Peperangan memberikan banyak arti bagi setiap orang. Ada yang merasa perlu menjadi pahlawan, ikut bertempur dan memperjuangkan kebenaran. Ada yang justru ikut bergabung ke pihak musuh, melawan kebenaran walaupun itu artinya terkadang kau juga harus melawan akal sehatmu. Ada pula yang memilih apatis dan hidup seolah-olah semua kekacauan di bumi bukanlah tanggung jawab mereka.
Kemenangan juga bisa dimaknai banyak arti. Perang dunia sihir yang untuk kedua kalinya dimenangkan oleh pihak cahaya beberapa waktu yang lalu itu membawa banyak perubahan bagi keluarga Malfoy.
Keluarga yang dulunya dijunjung tinggi di kalangan bangsa penyihir itu kini tak lebih dari keluarga yang harus menanggung hukuman. Kekalahan pihak gelap dalam perang sihir kali ini membuat mereka harus mempertanggungjawabkan ulah mereka.
Mereka yang juga dikenal sebagai Death Eater inner circle, sudah pasti akan dikenai hukuman yang cukup berat. Namun, pembelotan mereka di akhir perang membawa mereka ke sebuah kebaikan. Dengan kesaksian si bocah Potter di pengadilan bahwa para Malfoy membantunya dalam melawan Pangeran Kegelapan selama perang, keluarga Malfoy dijatuhi hukuman yang bisa dibilang lumayan ringan.
Lucius Malfoy, kepala keluarga Malfoy itu, tetap harus mendekam di Azkaban. Walaupun ia tidak aktif membela pihak gelap dalam peperangan terakhir, atau justru bisa dibilang membantu pihak light dengan melawan beberapa Death Eater, tetapi ia masih harus mempertanggungjawabkan tindakannya yang menyebabkan beberapa kerusuhan dalam proses kebangkitan Pangeran Kegelapan. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 1 tahun, cukup ringan jika dibandingkan dengan rekan-rekan sesama Death Eaternya yang lain.
Narcissa Malfoy, sang Lady Malfoy, diberi hukuman tahanan rumah juga selama setahun. Selama itu pula, kediaman Malfoy di bawah pengawasan kementerian sihir.
Dan satu-satunya pewaris Malfoy, Draco Malfoy, terbebas dari tuduhan apa pun. Ia dengan jelas berada di pihak cahaya saat terjadi peperangan terakhir di Hogwarts dan terbukti dalam tekanan serta ancaman mengenai keanggotaannya sebagai Death Eater.
Dan akhirnya, Draco kembali menamatkan pendidikannya di Hogwarts. Ia sebenarnya merasa tak perlu lagi bersekolah di sana. Namun, karena desakan ibunya, dan tentu saja ia tak mau terjebak di dalam kediaman yang diawasi penuh kementerian itu, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Hogwarts.
Kejatuhan kehormatan keluarganya juga sedikit banyak memberikan dampak bagi pamornya di sekolah sihir itu. Jika dulu ia dikenal sebagai Pangeran Slytherin, kini justru beberapa penghuni asrama ular tersebut dengan terang-terangan memusuhinya. Lebih tepatnya para siswa yang berasal dari keluarga Death Eater seperti keluarganya. Mereka menganggap ia pengecut dengan berkhianat kepada pihak gelap dalam peperangan terakhir. Namun, bukan Draco namanya jika ia menghiraukan ancaman-ancaman tersebut. Dengan wajah angkuhnya ia lewati saja cibiran-cibiran itu.
Dan satu lagi, jangan pikir bahwa ia tak lagi memiliki kekuasaan kini. Di tahun terakhir pendidikannya, ia justru menjadi Head Boy. Memang sudah tak diragukan lagi kemahirannya dalam berbagai pelajaran. Jadi, bisa dikatakan ia masih saja menjadi pemuda sombong, yang memiliki kekuasaan, dan sialnya tampan.
Kawan, kau tak akan bisa menyangkal yang terakhir itu. Ia sepertinya memang dilahirkan dengan ketampanan yang penuh. Wajah aristokratnya, dengan rahangnya yang tegas, tinggi menjulang, dan badannya yang atletis, tentu saja tak dapat dibantah lagi. Oh, dan jangan lupakan rambut pirang platinanya yang bersinar itu. Rambut khas Malfoy yang mampu menghipnotis banyak orang.
Sudah, sudah. Mari kita akhiri sesi mengagumi Malfoy itu sekarang. Bisa-bisa jadi makin mendongak saja kepalanya itu saat berjalan. Congkak maksimal.
Draco Malfoy beberapa waktu lalu telah sampai di Hogwarts dalam masa ajaran barunya. Dan lebih tepatnya ia sekarang sedang berada di Menara Astronomi. Menikmati malam dengan angin yang menembus kulitnya, ataupun memandang tenangnya danau hitam yang berada tepat di hadapannya. Jika kalian bertanya untuk apa ia berada di atas sana dalam malam gulita seperti ini, mari kita tanyakan langsung saja kepadanya. Baiklah, Draco, apa yang seb-
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomy Tower
FanfictionKehidupan setelah peperangan menunggu mereka semua. Harry Potter, pemuda yang dielu-elukan oleh seluruh kalangan penyihir di Britania Raya itu kini justru menemukan kegelisahannya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu bersarang di kepalanya. Ke...