"Namaku Kira."
Ini hari pertamaku untuk belajar di sekolah baruku. Tepat di dalam bus, sepertinya aku jatuh cinta pandangan pertama. Aku bertemu pria yang sangat tampan, dia tinggi, rambutnya poni ala-ala korea, dia seperti pria idamanku. Tapi sangat di sayangkan aku tidak dapat melihat wajahnya, dia berdiri tepat di depanku dan menghadap ke arah lain.
Hingga akhirnya bus berhenti lalu kami berpisah setelah turun dari bus.
Pukul 8 pagi sekolah masih terasa sepi, bangku-bangku kelas masih banyak yang kosong, lorong sekolah pun hanya ada beberapa orang saja. Padahal seharusnya ini jam pertama pelajaran Matematika. Pelajaran killer dan guru killer dari yang paling killer di sekolah ini, dan seharusnya dia sudah datang. Duduk di kursinya, menatap murid seisi kelas dengan tatapan tajamnya.
"Alfaaaa..." teriak Chaca dari depan pintu kelas.
Alfa yang sedang duduk di kursinya menoleh ke arah pintu luar, melihat Chaca yang berdiri memasak mimik wajah kesal ke arahnya. Alfa hanya tersenyum tertawa.
Chaca memanyunkan mulutnya, namun Alfa melihatnya justru malah semakin tertawa. Lalu Alfa menggeser kursinya, meletakkan tasnya lalu berdiri dan berjalan ke arah Chaca. "Kamu kenapa basah begini, haa? Hahahaha." Tanya Alfa sambil tertawa lepas.
"Kamu kenapa ninggalin aku sii, aku jadi ke ujanan begini-kan. Basah gini ni baju aku." Chaca nyerocos tanpa henti ke Alfa.
Alfa melihat seragam Chaca yang sudah setengah basah, rambutnya meneteskan air ke lantai. Bando biru yang di rambutnya pun sudah tidak karuan lagi posisinya.
Chaca masih dengan raut wajah kesalnya menatap ke arah Alfa.
"Lagian kamu lama banget geh. Aku tinggalin aja lah." Jawab Alfa dengan sedikit tersenyum tertawa. "Ya udah nii kamu pake hoodie aku aja." Alfa menyodorkan hoodienya.
Tanpa bicara lagi Chaca mengambil hoodienya dan langsung pergi ke toilet. Alfa masih saja tersenyum tertawa. Lalu melihat ke halaman sekolah hujan tambah deras mengguyur pagi ini.
Dari arah gerbang sekolah sedikit-sedikit siswa yang lain sudah datang, bejalan memakai payung dan juga jas hujan. Guru-guru juga sudah banyak yang datang masuk ke kantor. Beberapa sedang mempersiapkan buku-buku bahan ajar, ada yang sedang mengisi absen guru, duduk di mejanya, dan beberapa lainnya sedang berbincang dengan guru lain.
Siswa-siswi berdatangan, duduk lalu mengisi kursi-kursi mereka. Ternyata sudah pukul 08:40, sudah lewat setengah jam pelajaran. Namun, gurunya masih saja belom datang ke kelas.
Alfa duduk saja di kursinya, memaikan penanya, menulis hal-hal yang dianggapnya menarik sambil melirik ke pintu kelas, menuggu Chaca yang belum kembali dari toilet. Alfa duduk bersebelahan dengan jendela, melihat keluar jendela yang masih hujan, melihat seisi ruangan yang sudah hampir penuh.
Tiba-tiba Chaca lari masuk ke dalam kelas. Membuat yang lainnya melihatnya berlari sekencang itu. Dengan nafas yang terengah Chaca langsung duduk di kurisnya, yang bersebelahan dengan Alfa.
"Ada apa, kenapa kamu lari begitu." Tanya Alfa melihat Chaca.
Belum sempat Chaca menjawab, Bu Rahayu tiba-tiba datang memasuki kelas. "Rupanya itu sebabnya Chaca berlari terburu-buru." Gumam Alfa dalam hati.
Seisi kelas membisik, saling bertanya ke bangku sebelahnya. Bertanya-tanya siapa wanita cantik yang bersama Bu Rahayu di sana. Dengan senyum wanita itu menyapa seisi kelas, sontak seisi kelas membalas senyumnya. Lalu Bu Rahayu berdiri memperkenalkan wanita yang berada di sampingnya, dan dia memperkenalkan wanita tersebut.
Namanya Kira, dia siswi pindahan dari kota sebelah, ia pindah karena orang tuanya pindah kerja ke kota ini. Wajah cantiknya membuat tatapan laki-laki seisi kelas menatap ke arahnya, wajah-wajah Japanese, senyumnya, lesung pipinya di pipi kiri, bulu matanya yang lentik, garis dagunya yang lancip membuatnya dikatakan wanita tercantik yang ada di kelas ini, bahkan mungkin se-angkatan.
Alfa melirik tipis Kira yang berjalan.
Kira kemudian duduk, tepat di samping duduknya Chaca. Dua wanita cantik duduk bersama. Chaca merupakan wanita favorit dikelasnya, selain dia pintar, dia juga tak kalah cantiknya dengan Kira, murid pindahan sebelahnya ini. Chaca juga pandai bergaul, yang membuatnya disukai banyak orang. Sedangkan sebaliknya dengan Kira, dia wanita pemalu. Mereka duduk bersama, dan Bu Rahayu langsung memulai pelajarannya.
Setelah selesai jam pelajaran, Chaca mengajak Kira untuk belajar bareng ke rumahnya karena dia sudah ketinggalan jauh dari pelajaran. Saat ini sudah semester 2, sedangkan ujian sebentar lagi akan dilaksanakan. Banyak materi yang harus dipelajari Kira.
Kira dan Chaca sudah menjadi dekat. Mereka saling bercerita, tersenyum, dan tertawa.
Chaca dan Kira belajar bersama, duduk di ruang belajar. Sebelum mereka belajar, Chaca bertanya ke Kira, "Apa kau sudah punya pacar?" tanya Chaca.
Kira hanya menunduk dan tersenyum tipis, "Belom." Sambil jawabnya malu. "Tapi pas berangkat ke sekolah, aku bertemu dengan seorang pria di bus. Kupikir aku menyukainya, tapi aku hanya dapat melihat punggungnya saja. Wajahnya cuma lihat sebentar saja." Cerita Kira yang terlihat tersenyum lebar, dengan imutnya wajahnya memerah.
Chaca membalasnya dengan tersenyum tawa, "Gimana kamu bisa suka dengan pria yang baru saja kamu lihat, bahkan hanya punggungnya saja?" tanya Chaca dengan nada bercanda mengejek Kira yang terlihat benar-benar menyukai pria tersebut.
"Aku menyukai rambutnya, wajahnya yang terlihat dari samping itu sangat tampan. Lalu punggungnya juga terlihat sangat menarik. Ku rasa dia pria idamanku." Ujar Kira melanjutkan ceritanya.
Kira berharap ia dapat bertemu dengan pria itu lagi, pria itu benar-benar pria idamannya. Membuatnya selalu kepikiran, membayangkan wajahnya, tubuh tingginya, rambutnya. Ia hanya berharap dapat bertemu pria itu lagi untuk sekedar berkenalan, mengenal namanya. Ia sangat penasaran siapa pria tersebut.
"Semoga kamu bisa bertemu dengan pria itu, ku rasa kalian akan cocok." Ujar Chaca dengan tersenyum. Kira hanya bisa diam tersenyum.
Sementara itu, Chaca berdiri hendak ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan minuman. Sebelum ke dapur, Alfa lewat depan mereka. Lalu Chaca menarik tangan Alfa, "Kira, perkenalkan ini adikku, dia juga sekelas dengan kita. Namanya Alfa." Chaca yang sedang berdiri memperkenalkan Alfa di depan Kira.
Alfa mengangkat tangannya menyapa Kira.
"Kita akan belajar bareng. Alfa adalah anak nomor satu diangkatan kita. Dia selalu mendapatkan juara 1. Jadi kita mengandalkan dia." Tambah Chaca.
Kira hanya terdiam melihat Alfa yang berdiri di depannya. Ia terdiam, melihat Alfa. Ternyata pria yang dilihatnya di bus tadi adalah Alfa. Kira mengedipkan tatapannya, menganggukkan kepalanya lalu menunduk.
Alfa lalu pergi ke kamarnya untuk mengganti seragamnya. Sedangkan Chaca juga pergi meninggalkannya ke dapur.
Wajah kira memerah, ia tak tahu harus bagaimana di hadapan Alfa nanti. Ia sangat malu. Ia tidak menyangka pria di bus tadi, pria idamannya adalah Alfa, teman sekelasnya juga adik dari Chaca. Perasaannya bahagia.
Chaca kembali membawa cemilan dan minuman, sebelum dia duduk. Tiba-tiba Kira berdiri menariknya, membisikkan ke telinga Chaca. "Chaa... Pria di bus ituuu. Dia adalah Alfa." Ujar Kira dengan nada senangnya.
Chaca lalu tersenyum tapi tidak menjawab. Setelah itu Alfa datang lalu bergabung duduk bersama mereka. Kira hanya bisa diam, wajahnya memerah, tak tahan dengan rasa gugupnya, ia hanya bisa menunduk saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Rasa Cinta
RomantizmKisah sepasang kekasih yang harus berpisah, bukan karena memutuskan atau salah satunya ada yg pergi jauh. Tapi karena mereka sekarang adalah keluarga.