🐻

785 86 13
                                    

"Ingatlah bahwa kau hanya diberi waktu selama 49 hari. Pikirkan apa yang harus kau lakukan dengan mengingat peraturan yang ku berikan."

"Jangan mengecewakan ku."

"Tu-tunggu!"

Belum sempat Jaemin mengatakan apapun lagi, orang berjubah hitam dengan topeng yang menutupi seluruh wajahnya itu sudah terlanjur pergi menghilang, membuat pemuda Na itu harus bangun dari tidurnya dengan terpaksa.

Jaemin mendudukkan dirinya, menunduk dengan pikiran yang mulai berkecamuk. Entahlah, Jaemin mulai merasakan perasaan gelisah.

Menginjak hari ke-6 setelah semua yang terjadi, ia masih belum bisa memikirkan apapun untuk melanjutkan kehidupannya dan bagaimana akhirnya nanti.

Tanpa sadar Jaemin menghembuskan nafas panjangnya, yang langsung disahuti oleh seseorang yang rupanya daritadi ada di kamar itu. Jaemin lupa, saat ini ia sudah kembali ke dorm.

"Ada apa? Apa ada yang mengganggumu?" tanya Mark khawatir. Menunda kegiatannya merapihkan pakaian di lemarinya, Mark beralih duduk disamping Jaemin.

"Apa ada yang sakit?" lanjut Mark karena tidak kunjung mendapatkan jawaban apapun.

Jaemin menggelengkan kepalanya, berusaha mengatakan bahwa ia baik-baik saja. "Hanya mimpi buruk."

Mark tersenyum dan kembali berdiri, tangannya bergerak menepuk-nepuk pundak Jaemin. "Kalau begitu jangan khawatir, itu hanya mimpi."

"Setelah merapihkan pakaianku, aku akan pergi ke dorm 127. Apa kau ingin ikut?" lanjut Mark sembari meneruskan kegiatannya.

"Bukannya aku tidak mau, tetapi... Aku tidak begitu dekat dengan mereka." jawab Jaemin. Pemuda Na itu cukup sadar diri, dengan sikapnya yang pendiam dan tidak pernah berniat mendekati seseorang lebih dulu, membuatnya tidak begitu akrab dengan para Hyung-nya.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Mark berbalik dan bersandar pada lemarinya sembari tersenyum. "Kau mungkin tidak tahu, tetapi ketika kau tertidur dengan begitu lamanya di rumah sakit, anggota 127 bahkan WayV juga selalu berusaha datang untuk menjengukmu. Sayang sekali saat itu sangat terbatas. Mereka sedikit kecewa karena tidak bisa menemuimu."

Jaemin mendongak dengan tatapan berbinar. Ia tidak pernah menyangka akan hal ini. "Benarkah?"

༶•┈┈⛧┈┈•༶

Entah kenapa, Jisung selalu saja merasa bosan dimana pun dan kapan pun. Meski ada hal lain yang bisa ia lakukan, maknae dari grup idola NCT DREAM itu malah memilih untuk mondar-mandir di kamarnya. Lama-kelamaan Jeno yang melihat adiknya begitu jadi ikut pusing.

"Sebenarnya kau ini kenapa, Jisung?"

Jisung akhirnya berhenti, menoleh kepada sang Kakak kemudian menjawab, "Aku bosan, Hyung."

"Setelah berkali-kali aku mengajakmu untuk bermain game, kamu masih mengeluh bosan?" ujar Jeno yang sudah mulai jengah terhadap adiknya. Sedari tadi ia sudah berbaik hati mengajak Jisung bermain game bersamanya, ada Chenle juga yang bermain, tetapi maknae itu terus memberi penolakan.

"Itu karena aku juga bosan bermain game dengan Jeno-hyung."

"Benar-benar anak ini... Kenapa kau tidak pergi ke kamar Jaemin-hyung tersayangmu dan lakukan semua yang kau inginkan bersamanya?"

Jisung terlonjak mendengarnya, ia baru ingat bahwa Jaemin kini sudah kembali tinggal bersama mereka. Kenapa tidak ia ajak saja Hyung yang paling ia sayangi itu untuk bermain dengannya? Lagipula Jaemin tidak pernah menolaknya.

"Ide bagus. Terima kasih, Jeno-hyung." ujar Jisung dan lekas keluar dari kamarnya, meninggalkan Jeno yang kini sedang menggeleng-gelengkan kepalanya terheran.

49 Days || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang