Tahun Baru

10 1 0
                                    

Cuaca musim dingin akhir tahun memang sering tidak bersahabat. Dengan pakaian tebal, Chie berjalan menuju apartemen Tenten. Ia mempercepat langkah, ingin segera menghangatkan badan di dalam kotasu.

Sampai di depan pintu apartemen Tenten, Chie menekan tombol bel. Saat pintu terbuka ia segera masuk. Hawa hangat menyapa lembut kulit Chie. Selery dan Haniko sudah duduk di dalam kotasu dengan nyaman.

Setelah menggantung mantelnya di sudut ruangan, Chie segera bergabung ke dalam kotatsu. "Ah, hangatnya," ujarnya sambil meletakan kepala di atas meja.

"Chie kok telat?"

"Maaf ya, tadi aku pulang ke rumah sedikit telat. Jadi mepet banget ke sininya."

"Dia tepat waktu kok," Tenten membenarkan sambil menuang minuman hangat.

"Kamu masih lari? Bahkan di malam tahun baru?" Haniko mengerutkan alis.

"Iya."

"Jangan memaksakan diri, lho," Tenten mengingatkan.

Chie tersenyum, "Kalian gak usah khawatir, aku tau batasan tubuhku, kok. Tenang aja," mengacungkan ibu jari.

"Eh, katanya Ino-Shika-Cho kumpul di rumahmu. Betul begitu?" Selery bertanya.

"Iya, kenapa? Mau join?" Haniko menatap jahil.

"Ng-nggak gitu."

Sambil melambai, Chie menjawab, "Lagian Paman Shikamaru dan Paman Choji juga datang. Ino-Shika-Cho dua generasi."

"Woah, hebat!"

"Kamu gak ikut kumpul sama mereka?" Tenten menyodorkan gelas berisi minuman hangat pada Chie.

Ia menerima gelas yang disodorkan Tenten, meneguk isinya setengah, "Ah, nggak. Aku bukan bagian tim dari mereka sih. Lagian aku ada tim juga, di sini." Air hangat nan manis itu mengalir di tenggorokannya, lalu perlahan turun menuju lambung. Mengusir dingin yang hampir membuat perutnya kram.

Mereka mengangguk satu-dua.

Tanpa terasa, jarum jam berputar dua kali hingga sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Mereka bahkan tidak menyadari karena asyik mengobrol dengan topik berganti-ganti.

Di atas meja ada beberapa buah jeruk yang Haniko bawa. Padahal Tenten juga menyediakan. Jadilah jeruk milik Tenten disimpan untuk dimakan belakangan. Haniko sekali lagi mengupas jeruk di depannya, memasukkan sepasi buah jeruk ke dalam mulut, lalu mengunyah.

"Apa kalian lapar?" tanya Tenten.

"Um!" ada yang menjawab cepat, siapa lagi kalau bukan Haniko yang sejak tadi terus menyuap jeruk. Selery juga mengangguk.

"Kalo gitu aku pesan makanan aja, ya." Tenten meraih gawai dan menghubungi kedai makanan. Untuk kemudian menghela nafas, "Kedainya lagi ramai, banyak yang pesan. Kemungkinan makanan kita akan diantarkan lebih lama. Gimana?"

"Gak apa-apa."

"Aku tidur dulu deh, nanti kalo makanannya sampai bangunkan, ya!" Chie masuk kotatsu lebih dalam, menyisakan kepalanya di luar.

"Gak tidur di kamar aja?"

"Nggak usah, nanti kalo di kamar aku malah pulas betulan."

Hening. Menyisakan Chie yang mulai dalam memasuki gelombang tidur REM.

 Menyisakan Chie yang mulai dalam memasuki gelombang tidur REM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trio Kwek-kwekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang