"Bangun Zo"
"Ngapain sih lo di dalam ?"
Suara gedoran pintu terdengar hingga mengusik tidur Zoya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan kakak laknatnya itu. Bukannya bangun Zo malah kembali merapatkan selimutnya sembari menutup telinganya dengan bantal, agar tidak mendengar teriakan kakaknya dari luar.
"Zo gue hitung sampe 5, kalau masih gak keluar gue nobrak ni pintu."
"Denger gak sih lo !!"
"Ahhh bodo amat. 1, 2, 3,.."
Baru hitungan ke tiga Zo segera bangun lalu membuka pintu kamarnya. Meski samar, karena baru bangun tidur. Zo bisa melihat kakaknya telah rapi dengan baju kaos dan celana trening tidak lupa dengan sepatu olahraganya juga.
"Ngapain sih pagi-pagi gangguin orang ?"
"Masih pagi ? Ini udah jam 9 Zo. Sekarang lo cuci muka trus ganti baju temenin gue jogging"
"Gue gak ikut" Zo kembali menutup pintu kamarnya namun ia kalah cepat dari kakaknya. Zaidan segera menarik pintunya hingga menampakkan seluruh isi kamar Zoya.
"Pokoknya lo harus ikut, lari pagi tu bagus buat kesehatan adikku sayang" Ujar Zaidan merayu Zoya.
"Ikut aja Zo, kamu udah lama gak olahraga" Kini ayahnya juga ikut menimpali.
Zo menghela nafasnya panjang, percuma berdebat Zaidan apalagi sekarang ayahnya berpihak pada Zaidan.
"Yaudah, siap-siap dulu"
"Gak pake lama ya Zo, keburu siang nanti panas"
"Hmm"
Zo kembali masuk ke kamarnya, ia harus cuci muka dan mengganti pakaiannya.
Tidak butuh waktu lama untuk Zo bersiap-siap, jika tidak kakaknya itu pasti akan kembali ke kamarnya dan memarahinya. Sebelum keluar Zo sempat melihat pantulan dirinya di cermin. Meski cuma lari pagi Zo harus tetap menjaga penampilannya. Siapa tahu dia akan bertemu dengan Abi.
Disinilah sekarang mereka berada, di sebuah taman yang berada di kompleknya. Zo mendesah saat sudah berada di tempat ini sementara kakaknya tengah asik melakukan pemanasan.
"Gini Zo" ujar kakaknya memperlihatkan gerakan melipat salah satu kakinya, berdiri menggunakan satu kaki.
Dengan malas Zo, mengikuti gerakan yang diperagakan kakaknya. Tumben sekali kakaknya ini semangat, sampai lompat-lompat segala lagi.
"Zo sekarang kita lari" Zaidan sudah lari mendahului Zoya, tapi Zo masih berdiri di tempatnya sambil berkacak pinggang.
"Cepetan!" Perintah kakaknya
Lagi-lagi ia harus menuruti kakaknya, dengan gerakan pelan zo mulai melangkahkan kakinya mengikuti kakaknya.
Baru dua putaran Zo merasa sudah sangat letih sekali. Ia menyeka keringat di dahi dan pelipisnya, kemudian mencoba menghampiri kakaknya.
"Gue mau beli minum dulu, haus. Lo terusin aja"
"Baru juga bentar. Payah lo"
Niat hati ingin membeli air mineral biasa, namun perhatian Zo teralihkan oleh suara penjual es krim di sebrang jalan. Tanpa pikir panjang Zo berjalan ke arah sebrang jalan untuk membeli es krim. Tak peduli belum sarapan dan masih pagi Zo tidak akan bisa menolak pesona es krim. Es krim vanila adalah rasa kesukaannya.
"Bang vanila satu" ucap Zo ke pedagang es krim
"Vanila abis neng, yang lain mau? Strawberry, coklat, mangga, jeruk, duren juga ada"
"Yahh...saya sukanya vanila bang. Gak jadi deh bang"
Pupus sudah harapan Zo yang ingin menyantap es krim vanila kesukaannya. Saat hendak pergi, sebuah suara menginterupsi terdengar dari arah samping Zo.
"Masih pagi udah mau es krim aja"
Zo menoleh ke arah sumber suara, ia mendengus saat melihat siapa orangnya. Ia enggan untuk membalas dan memutuskan untuk pergi. Belum sempat ia melangkah, tangannya sudah dicekal oleh laki-laki di sampingnya.
"Kurang ajar !" Desis Zoya
"Maaf ya mbak cantik, ini handuknya jatuh" laki-laki itu menyerahkan handuk yang dibawa Zo tadi.
Zo melihat ke arah bahunya, ternyata benar handuknya jatuh. Tanpa mengucapkan sepatah kata, Zo menerima handuk itu dengan kasar.
"Sama-sama" Ucap lelaki itu.
Zo kembali berlari, berharap bisa menemukan kakaknya Zaidan. Zo memang sangat tidak suka dengan laki-laki yang sok SKSD. Meski sudah pergi menjauh dari lelaki itu, Zo masih bisa merasakan tatapan laki-laki itu masih mengarah padanya. Untung di depannya ada sebuah pohon besar, ia segera berbelok ke arah pohon itu dan bersembunyi disana.
Dengan ragu, ia mengintip dari balik pohon melihat keberadaan laki-laki itu. Sialnya Zo yang malah terciduk saat sedang mengintip tiba-tiba tangannya digigit semut sontak Zo menjerit dan mengehempas-hempaskan tangannya.
Suara cekikikan dapat Zo dengar dari kejauhan, ia menolehkan wajahnya ke arah depan dan tampaklah laki-laki itu sedang tertawa sambil memegang perutnya. Zo yang tak mau kalah menantang laki-laki itu lewat tatapannya, ia membesarkan bola matanya mendelik ke arah lelaki itu.
Bukannya takut laki-laki itu juga berbalik menatap Zo tak kalah menantang sambil menaik turunkan kedua alis tebalnya. Zo yang melihat tingkah lelaki itu memutar bola matanya malas.
"Ishhh, nyebelin"
Setelah berputar-putar mengelilingi taman ini, akhirnya Zo bisa menemukan kakaknya. Pantas saja kakaknya tak mencari Zo, rupanya dia sedang asik menggoda seorang perempuan yang jogging di taman ini.
"Sayang, kamu disini ?" Zo sengaja membuat suaranya semanja mungkin, sambil bergelayut di lengan kakaknya.
"Apaan sih lo" Zaidan segera menghempaskan tangan Zo agar menjauh darinya.
Parahnya lagi, perempuan yang digoda Zaidan tadi malah pergi meninggalkannya.
"Gara-gara lo ni, Aurel jadi salah paham"
"Aku kan anak baik kak" Ucap Zo dengan menyetel wajahnya agar terlihat sepolos mungkin.
"Gila lo !" Zaidan menoyor kepala Zoya dengan keras
"Ehhh lo tu yang gila ! Lo ngajak gue jogging biar bisa godain cewek tadi kan ?"
"Kalau iya kenapa ? Lagian Aurel itu gebetan gua"
"Halu" ucapnya Zo pelan
"Ngomong apa lo ?"
"Enggak kok. Itu..kita pulang aja udah capek ni, gue udah lapar juga"
Berhubung Zaidan juga lapar, ia tidak membantah adiknya. Meski sudah sampai di rumah, Zo masih tetap memanyunkan bibirnya kesal.
"Lo kenapa sih ? Muka ditekuk gitu, makin tambah jelek"
"Semua ini gara-gara lo !"
"Salah gue apa ?"
"Pikir aja sendiri" Sahut Zo sambil berlalu masuk ke dalam rumah. Sebenarnya Zo sedang kesal dengan laki-laki yang ia temui tadi. Semoga saja mereka tidak pernah dipertemukan lagi.
Hola......
Aku update lagi 😁
Tinggalkan jejak yaa, vote dan komennya tentunya
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata Bukan Cinta
Novela JuvenilZoya yang tak bisa melupakan cinta pertamanya dengan Abi, teman sekelas sewaktu SMP. Dua tahun telah berlalu kini ia kembali dipertemukan dengan Abi, kali ini Zoya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menunjukkan perasaannya pada Abi. Hari dem...