Kesunyian kini menyelimuti keduanya, Draco Malfoy dan Harry Potter yang sedang berbagi ruang di Menara Astronomi itu. Tidak ada saling lempar ejekan. Tidak ada mantra yang saling bersahutan. Juga tidak ada adu tatapan tajam yang sering mereka lakukan. Benar-benar sunyi.
Wow! Siapa sangka dua murid Hogwarts yang terkenal sebagai musuh bebuyutan itu kini bisa berdiri berdampingan tanpa ada salah satu dari mereka yang mengacungkan tongkatnya. Sepertinya hal ini harus diabadikan. Atau kita kirimkan saja kabar ini pada Daily Prophet? Mari bertaruh, selama berapa minggu berita mengenai keduanya akan bertengger sebagai tajuk utama. Oke, sepertinya kita mulai tertular penyakit lebay milik Harry Potter. Sekarang kita lihat saja apa yang sedang terjadi pada kedua anak manusia itu.
Mereka masih saja sibuk dengan kegiatan yang sama, mengagumi langit malam yang penuh akan taburan bintang. Angin malam sesekali berhembus melewati keduanya. Menerbangkan helaian rambut yang berbeda warna dan sangat kontras itu.
Si pemuda pirang, sebenarnya tidak setenang yang kita lihat. Ia sedang berkutat dengan pikirannya sendiri. Bimbang. Apa sebenarnya yang ia pikirkan?
Apakah aku harus mengatakannya sekarang? Bagaimana kalau aku menerima penolakan?
Draco Malfoy, si pirang yang sedang ribut dengan pikirannya. Memikirkan apakah ia harus melakukan hal yang sudah beberapa bulan ini cukup mengganggu pikirannya. Namun, belum apa-apa dia sudah ketakutan sendiri. Dasar!
Apa aku memang benar-benar harus melakukannya? Bagaimana kalau ia jadi makin menyebalkan?
Ayolah, Draco! Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan? Jangan buat kami penasaran!
Tapi kalau tak kulakukan sekarang, kapan lagi aku akan bertemu dengan bocah ini. Aku juga tak bisa dapatkan milikku kalau tak kulakukan.
Draco masih saja bimbang dengan pilihannya. Sepertinya ia akan menghabiskan malam ini hanya untuk berpikir sendiri sampai benar-benar kehabisan waktu untuk melakukan apa yang selama ini mengganggunya.
"Potter," akhirnya Draco memutuskan untuk mengutarakan apa yang ada di pikirannya. Mencoba tak terlalu memedulikan respons apa yang akan ia dapatkan.
"Hmm?" hanya dehaman dari Potter yang ia dapatkan.
"Potter!" kesal dengan respons yang ia dapatkan hanya seperti itu, padahal ia sudah pusing sendiri memikirkannya. Draco pun sedikit meninggikan suaranya. Tentu saja tinggi menurut Draco yang bicara biasa saja ia bisa membangunkan seisi kamar asramanya.
"Hmm?"
"Ck! Bisakah kau berpura-pura lebih antusias sedikit setidaknya! Aku ingin bicara padamu."
"Ayolah, Malfoy! Dari tadi kau hanya memanggil-manggil namaku. Mana aku tahu apa yang kau inginkan," jawab Potter yang kini memutar tubuhnya, meski terlihat sedikit enggan, untuk berhadapan langsung dengan Draco.
Tidak tahukah kau Potter, Draco sudah memikirkan ini dengan sangat serius. Tentu saja ia akan kesal karena hanya mendapatkan respons seperti itu padahal ia sudah mempertaruhkan seluruh keberaniannya.
"Baiklah, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Potter dengan menatap langsung Draco pada kedua matanya.
Ditatap dan ditanya seperti itu membuat Draco sedikit gentar. Ia menjadi bimbang kembali dengan apa yang akan ia lakukan. Bagaimana pun juga ini menyangkut nama besarnya.
"Malfoy! Kau jadi bicara atau tidak sebenarnya!" merasa sedikit kesal karena Draco tak kunjung mengeluarkan suara, Potter kini menyilangkan kedua tangannya.
Ayolah, Draco! Sekarang atau tidak sama sekali.
"Aku ingin minta maaf," ucap Draco dengan satu tarikan napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomy Tower
Fiksi PenggemarKehidupan setelah peperangan menunggu mereka semua. Harry Potter, pemuda yang dielu-elukan oleh seluruh kalangan penyihir di Britania Raya itu kini justru menemukan kegelisahannya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu bersarang di kepalanya. Ke...