Valentine's day Yamanaka Family

3 1 1
                                    

Pukul tujuh malam, keluarga Yamanaka sedang merapikan dapur mereka setelah keempat anggota keluarganya memasak banyak jenis makanan. Ino yang berstatus sebagai ibu di keluarga kecilnya memimpin acara memasak bersama sejak sore itu. Chie menjadi asistennya. Sedangkan Sai dan Inojin disuruh bolak-balik mengambil atau membeli sesuatu.

"Akhirnya selesai juga," Inojin meregangkan badannya yang cukup lelah setelah kesana-kemari.

Sai menatap hasil masakan keluarganya. Tersenyum puas. "Terima kasih, ya."

Ino mengangkat alisnya, bingung dengan perkataan sang suami. Lelaki yang tersenyum berhadapan dengan wanita yang terheran.

"Ah!" Chie mendapatkan ide mencairkan suasana. "Kita sengaja masak banyak kan ya, langsung dibagi-bagi aja yuk!"

"Ide bagus." Ino menjawab setelah mengendurkan keningnya yang tadi berkerut.

"Aku antar ke rumah Shikadai ya, Inojin ke rumah Chocho."

"Aku lagi?"

"Iya! Ayo cepat, sebelum masuk waktu makan malam!" Chie mengambil beberapa kotak makanan untuk diantarkan ke rumah keluarga Nara dan mendorong Inojin yang membawa kotak makan untuk keluarga Akimichi.

"Duh, kenapa dorong-dorong sih?" protes Inojin saat mereka sampai di depan rumah.

"Kupikir ibu dan ayah perlu waktu berdua. Ayo kita beri kesempatan."

Inojin baru menyadari, lalu menyetujui ide adik perempuannya.

Mereka berpisah di persimpangan karena rumah keluarga Nara dan Akimichi berada di arah yang berbeda. Chie berpapasan dengan Shikadai yang baru saja pulang dari mini market. Ia mengangkat kotak makanan yang dibawanya, "Dari Ibu."

"Masuklah." Shikadai berjalan memimpin dan memasuki rumahnya.

"Permisi."

"Ibu, ada Chie datang."

Temari langsung melongokkan kepala, "Oh, Chie! Sini masuk."

Obrolan singkat, ia izin undur diri karena harus mengantarkan makanan berikutnya. Sebelum pulang, ia dibekali dengan makanan yang dibuat Temari sendiri dengan dibantu Shikadai dan Shikamaru. Meski sebenarnya tidak banyak membantu juga sih.

Chie bertemu dengan Inojin di persimpangan jalan tempat mereka berpisah tadi. Melihatnya membawa tas jinjing yang berbeda, membuat mereka sama-sama mengerti apa yang terjadi. Mereka tertawa lalu kembali ke rumah. Ronde kedua, mereka mengantarkan makanan untuk guru penanggung jawab tim masing-masing. Tempat yang lebih jauh tapi tidak memakan waktu lebih lama dari yang sebelumnya.

Terakhir dan yang paling berkesan, mereka mengantarkan untuk rekan satu tim Chie. "Aku ke Haniko, ya. Biar Inojin ke tempat Sakura-san."

"Inojin, Chie, kembalilah sebelum makan malam!" pesan ibunya sebelum mereka bertolak.

"Baik," jawab Inojin dan Chie bersamaan.

"Aku ke Haniko, nanti kamu tunggu di rumah Sakura-san aja ya, kan aku lewati nanti pas pulang."

"Kenapa--"

"Bukunya tertinggal padaku!" sergah Chie sebelum Inojin menyelesaikan pertanyaannya. Padahal dalam hati, "Tentu saja! Agar kau dan Selery bisa berbincang lebih lama."

Saat sudah tidak bersama Inojin, Chie melangkah dengan ringan. Membayangkan lucunya saat Selery berusaha mengajak Inojin berbincang-bincang. Untuk kemudian berpikir Haniko mungkin belum makan malam, ia kembali mempercepat langkahnya.

Chie mengetuk pintu apartemen Haniko dengan berirama. Salah satu hal yang membuat Haniko langsung mengetahui siapa yang bertamu.

Saat sudah masuk dan duduk Chie menyodorkan kotak makanan yang disusun rapi, "Untukmu."

"Wah, terima kasih lho."

Chie tertawa, lalu menceritakan niatnya sebelum sampai di apartemen Haniko. Mereka tertawa, lalu Haniko mengingatkan, "Ini bukannya mengusir lho."

"Iya, aku paham," masih tertawa.

"Segera pulang, ibu dan ayahmu menunggu. Kurasa Selery sudah cukup mengobrol dengan Inojin. Sampaikan terima kasihku untuk ibumu, ya."

Chie melambaikan tangan, berpamitan.

Sementara Inojin sudah ke sekian kali melirik jam dinding. Lima belas menit sebelum makan malam. Ia sudah di kediaman keluarga Uchia sejak setengah jam yang lalu. "Bukankah ia terlalu lama di rumah Haniko?" ucap Inojin dalam hati.

Ia menjelaskan alasannya, lalu pamit pada keluarga Uchiha. Mereka mengucap terima kasih dan menitipkan salam untuk ibunya. Inojin berjalan menjauhi rumah itu.

Inojin mendapati Chie saat ia baru tiga meter dari pagar rumah keluarga Uchiha. "Kayaknya kamu keasyikan ngobrol sama Haniko, ya."

"Oh, iya, hehe."

Inojin langsung berbalik dan berjalan pulang lebih dulu. Chie mengikuti dengan jarak dua langkah. Karena pencahayaan jalan yang kurang baik, Inojin tidak melihat raut wajah Chie yang memucat.

"Akhirnya sampai juga." Inojin melepaskan sepatu dan meletakkan di rak sepatu.

"Selamat datang para kurir. Terima kasih atas kerja keras kalian hari ini." Sai menyambut.

"Eh?"

Mendengar suara Ino yang sedikit aneh, Sai menoleh ke sumber suara.

"Kok kamu pucat?" tatapannya jatuh pada Chie.

"Nggak apa-apa, Bu. Cuma efek angin malam aja kok, tadi aku mengantar orang yang tersesat di jalan."

Ino menerima alasan putrinya, "Ayo Chie, Inojin. Hangatkan tubuh kalian. Makanannya baru keluar dari microwave nih."

Trio Kwek-kwekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang