Confession

0 0 0
                                    

"Seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga... Seribu sembilan ratus sembilan puluh empat..."

Seorang gadis berambut kuning menghantamkan pedang kayunya pada salah satu pohon di hutan Konoha sembari berhitung. Keringat sudah bercucuran di dahinya namun ia tidak boleh berhenti mengayunkan pedang kayunya sebelum hitungannya mencapai dua ribu.

Ia sedang menunggu dua kawannya—Selery dan Chie— untuk latihan bersama, tetapi sudah menjadi kebiasaannya untuk datang lebih awal dari teman-temannya supaya ia berlatih sendiri. Sebenarnya sudah dari sekitar tiga puluh detik yang lalu ia merasakan hawa keberadaan seseorang tepat di belakang. Jika itu memang Chie ataupun Selery biasanya mereka akan segera melancarkan aksi kejahilan mereka—tetapi sekarang tidak ada reaksi apapun yang ditunjukkan sosok di belakangnya.

Siapa lagi yang akan datang ke sini selain mereka berdua? Pikir Haniko enteng. Maka dari itu, kali ini ia yang akan menjahili mereka dengan mengayunkan pedang kayunya ke belakang pada hitungan terakhirnya.

"Seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan... Dua ribu—"

Haniko terkesiap ketika ayunan pedang kayunya ditangkap baik dengan tangan kosong oleh sosok yang ternyata bukan Selery maupun Chie, melainkan Mitsuki—pemuda yang ia suka. Ia lupa bahwa hutan Konoha ini bisa dikunjungi oleh siapa saja, tak terkecuali oleh putra dari Orochimaru salah satu Sannin yang melegenda itu. Sontak wajah Haniko kini senada dengan pita merahnya.

"Maaf, apa aku mengganggu?" tanya Mitsuki yang masih mempertahankan senyumnya dengan tangannya yang perlahan menurunkan pedang kayu milik gadis di hadapannya.

"Ti-Tidak sama sekali! Ma-Maaf, kukira Chie atau Ri-chan yang sedang berdiri di belakangku..." Haniko gelagapan, ia merasa sudah tidak punya wajah untuk berhadapan dengan Mitsuki saat ini. Berbeda dengan Haniko, Mitsuki hanya tersenyum—sungguh ia merasa tidak apa-apa atas serangan dadakan gadis itu.

"Tidak biasanya Mitsuki datang ke sini," Haniko memulai obrolan untuk melawan rasa canggung karena kejadian barusan.

"Sarada memerintahkan aku dan Boruto berkumpul di sini untuk latihan." gadis bercepol dua itu hanya ber-oh-ria mendengar jawaban Mitsuki. "Dan sepertinya timmu juga akan latihan di sini juga?"

"Iya, besok timku akan menjalankan misi rank A untuk pertama kalinya!" kali ini Haniko begitu antusias seolah melupakan kejadian yang membuatnya begitu malu beberapa saat lalu. "Makanya aku semangat sekali latihan kali ini!"

Kali ini senyum Mitsuki semakin mengembang karena aura positif yang dipancarkan Haniko. "Kau dan timmu pasti bisa menjalankannya."

Mendengar kalimat penyemangat dari sosok yang ia suka tentu saja membuat perasaan senangnya membuncah sampai-sampai Haniko tidak bisa menahan senyum lebar dan semburat merah di pipinya. Namun sedetik kemudian raut wajah Haniko datar, muncul sesuatu di benaknya. Kini ia menunduk sambil menimbang-nimbang sesuatu yang sering ia pikirkan akhir-akhir ini.

"Ada apa?" tanya Mitsuki merasa aneh dengan perubahan raut wajah Haniko yang begitu cepat, tidak biasanya.

Haniko mulai mengangkat wajahnya perlahan dan mata safirnya begitu hati-hati menatap wajah di hadapannya, ini semakin membuat Mitsuki heran dengan gadis itu.

"Besok misi rank A pertamaku dan bisa saja besok aku mati," ujar Haniko dengan tatapan kosong. "Jadi aku akan mengatakannya sekarang, satu kali saja dalam hidupku."

Mitsuki bergeming membiarkan Haniko melanjutkan apa yang ingin gadis itu sampaikan. Keadaan hening ini hanya membuat degupan jantung Haniko berpacu lebih cepat dari sebelumnya dan ia berharap pemuda di hadapannya tidak menyadarinya.

"Aku menyukai Mitsuki!" Haniko menutup matanya rapat-rapat karena takut melihat reaksi Mitsuki atas pengakuan yang baru saja ia utarakan. Jantungnya berdetak kencang sehingga gadis itu merasa sedikit sesak pada dadanya. Demi Tuhan, ada sedikit perasaan menyesal sedetik setelah mengucapkan kalimat barusan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trio Kwek-kwekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang