0.7 Because Of Jaemin

7 4 0
                                    

"Baiklah, bapak akhiri pertemuan hari ini, kita ketemu lagi minggu depan,ada yang ingin bertanya?" Pak arkan mengakhiri mata kuliah siang ini. 

Jaemin mengangkat tangan, membuat ia jadi pusat perhatian mahasiswa dikelas. 

"Mau nanyain apa tuh jaemin?" Renjun berbisik pada haechan. 

"Gue juga gatau njun,pasti nanya yang iseng-iseng dia" 

" Baiklah jaemin, apa yang ingin ditanyakan? " Tanya pak arkan. 

"Mau nanya pak, hari ini gaada tugas? " Tepat setelah jaemin menyelesaikan pertanyaannya 40 pasang mata melihatnya nyalang.

______ 

Sudah menjadi kebiasaan bagi ara dan 5 temannya, untuk nongkrong di taman setiap istirahat atau selesai kuliah. Dan mereka sekarang sedang duduk dan mengomeli jaemin.

"Lu sih jaem, pake acara nanya tugas segala, dikasih tugas yang ribet kan kita" Ara melihat sinis jaemin didepannya. 

"Ya mana gue tau pak arkan nanggepin nya serius, gue cuma bercanda kali" Jaemin membela diri. 

"Emang dikasih tugas apaan ra?"

Khania yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka, bertanya karena penasaran. 

"Kita disuruh nyari perusahaan atau tempat bisnis, terus kita cari tahu berapa penghasilan nya, berhasil nggak bisnisnya, banyak orang yang setuju nggak kalau bisnis itu dijalankan". Renjun menjawab malas pertanyaan khania. 

" Kesel banget gue sama Jaemin, untung temen, kalau nggak gue cemplungin ke got" Ujar Jeno berapi-api. 

"Maaf jen, galagi deh gue iseng gitu" 

"Emang harusnya sih enggak jaem, sekali lagi lo kayak gitu, gaada lagi yang namanya jaemin didunia ini. " Kali ini haechan yang menanggapi. 

"Dengerin tuh jaem kata Haechan" Ara berucap lesu sambil membaringkan wajahnya di kasur. 

"Lah lu kenapa ra? lesu gitu?" 

"Gue udah janjian jalan, sabtu ini Khan, tapi kalau ngerjain tugas, kan gabisa" Ara mencebik kesal kearah jaemin. 

"Emang lo kelompok siapa ra? Minta pengertian sama mereka dulu deh, minggu kan masih ada waktu" Khania memberi solusi. 

"Oh bener, gue ngecek dulu di grup, udah pembagian kelompok belom" Ara antusias mendengar solusi Khania, namun setelah mengscroll HPnya dan melihat ia berada di kelompok siapa, ia terdiam, dan menoleh ke arah haechan. 

"Kenapa? Kelompok siapa lu? " Tanya Jeno. 

Ara melemparkan hapenya ke meja, dan membiarkan yang lain melihat. 

"Lah muka lo kenapa gitu ra? " Renjun bertanya sehabis melihat isi HP ara. 

"Iya ra, kenapa? Lo kan sekelompok sama haechan, bagus dong".

" Iya sih tapi..." Ara menjeda perkataannya dan melihat ke arah haechan, dan membuat haechan menjadi pusat tatapan teman-temannya. Ara mengingat, baru saja ia membicarakan haechan tadi pagipagi bersama Jeno, dan sekarang dia dihadapkan oleh kenyataan bahwa ia sekelompok dengan haechan.

"Lah, gue kenapa? " Haechan yang sadar dilihat menunjuk dirinya sendiri. 

"Gapapa chan, gapapa" Jeno mengibaskan tangan di depan wajah haechan. 

"Emang, lo mau jalan sama siapa ra sabtu ini?, penting banget kayaknya"

Ara yang mendengar pertanyaan renjun hanya menyengir. 

"Gue tau nih, gue apal, pasti sama kak Daniel" Jaemin menjawab dengan percaya diri. 

" Berisik jaem, lo ngomong polusi udara langsung" sarkas ara pada jaemin.

Ara beralih melihat haechan.

"gue mau nanya chan, menurut lo temen sekelompok kita setuju nggak ya minggu aja ngerjainnya?" Ara menatap haechan mencoba mencari persetujuan. 

Haechan yang ditatap justru masih sibuk dengan HPnya. 

"Coba lo liat grup deh ra, yang lain bilang ga bisa minggu, bisanya sabtu" Haechan menunjuk HP ara yang berada diatas meja.

"Yah, gajadi ngedate bareng kak Daniel" 

Karena ekpresi yang dibuat ara, ara menjadi bahan tertawaan teman-temannya. 

"Udah sore, pulang yuk" Ara mengajak temannya untuk pulang. 

"Gue lupa bilangin ke lo ra, gue pulangnya agak telat, ada pertemuan KM "

"gapapa jen, gue bisa nunggu" 

" Kayaknya bakal lama sih ra, lu pulang sama renjun atau nggak jaemin aja" 

"Sorry ra, gue sama jaemin naik motor, jaemin numpang sama gue soalnya" Renjun melihat kearah ara dengan wajah bersalah. 

"Lo Khan, sama siapa? " 

"Gue dijemput cowok gue Jen" 

"Yaudahlah sih, santai, gue bisa naik ojol" Ujar ara santai. 

"NGGAK" Renjun, Jeno, Jaemin dan Haechan serentak berkata dan membuat ara serta khania terkejut. 

"Lo pulang sama gue aja ra" Akhirnya haechan memutuskan. 

"Oke, gue setuju, lo pulang sama haechan, gapapa asal ga sama ojol" 

Dalam hati ara cuma bisa berkata "dasar sahabat protective"

______________

Antara Kita dan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang