Siang ini saat hendak pulang sekolah Zo mendapat notifikasi dari kakaknya Zaidan, Ze tidak bisa menjemputnya karena masih ada kegiatan di kampusnya. Alhasil di saat teman-temannya sudah pada pulang, Zo masih berdiri disini di depan gerbang sekolah berharap ada ojek yang lewat. Sebenarnya Zo bisa saja pesan ojol, masalahnya ia tak punya aplikasinya.
Zo menutup kepalanya yang kepanasan menggunakan tasnya, disini panas sekali wajar saja ini jam 1 siang. Sengatan matahari terasa menusuk di kulit Zoya. Zo mengangkat kepalanya saat mendengar suara deru motor mengarah padanya.
"Kok belum pulang Zo ?" Abi menghentikan motor sekuternya di hadapan Zoya
"Kak Ze gak bisa jemput, aku lagi nyari ojek nih"
"Pulang bareng gue aja" Abi mengarahkan dagunya ke belakang
"Rumah gue kan jauh dari sini, gak searah juga sama lo" cicit Zoya
"Maka dari itu aku anterin kamu" Abi tersenyum sambil mengambil alih tas yang ada di kepala Zoya.
Zo yang tak paham maksud Abi masih tetap berdiri di tempatnya sambil menautkan kedua alisnya bingung.
"Ayo buruan, keburu gosong disini" ujar Abi menyadarkan Zoya.
Tak mau ambil pusing, Zo menuruti Abi dengan langsung duduk di kursi penumpang. Lagian ini kesempatan emas, ia tak boleh melewatkan waktu berduaan bersama Abi.
Duduk berdempetan dengan Abi seperti ini membuat jantung Zo kembali berdetak kencang. Abi yang menyadari kegugupan Zo, sengaja menarik kedua tangan Zo agar melingkar di pinggangnya.
"Jangan tegang aku gak bakal ngebut bawa motornya"
Gue tegang karena Lo bego, suka banget bikin gue baperan. Batin Zoya
Belum sampai di rumah, tapi malah gerimis. Secepat itu cuaca berubah. Cuaca memang susah di tebak, sama kayak si Abi yang kadang manis kadang dingin. Rintikan kecil gerimis dengan cepat berubah menjadi tetes-tetes besar air yang membasahi tubuh Zo dan Abi. Sialnya lagi Zo punya alergi dingin, air hujan yang ditambah angin kencang pasti akan menimbulkan rasa gatal serta ruam merah di kulit zo.
Hujan yang semakin deras membuat Abi menghentikan motornya di sebuah ruko yang ditutup. Abi memperhatikan tingkah Zo yang tampak gelisah tak nyaman, bahkan Zo menggaruk-garuk lehernya.
"Kenapa Zo" tanya Abi khawatir
Zo hanya menggeleng sambil menampilkan sebuah senyuman.
"Badan lo kok merah-merah ?"
"Iyaa, gue alergi dingin"
"Kenapa gak bilang dari tadi, jaket gue basah lagi" Abi melepas jaketnya dan menyampaikannya di bahu Zoya. Zo juga tidak menolak, dari pada alerginya makin parah juga.
Zo tersentak ketika Abi mengambil kedua tangannya, ia segera menarik kembali tangannya tapi Abi memegang semakin kuat. Abi menggosok-gosok kedua
telapak tangan Zo."Biar anget Zo" ujarnya sambil tetap menggosok kedua telapak tangan Zoya.
Kalau begini perlakuan Abi, sudah pasti Zo dibikin baper setengah mati. Apa ini pertanda baikbagi Zo ? Bolehkah Zo menaruh harapan pada Abi ?
Cukup lama mereka berada di tempat ini, sebelum hujan akhirnya reda dan meraka bisa melanjutkan perjalanannya. Sampai di rumah Zo, Abi kembali mengenggam tangan zo.
"Masih dingin, entar mandi pake air hangat Zo" Saran Abi pada Zo
Zo mengangguk menyerahkan kembali jaket milik Abi, kemudian segera berlari masuk rumahnya. Di dalam rumah bunda zo sudah menunggu di ruang tengah. Bundanya yang tampak panik langsung menghampiri Zo.
"Zaidan mana, kamu pulang sendiri ?"
"Kak Ze gak bisa jemput Zo, tadi aku dianter sama temen Bun"
"Dasar tu si Zaidan. Kenapa gak telpon bunda aja ?"
"Emang bunda bisa bawa kendaraan ?" Zo bertanya kembali pada bundanya
"Enggak sih,bunda bisa kirim ojek buat kamu. Tapi udahlah yang penting kamu baik-baik aja. Sekarang kamu bersih-bersih gih, alergi kamu udah kambuh ni. Bunda siapin air hangat dulu" Bundanya segera berlalu ke dapur memasak air hangat
Sambil menunggu air hangat, Zo berniat untuk rebahan sebentar di kamarnya. Tanpa melepas pakaiannya Zo langsung menghempaskan diri ke kasur, menarik selimut sebatas dada. Ia sempat menscrol ponselnya, bermain sosial media melihat postingan teman-temannya samalah seperti remaja lainnya.
Ting
Ketika Zo tengah asik dengan sosial medianya, sebuah chat masuk ke hpnya. Ia membuka isi chat itu, betapa bahagianya Zo ketika tahu Abi yang mengirimkan chat untuknya.
Udah baikan kan ? Merag-merahnya udah hilang ?
Zo merasa senang ternyata Abi menaruh perhatian untuknya.
Gue gak papa kok, udah biasa kayak gini.
Setelah mengirim pesan itu, terlihat Abi segera mengetikkan sesuatu. Mungkin pesannya agak panjang, butuh waktu lama Zo menunggu pesan Abi. Namun beberapa saat Abi terlihat berhenti mengetik, tergantikan dengan dering panggilan. Abi menelpon Zoya, bukan telpon melainkan panggilan video. Zo segera bangkit dari tidurnya, bingung apa dia harus mengangkat panggilan Abi ? apalagi kondisinya seperti ini. Berantakan sekali. Ia mengikat kembali rambutnya, kemudian merapikan anak rambutnya sebelum mengangkat panggilan video Abi.
"Hi" ucap Zo ragu
"Lama banget angkatnya"
"Sorry, tadi gue toilet bentar. Emang kenapa lo telpon gue ?"
"Gue cuma mau mastiin keadaan lo. Lo tu gak boleh anggap remeh alergi lo, gue baca artikel di internet kalau alergi dingin itu bisa berbahaya, apalagi sampe ke tenggorokan. Lo gak bakal bisa minum air trus lo bisa mati"
Zo merasa lucu mendengar ocehan panjang lebar Abi mengenai alergi dingin. Sejauh ini dia belum pernah mengalami hal yang dijelaskan Abi. Berlebihan sekali anak ini.
"Ngapain lo senyum-senyum ! Gue serius Zo"
"Iya-iya, tapi gue bener gak papa kok. Bisa liat sendiri kan ?" sahut Zo meyakinkan Abi.
"Gue cuma gak mau lo anggep enteng penyakit lo. Apapun sakitnya pasti bahaya kalau dibiarin aja"
"Gila lo, gue gak penyakitan !"
"Maksud gue tu.."
"Udah ya, bunda manggil. Gue mandi dulu" ucap Zo memotong pembicaraan Abi.
"Yaudah sana cepet mandi, inget pake air hangat" lagi-lagi Abi memperingati Zo.
"Iya bawel" sahut Zo seraya mematikan ponselnya.
Usai mengakhiri panggilannya dengan Abi, Zo menatap ke arah ponselnya. Tak menyangka kedekatannya dengan Abi berkembang pesat. Zo tersenyum kemudian memeluk ponselnya.
"Cepetan Zo, keburu dingin airnya" teriakan bundanya mengakhiri sesi baper Zo.
"Iya bunda, Zo ambil handuk dulu" Zo segera pergi ke toilet menuruti perintah bundanya, dari pada ia kena amukan bundanya.
Aku baru bisa update ni, meski yang baca ceritaku dikit tapi gak apalah. Aku tetep seneng bisa nulis, semoga ke depannya semakin banyak yang mampir ke lapakku.
Follow aku disini
Jangan lupa vote dan komennya juga 😁
See you next part

KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Bukan Cinta
Novela JuvenilZoya yang tak bisa melupakan cinta pertamanya dengan Abi, teman sekelas sewaktu SMP. Dua tahun telah berlalu kini ia kembali dipertemukan dengan Abi, kali ini Zoya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menunjukkan perasaannya pada Abi. Hari dem...