one

3.8K 234 24
                                    

Roseanne Park, wanita yang terlahir kaya raya tapi sangat membenci kemewahan. Dia rela pergi dari rumah buat menemukan hidupnya sendiri, apakah orang tuanya peduli? Jawabannya nggak. Jangan pernah bilang dia malang! Jika boleh dan nggak berdosa, Roseanne nggak akan mengakui kedua orangtuanya masih ada. Terdengar sangat jahat memang

Keluarganya masih utuh, ayah, ibu, dan kakak wanitanya bernama Alice yang juga keluar dari rumah karena muak dengan kedua orangtuanya. Ya! Mereka memang kaya raya tapi miskin akan kasih sayang, bukankah seharusnya keluarga itu saling menyayangi dan membahagiakan?

Kebahagiaan orang tua Roseanne adalah uang bukan anak mereka Alice ataupun Roseanne sendiri. Disaat orang tua lainnya diluar sana mati-matian bekerja untuk menghidupi anak mereka, orang tua Roseanne berbeda. Enggak, maksudnya mereka memang menghidupinya tapi apakah cukup jika setiap hari dicegoki dengan uang?

Alice maupun Roseanne nggak butuh itu, mereka cuma butuh di perhatikan dan di sayang seperti anak pada umumnya. Ada yang bilang kalau menjadi kaya raya sangat menyenangkan, tapi sayangnya itu nggak berlaku untuk Roseanne. Ayah ataupun ibunya selalu pergi keluar dan jarang menginjakkan kaki dirumah, seolah rumah adalah tempat paling tidak diinginkan oleh mereka.

Roseanne pikir keluarga seperti ini cuma ada dalam televisi, tapi ternyata keluarganya sendirilah yang menjadi contoh dikehidupan nyata. Bahkan saat Alice belum memutuskan buat tinggal sendiri, saat wanita itu sakit bukan orang tuanya yang ada disampingnya tapi pelayan di rumah. Memang ayahnya menelfon tapi bukan untuk pulang dan melihat kondisi anaknya

Menyuruh Alice dibawa kerumah sakit lalu dengan tidak berperasaan mengirim uang, Roseanne dan Alice muak karena itu. Selalu uang, uang, dan uang bahkan rasanya kebahagiaan mereka juga diserahkan pada uang, faktanya memang bahagia butuh uang tapi apakah segalanya harus tentang uang?

Roseanne bahkan beberapa kali meminta pada Tuhan agar ayahnya bangkrut dan jatuh miskin. Well, apa nggak cukup kekayaan mereka sekarang sampai-sampai dituntut menghabiskan waktunya dengan pekerjaan dan menelantarkan anak mereka. Baiklah sekarang kita bergabung bersama Roseanne dan beberapa temannya

"Jadi kapan kita nyuri dirumah orang kaya waktu itu?" Tanya Roseanne sambil memperhatikan seulgi yang tengah sibuk dengan sebatang rokok di tangannya.

Pada kenyataannya Roseanne bekerja sebagai pencuri. Inilah hidupnya, berada ditengah-tengah lingkungannya yang sekarang jauh lebih baik dan nyaman. Tapi pertanyaannya, apakah pantas perbuatan kriminal itu disebut pekerjaan?

Sudah hampir tiga tahun Roseanne seperti ini, daripada dia harus mati kelaparan lebih baik bekerja seadaanya toh teman-temannya disini juga sangat amat menerimanya. Jika ditanya apa orangtuanya mengirim uang padanya atau tidak tentu saja jawabannya iya, awalnya Roseanne menolak tapi pada akhirnya dia menerimanya

Nggak! bukan untuk kepentingannya tapi uang kiriman ayahnya itu ia sumbangkan pada sebuah panti sosial seluruhnya. Hasil curiannya sudah cukup untuk menghidupi dirinya, dia tidak butuh uang dari orangtuanya.

"Orang tua lo juga kaya kan, gimana kalo nyuri disana?" Jawab seulgi dengan kepulan asap keluar dari mulutnya. BLACK begitu cara mereka memanggil kelompok mereka, ada lima anggota didalamnya. Jeongyeon sebagai pemimpin, seulgi mencari tau segala informasi tentang tempat tinggal yang sedang di tinggal pemiliknya, sedangkan Krystal, Lisa, dan Roseanne sebagai pelengkap.

"Ya lakuin aja" balas Roseanne.

"Lo nggak nahan kita?" Tanya seulgi lagi

"Buat apa?" Seulgi tampak mengangkat kedua ujung bibirnya lalu memperhatikan ketiga temannya bergantian

"Wow wow wow Roseanne Park lo bakal jadi anak durhaka" imbuh Jeongyeon lalu disambut tawa kecil dari rekan yang lain sedangkan Roseanne tampak nggak perduli dan masih memasang wajah datarnya.

"Wow wow wow Roseanne Park lo bakal jadi anak durhaka" imbuh Jeongyeon lalu disambut tawa kecil dari rekan yang lain sedangkan Roseanne tampak nggak perduli dan masih memasang wajah datarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roseanne menekan angka tujuh diantara banyak angka yang berbaris di hadapannya, ini udah larut dia bakal pulang ke apartemennya buat istirahat. Hari ini melelahkan, aksi pencuriannya tadi hampir saja gagal dan mereka akan tertangkap jika Jeongyeon dan dirinya nggak segera nolongin Lisa yang nggak sengaja terkena tembakan dari polisi yang berpatroli, beruntung mereka bisa menyelamatkan diri.

Roseanne ngelirik seorang wanita asing tengah mengotak-atik sesuatu di depan pintu, tampaknya wanita itu juga baru pulang dari bekerja, sama seperti Roseanne. Bedanya dia berpakaian rapi dan Roseanne hanya mengenakan pakaian santai. Mata mereka bertemu sekilas dan wanita itu mencoba tersenyum seramah mungkin sebelum akhirnya hilang dari balik pintu, mungkin hanya formalitas sebagai tetangga.

Roseanne menekan password apartemennya, sejak kapan dia punya tetangga seperti wanita tadi? Seingatnya terakhir kali tetangganya adalah pria tua. Ah lupakan. Roseanne melihat jam dinding yang udah nunjukin pukul satu dini hari, dia segera masuk ke kamar. Menyambar handuk yang menggantung di dekat pintu lalu membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

Nggak selang beberapa lama Roseanne keluar dengan rambut basah kuyup tak lupa sebuah handuk dikepala. Roseanne membanting tubuhnya ke ranjang, meregangkan otot-otot ditubuhnya sekilas lalu memejamkan matanya, dia benar-benar lelah tulang-tulangnya rasanya akan patah kalau nggak segera disiratahatkan.




 Roseanne membanting tubuhnya ke ranjang, meregangkan otot-otot ditubuhnya sekilas lalu memejamkan matanya, dia benar-benar lelah tulang-tulangnya rasanya akan patah kalau nggak segera disiratahatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Gue nulisnya modal nekat banget serius :)

NEVER TO LATE | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang