"Saya terima nikah dan kawinnya ..."
Meski dalam keadaan hening dan penuh khidmat, nyatanya kalimat itu terdengar samar dalam pendengaran Aruna.
Menghadiri pernikahan sahabat sekaligus pria yang diam-diam ia cintai, benar-benar membuat hati Aruna merasa hancur. Saat airmatanya seketika meluncur, dia membiarkan saja dan tidak berniat untuk menghapusnya.
Kalimat akad memang selalu terdengar haru, orang lain pikir mungkin dirinya tengah menangis bahagia. Karena kedekatan mereka seringkali diartikan seperti saudara.
Namun nyatanya kini hatinya benar-benar terluka, dia pikir kedekatan mereka yang terjalin begitu lama menuai perasaan yang berbeda. Hingga akhirnya, suatu ketika pria itu mendatangi dirinya dan berkata ingin meminang saudara sepupunya.
Pria itu adalah Raksa, salah satu orang terdekat dari tiga sahabatnya yang ia pilih sebagai pelabuhan hati, namun nyatanya kali ini pria itu tengah berbahagia dengan saudara sepupunya sendiri.
Sejak Raksa menobatkan bahwa mereka adalah sahabat, seharusnya Aruna tahu bahwa mencintai pria itu adalah luka yang ia ciptakan dengan sengaja, tapi entah mengapa dia tetap mempertahankan perasaannya.
"Toko kue untuk sahabatku." Raksa membeli ruko sederhana di pinggir jalan, satu tahun yang lalu.
Dengan dibantu Arka juga Bian, mereka menyulapnya menjadi toko kue yang cantik sesuai keinginan Aruna, sahabat wanita satu-satunya di antara mereka.
Aruna yang memang hoby membuat kue tentu saja senang, setiap hari selalu ada menu baru yang akan ia jual dan suguhkan pada teman-temannya.
Raksa yang sudah bekerja, menjadikan toko kue itu sebagai rumah ke dua. Dengan Aruna mereka sering bersama-sama memanggang kue sembari bercanda, keduanya tampak dekat seperti pasangan pada umumnya.
Hingga suatu ketika, "Na, di kantorku ada karyawan baru, sekretaris si bos, tau nggak siapa?"
Aruna mengerutkan dahi. "Siapa?"
"Elina, sepupu kamu."
Senyum Aruna memudar. Dia tahu sejak lama, bahwa pria itu menaruh hati pada sepupunya. Elina yang baru pindah dari luar kota ternyata bekerja di tempat yang sama dengan sahabatnya.
Beberapa bulan setelahnya pria itu mengabarkan pada dirinya bahwa pinangannya ternyata diterima. Dan hari ini mereka menikah.
Aruna tahu seperti apa Elina di luar sana, pergaulannya yang bebas membuat perempuan itu memiliki banyak teman. Namun tentu saja Aruna tidak bisa berburuk sangka dan menghasut Raksa dengan keburukan sepupunya, dia tidak mau karena perasaannya, menjadikan dia wanita munafik yang mengumbar aib orang lain, untuk menyenangkan hatinya.
"Gue curiga sih, kenapa Elina bisa semudah itu nerima Raksa dan minta cepet-cepet dinikahin?"
"Ya, usia mereka kan emang udah cukup buat nikah."
"Gue tau Elina, dia pernah nolak Raksa dulu. Kenapa sekarang dengan mudahnya dia mau terima."
"Jodoh kali!"
"Gue curiga dia udah hamil dan cowoknya nggak mau tanggung jawab."
"Kenapa juga cowoknya nggak mau tanggung jawab? Elina kan cantik."
"Bisa aja suami orang."
"Masuk akal sih."
Percakapan dua pria dibelakang Aruna membuat gadis itu kepikiran. Apakah dugaan itu benar. Mereka adalah Arka dan Bian. Dua sahabat pria yang selalu menjaganya.
"Kalian bisa diem nggak sih? Nggak boleh ngomong yang nggak-nggak," tegur Aruna.
Arka langsung diam, "iya, Nuna," ucapnya. Nuna adalah nama panggilan gadis itu saat mereka masih kecil dan kesulitan mengucap hurup r, hingga sampai saat ini panggilannya tetap sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulepas Dengan Ikhlas (TAMAT Di KbmApp)
ChickLitAruna mencoba Ikhlas saat Raksa, sahabat yang diam-diam ia cintai, lebih memilih Elina, sepupunya untuk dijadikan pendamping . Namun satu hal yang menimpa sepupunya itu, membuat Aruna menggantikan Elina menjadi istri untuk Raksa. Akankan Aruna tetap...