja membukakan pintu mobil saat Yuju menahan tangannya, lantas ia menoleh pada sang tunangan.

"Kenapa, by?"

"Kita belum pake cincin, nanti Oma marah lagi kalo sampe tau."

Chan menepuk jidatnya, tak sadar bahwa sedari tadi tidak menggunakan cincin pertunangannya dengan Yuju.

"Oh iya aku lupa, makasih udah ngingetin." Ujarnya yang kemudian merogoh saku celananya dan mengambil sebuah cincin berwarna silver untuk ia kenakan di jari manisnya.

Yuju pun melakukan hal yang sama dengan Chan, dan setelah keduanya mengenakan cincin pertunangan mereka, Chan mempersilakan Yuju masuk ke dalam mobilnya, disusul dengan dirinya sendiri yang menempati kursi pengemudi.

Hari ini mereka berdua memiliki janji makan malam bersama dengan Oma, karena itu mau tak mau harus meninggalkan sejenak urusan pekerjaan, meski sejujurnya masih ada tugas yang menanti untuk diselesaikan.

Selama perjalanan, suasana di dalam mobil hening. Baik Yuju maupun Chan belum ada yang berniat untuk bersuara. Yuju sibuk memikirkan keterkaitan antara La Muerte dan kina case, sementara Chan hanya melirik gadis itu sesekali tanpa bersuara.

"By," panggil Chan yang pada akhirnya menyerah dengan keheningan antara dirinya dan Yuju.

Yuju balas berdeham sambil menoleh pada Chan sebagai respon.

"Gimana seharian ini? Ada perkembangan terkait kina case?" Tanya Chan.

Yuju terdiam sesaat, lalu menarik nafas panjang.

"Kayanya kasus Chaeyeon ada kaitannya sama La Muerte. Tadi aku sama Mingyu penyelidikan kesana sekalian nemuin direkturnya, tapi malah dipersulit. Ada beberapa hal yang menurut aku ganjil tentang La Muerte, dan bisa aja berkaitan sama kina case. Cuma sampe saat ini aku masih buntu soalnya pihak La Muerte susah diajak kerjasama."

"Tapi kamu udah ada surat izin penyelidikan kan ya? Kenapa tiba-tiba pihak sana nggak mau kerjasama?" Tanya Chan lagi.

Yuju mengangguk, "Iya ada, makannya aku mikir kalo mereka sengaja nutupin sesuatu dari kepolisian sampe jadi nggak kooperatif gini."

"Mungkin kalo kondisi Chaeyeon membaik, dia bisa jadi kunci informasi tentang La Muerte, by. Kali ini Eunha turun langsung kan buat mulihin kondisi mental Chaeyeon?"

"Iya, Eunha lagi bener-bener mantau Chaeyeon sampe jaga di rumah sakit."

Chan mengangguk paham sambil memutar setirnya ke kanan. Mereka sudah sampai di area rumah Yuju. Tadinya lelaki itu masih ingin mengobrol dengan sang tunangan, namun terpaksa diurungkannya karena mereka sudah sampai ke tempat tujuan.

"Udah nyampe nih, kita lanjut ngobrolnya nanti ya by." Ujar Chan dan disetujui oleh Yuju.

Mobil lelaki itu sudah terparkir di halaman rumah Yuju, kemudian keduanya turun dari mobil bersamaan sebelum Yuju berjalan mendahului untuk membukakan pintu rumahnya.

Antagonist • Ft. 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang