ten

1K 198 53
                                    

Long time no see, maaf ya tugas ku posesif bgt kak serius...
































Jennie buka matanya perlahan, kepalanya gerak dikit tapi langsung pusing banget. Di pijat bentar pangkal hidungnya sambil pelan-pelan ubah posisinya jadi duduk, merasa kesadarannya udah ngumpul dia mulai merhatiin sekitar netranya menemukan sesuatu yang asing; dari mulai seprai, pajangan dinding dan keadaan di dalam sana

Bisa Jennie pastikan jika dia memang nggak lagi di apartemennya. Selanjutnya Jennie ngelihat dirinya sendiri  tapi tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, memorinya kembali berputar saat Presdir di kantornya memaksa untuk mengantarnya pulang setelah lembur.

Jennie memejamkan matanya, pria kurang ajar itu hampir saja merenggut segalanya. Dia ingat saat pria itu menyentuhnya, mengendus tubuhnya, mengusap surainya, mencium wajahnya lalu menarik kemejanya. Jennie secepatnya menggeleng dan meringkuk memeluk kedua kakinya.

Sebuah buliran bening merosot di pipinya, seandainya Jennie nggak nendang orang itu dan berhasil kabur apa yang akan terjadi? Enggak! Itu emang nggak boleh terjadi. Dia juga ingat saat Roseanne lah yang menjadi penyelamatnya

Perkelahian, hujan, guntur, darah, dan air mata. Semuanya benar-benar membekas di kepala Jennie apalagi saat Roseanne membuatnya nggak sadarkan diri, katakan pada Jennie jika itu hanya mimpi buruknya tapi melihat keadaannya yang nggak baik-baik saja membuat Jennie sadar kalau semuanya memang bukan mimpi belaka.

"Jennie" kepalanya terangkat, mengusap air matanya lalu mundur untuk memberi jarak pada seseorang yang baru aja datang

"No, no, no, jangan takut" Roseanne justru mengikis jarak diantara mereka, Jennie turun dari ranjang mencoba untuk pergi tapi langkahnya nggak jauh lebih lebar dari Roseanne yang sekarang udah berhasil nangkap dia.

"Aku mau pulang"

"Lo tetep disini, biar gue jelasin semuanya. Gue janji gak bakal celakain Lo" ada yang berontak disana. Roseanne narik tangan Jennie, buat punggung wanita itu nabrak tubuhnya dan langsung meluk Jennie dari belakang. Roseanne mengunci pergerakkannya

"Lepasin aku mau pulang!" Jennie makin berontak tapi percuma dia nggak sanggup.

"Nggak sebelum lo denger penjelasan gue. Pasti sekarang lo bertanya-tanya makhluk apa gue sebenernya kan? Gue tau Jennie, jadi biarin gue jelasin semuanya" kalau boleh jujur Jennie mulai takut sama Roseanne, apa dia bisa baca pikiran orang?

Emang kenyataannya Jennie bener-bener bertanya siapa tetangganya ini sebenernya? Kejadian semalam sama sekali nggak masuk akal gimana bisa mata manusia berubah bahkan luka separah itu bisa sembuh hanya dalam hitungan detik, mustahil.

Jadi Roseanne itu siapa? Siluman? Manusia serigala? Vampir? Atau apa? Percaya hal itu sama saja kuno kan? Kalaupun ada di jaman sekarang makhluk seperti itu pasti hanya dalam televisi di sebuah film.

"Lepas atau nggak ada yang perlu di dengerin?" Roseanne lepasin pelukannya tapi enggak dengan genggaman tangannya

"Aku nggak bakal kabur" Tapi pikiran Roseanne mengatakan sebaliknya.

Dia cuma nggak mau kalau Jennie takut, Roseanne nggak mau kalau orang-orang ngejauhin dia gara-gara satu hal yang entah ini lebih pantas disebut kekurangan atau kelebihan.

Roseanne narik Jennie, dia nurut walaupun sejujurnya agak takut. Jennie duduk di ranjang sedangkan Roseanne milih duduk di bawah dan beneran ngasih jarak sama seperti apa yang Jennie mau

"Gue nggak tau mulai ngejelasin dari mana, yang jelas gue cuma nggak mau orang di sekitar gue ngehindarin gue karena satu hal ini. Di pandang berbeda itu nggak enak J, jadi gue harap setelah ini lo tetep mau temenan sama gue" Roseanne miringin badannya, merogoh sesuatu dari dalam nakas

NEVER TO LATE | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang