Kepala batu

870 219 40
                                        

Dua tiga makan permen

Permennya rasa pepaya

Don't forget like and comment

Biar saya makin rajin updatenya

Hehehehehe









































Maapin kalo ada typo





Happy reading ya guyssssss


























Yuri baru saja tiba di sebuah toko buku yang di dalamnya terdapat berbagai macam buku, karena cuma di toko inilah menyediakan berbagai koleksi buku yang lengkap. Bahkan toko ini juga menyediakan buku not lagu klasik.





Ia berjalan ke deretan rak nomor 2 dari ujung, menyusuri rak itu untuk mencari buku yang ia inginkan. Memindai satu persatu pilihannya berakhir pada sebuah buku not yang berisi lagu-lagu karya-karya musisi terkenal.





"Mumpung lagi disini sekalian nyari novel deh" Yuri lalu melipir ke tempat rak khusus novel terbaru.





Cukup lama Yuri memilih-milih novel karena hampir semua novel yang berada disana merupakan novel kesukaan, jadi dia agak sedikit dilema dalam memilih novel.






































"Eung? gue lagi di toko buku" balasnya pada seseorang yang berada di seberang telepon.





"...."





"Iya nanti gue coba cariin deh"





"Oke bye" ia lalu menutup panggilannya.





Sedikit mendengus kesal karena ia merasa direpotkan oleh temannya yang menitip untuk dibelikan salah satu novel.





"Haaa padahal mau bayar, masa mesti nyari lagi" keluhnya.





Ia lantas kembali menyusuri rak novel tersebut, hingga ia tak sengaja melihat seseorang melalui celah-celah novel di seberang rak. Ia merasa familiar dengan bentuk mata itu. Hingga orang itu mengangkat pandangannya dan detik itu juga pandangan mereka bertemu.




















"Loh Yuri?" orang itu berucap dengan nada yang tak menyangka akan bertemu Yuri di tempat itu.




Berbeda dengan Yuri, ia malah memutar matanya seperti malas bertemu orang yang berada di seberangnya saat ini.


"Lo lagi dah" sahutnya.








Orang itu hanya mengangkat bahunya tak tahu menahu. "Mungkin jodoh kali(?)" ucapnya asal.








Yuri seketika melotot. "Ngadi-ngadi lo, gue masih normal"








Minju mengangguk dengan sedikit mengulum bibirnya. "Siapa tau ntar sore ga normal kan"





"Ga normal? lo kira org gila" cebik Yuri.





"Belok maksud gue" sahur Minju.



Yuri hanya menggeleng tanpa menggubris ucapan Minju, dan melanjutkan misinya untuk memilih-milih novel.








"Yang kanan bagus" seseorang berucap tepat di samping Yuri hingga sedikit mengagetkannya.


SALKIR | MinyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang