" Kenapa kamu menggendongku? " Tanya Valerie. Ini diluar nalar. Kenapa Benedict mau repot repot menggendongnya."Kamu lelah jadi aku gendong, kurang baik apalagi coba aku sama kamu" Perkataan Benedict dengan wajahnya yang datar sangat amat tidak sinkron dengan perkataannya.
" Kamu tadi makan apa sih kok bisa bersikap manis gini? " Tanya Valerie penasaran.
"Aku belum makan. Aku inginnya makan kamu" Benedict hanya bercanda dengan perkataanya,Itu hanya semata-mata untuk menakuti istri kecilnya ini.
Valerie pun terdiam tidak menyahut lagi. Dia hanya menikmati hangatnya berada di dekapan suaminya Benedict. Untuk kali ini dia menghilangkan ketakutannya berada di dekat suaminya Benedict.
Saking lelahnya Valerie terlelap dalam dekapan Benedict.
Ben menatap datar Valerie lalu menghela napas panjang. Dia meletakkan Valerie dengan sangat perlahan dan hati hati seakan akan Valerie itu barang yang mudah pecah.
Tak lama diapun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata rata melesat membelah keramaian kota. Hingga beberapa menit kemudian diapun sampai di kediamannya.
Benedict kembali membopong Valerie membawanya ke kamar. Seperti yang dia lakukan tadi, ben meletakkan Valerie dengan hati hati, dia tidak ingin wanita yang menyandang sebagai istrinya itu terbangun.
Valerie terbangun karena terusik dengan matahari yang nakal menyinari wajahnya dari sela sela jendela.
Dia meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Lalu beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membasuh muka.
Setelah membasuh muka Valerie berniat mengganti pakaian pengantinnya yang sedari kemarin melekat pada tubuhnya. Begitu terkejutnya dia setelah melihat dia sudah memakai baju ganti rumahan.
Oh lord
Siapa yang menggantikan pakaiannya? Apakah suaminya? Oh yang benar saja. Jangan sampai itu terjadi.Pikir Valerie.
Valerie bergegas mencari cari keberadaan Benedict. Dia ingin menanyakan perihal siapa yang mengganti pakaiannya. Dilihatnya Benedict sedang bersantai dengan secangkir kopi di meja makan. Valerie pun menghampirinya.
"Ekhem" Valerie berdeham guna mengalihkan fokus Benedict.
"Ben siapa menggantikan pakaianku? Apakah kamu? " Tanya Valerie baik baik.
"Mana sudi" Ketus Benedict "para maid yang mengantikannya" imbuhnya, Valerie hanya mendengus sebal. Oh ayolah dia bertanya baik baik malah direspon ketus.
" Oh"
"Ngapain masih berdiri disini?! Sana pergi Mandi, bau" Ketus benedict. Lagi dan lagi Valerie kena damprat seorang benedict. Dia tak habis pikir. Kenapa mood ben selalu turun tidak ada naiknya. Valerie hanya bisa geleng geleng kepala dan bersabar dengan tingkah suaminya itu.
"Dia punya masalah hidup apa sih?! Wangi gini dikatain bau. Dasar setan! " Batin Valerie.
Tanpa mau berdebat, Valerie langsung pergi menuju kamarnya meninggalkan benedict seorang diri. Ia bergegas untuk melakukan ritual pagi. Kurang lebih 5 menit valerie menyelesaikan ritual paginya. Jika di tanya apakah ia mandi? Tentu saja.
Valerie bukan tipe perempuan yang lebay yang harus memakan waktu berjam jam untuk menyelesaikan ritual pagi. Ia hanya perlu sat set sat set yang penting mandi dan harum. Konyol bukan.
Setelah siap dan Oke dengan tampilannya valerie kemudian bergegas untuk sarapan pagi. Namun betapa terkejutnya ketika Ia melihat seorang wanita yang sedang Bergelayut manja di lengan kokoh suaminya di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Villain (Hiatus)
General Fiction"Kau boleh membenciku tapi jangan melarangku untuk mencintaimu" ~ Valerie Persons "Membencimu adalah sebuah keharusan bagiku karena kau telah merenggut separuh dari belahan jiwaku" ~Benedict Walker "Akan ku buat kau mengingat semua tentang kita, dul...