Valerie POV
Aku berusaha menggerakan tubuhku tapi naas tubuhku tidak bisa digerakan. Aku pun membuka mata dan menatap ke sekeliling ruangan bisa dipastikan ini adalah rumah sakit. Bau pekat obat obatan menyerang indra penciumanku.
Akupun mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan. Pandanganku terhenti pada sosok yang tengah tertidur di sofa. Hmm...sepertinya sedang menungguku,tapi siapa?.
Aku begitu terlena dengan sosok pria yang tengah pulas itu, sampai aku tidak menyadari sosok yang aku tatap telah membuka matanya dan menatapku balik dengan tajam. Ada rasa takut yang menggelitik dalam diriku.
Pria itu perlahan tapi pasti mendekatiku yang kini tengah terbaring ini...hiks andai tubuhku tidak lemas aku ingin lari. Ntah mengapa aku takut berhadapan dengannya. Terutama tatapan matanya seperti ingin membidik mangsanya.
Aku seperti kelinci kecil yang malang yang akan di mangsa oleh sang singa raja hutan...hiks siapapun tolong aku.
Pria itu tengah berdiri disampingku. Aku memberanikan diri menatapnya kembali, dia tetap saja menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Tatapannya tajam sekali seperti pedang yang siap menghunus musuhnya.
"Ckck....Ternyata kamu masih diizinkan untuk hidup. Aku selalu berharap kamu mati,tapi ternyata tuhan berkehendak lain dan tidak membiarkanmu mati dengan mudahnya" ucap pria itu datar disertai dengan tatapan yang sulit diartikan.
Aku sontak membulatkan mata.aku hanya bisa membisu karena rasa takut yang menyelubungi. Aku takut sekali tubuhku kini bergetar ketakutan ingin rasanya aku lari.
"Satu hal yang perlu kamu tau darahku telah mengalir dalam tubuhmu, dan kamu berhutang nyawa padaku" ucap pria itu lalu pergi meninggalkanku begitu saja.
Dengan tidak santuynya pria itu membanting pintu dengan kerasnya.
Brakk
Aku terperanjat kaget melihat ia pergi dengan membanting pintu. Sepertinya aku tidak akan hidup tenang sebelum tau maksud dari pria itu.
OoO
Hingga beberapa saat kemudian seorang pria paruh baya masuk kedalam ruanganku dengan membawa dokter.
Sang dokter pun langsung memulai pemerikasaan. Lalu terlihat semburat senyuman diwajah sang dokter.
"Ini adalah mukjizat. Selamat robert putrimu telah sadar dari komanya" ucap sang dokter sembari memeluk pria paruh baya itu yang bernama robert.
Pria paruh baya itu tersenyum getir kearahku. Dia terlihat sedih melihatku terbaring tak berdaya.hm sepertinya dia pria baik tidak seperti pria tadi sangat mengerikan dan menakutkan tapi sayang wajahnya sangat tampan dan menawan.
Dokter itu tadi bilang aku telah sadar dari koma. Aku memberanikan diri untuk bertanya. Walaupun lidahku kelu susah sekali digerakan.
"Dokter" ujarku
Omg suaraku indah sekali wehehe....lembut bak bidadari.
"Apa ada keluhan valley?" tanya sang dokter dan tak lepas dari senyumannya. Menurutku senyumannya manis bak permen gulali walaupun dokter itu seumuran dengan pria disampingnya. Andai dokter itu punya anak laki" pasti tampan.
Ok cukup kamu ini sedang sakit jangan laki" mulu yang dipikirin. Ah aku sampai lupa maksud memanggil dokter itu.
"Dokter memanggilku valley? Apa itu namaku?"
Yaps itu adalah pertanyaan yang terlontar dari mulutku. Mungkin orang akan mengira aku gila tapi aku benar benar tidak tau siapa namaku.
Dokter itu mengernyit dan memeriksaku kembali. Pria paruh baya yang disampingnya kini terlihat cemas. Aku bisa melihat dengan jelas guratan kecemasannya.
"Ada apa?" Tanya pria paruh baya itu yang aku tau namanya robert.
"Sepertinya putrimu menderita Retrograde" ucap sang dokter dengan menekankan kata retrograde.
"Maksudnya?" tanya robert yang masih kelihatan bingung.
"Biar aku jelaskan diruanganku" ucap sang dokter. Pria paruh baya yang aku tau bernama robert hanya mengangguk mengikuti sang dokter.
OoO
Hingga beberapa saat kemudian pria paruh baya yang kutau bernama robert kembali keruanganku dan kini ia telah duduk di kursi disebelahku.
Dia kini tersenyum hangat kearahku. Ntah mengapa membuatku begitu nyaman.
"Valerie persons" ucapnya
Aku mengernyit bingung.
"Valley" ucapnya lagi
Aku hanya menatapnya kicep"
"Aku ayahmu robert. Kita mulai dari awal ya sayang dan jangan memaksakan untuk mengingat kejadian"sebelumnya" ucapnya tersenyum hangat sembari menggenggam tangangku.
Ntah mengapa aku tidak menemukan kebohongan digurat wajahnya.
"Ayah?" Ucapku lirih
"Ya?"
Telihat jelas guratan was was dan khawatir di wajah ayahku yang baru beberapa detik tadi aku ketahui. Sepertinya dia sangat menyayangiku...hm sepertinya kita lihat saja nanti.
"Ada apa sayang?,ada yang sakit, tunggu sebentar biar ayah panggilkan dokter" tanyanya panik
"Tidak usah...umm itu" ucapku terjeda
"Apa sayang?"
"Apa anda benar benar ayahku?"
"Apa Kau masih belum percaya? Baiklah ayah akan menyakinkanmu setelah kamu bisa pulang" ucap ayah robert sembari tersenyum hangat.
"Umm..maksudku bukan itu"
"Lalu?" tanyanya kembali
"Jika benar anda ayahku..aku amat bersyukur karna anda sangat tampan ya walaupun anda sudah berumur. Dan pasti anaknya cantik atau tampan. Umm...ayah apa aku cantik?"tanyaku kembali
Itulah pertanyaan yang terlontar begitu saja dari mulutku. Sungguh konyol bukan. Harusnya orang yang kehilangan ingatannya menanyakan keluaraga atau apa ini malah menanyakan hal yang diluar nalar orang yang normal.wehehe.ah mungkin akibat kepalaku yang eror.
Ayahku terkekeh geli mendengar ucapanku.
"Kamu masih belum berubah ya..walaupun amnesia" ucap ayah robert terkekeh.Hmm..pantas saja aku tidak ingat apapun toh aku dinyatakan amnesia.
"Kamu tetep cantik kok sayang seperti dulu" ucapnya kembali sembari tersenyum hangat.
Aku hanya mengangguk konyol.
Harusnya aku terlihat gelisah ataupun bingung ini malah happy" aja konyol sekali bukan.
Aku berharap Semoga kehidupanku berjalan dengan baik dan memulai kembali dari awal bersama ayah robert.OoO
Halo halo haloo......
Semoga kalian sukaa
Untuk mengapresiasi tinggalkan jejak okay😆Jangan lupa istirahat,makan dan tidur
Bhay💅
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Villain (Hiatus)
General Fiction"Kau boleh membenciku tapi jangan melarangku untuk mencintaimu" ~ Valerie Persons "Membencimu adalah sebuah keharusan bagiku karena kau telah merenggut separuh dari belahan jiwaku" ~Benedict Walker "Akan ku buat kau mengingat semua tentang kita, dul...