7.0 Pertemuan Baru

100 32 360
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ian tidak pernah membayangkan dirinya akan bergelut dengan tepung dan adonan-adonan roti seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ian tidak pernah membayangkan dirinya akan bergelut dengan tepung dan adonan-adonan roti seperti ini. Dulu yang ada dibenaknya adalah jika ia bukan bekerja sebagai juru gambar, maka ia akan menjadi seorang pengawas saja di lapangan. Namun, siapa yang tahu jika semesta ternyata lebih merestui Ian untuk bekerja di sebuah toko roti milik bibinya Rigel.


Sebenarnya, nalar dan nuraninya masih belum bisa menerima. Akan tetapi, ia harus bersyukur ketika kabar buruk itu datang dan tersenyum kepadanya, tak butuh waktu lama Ian langsung mendapatkan pekerjaan baru. Ia tidak tahu apa jadinya jika ia tidak bertemu dengan Rigel dan Rud saat pertama kali ia sampai di Bandung. Bisa saja kehidupannya jauh lebih susah dari sekarang.

“Ian, apa yang membuatmu mau bekerja di toko roti Bibi?” tanya Bi Arum sambil membuat adonan roti.

Ian mengembuskan napas panjang, lalu tersenyum. “Ian tahun ini mau mudik, Bi. Jadi, Ian harus lebih rajin bekerja.”

“Ah, begitu. Sebenarnya Bibi agak kaget ketika ditanya sama Rigel punya lowongan pekerjaan atau tidak. Tapi memang kebetulan Bibi memang punya. Awalnya Bibi kira Rigel bakalan bawa teman perempuannya. Tahunya yang datang laki-laki ganteng kayak kamu.”

“Ah, Bibi bisa saja.”

“Kamu yang semangat, ya, kerjanya. Apa pun pekerjaan kamu saat ini, terima saja dengan lapang, Yan. Rezeki kita tidak tahu datangnya dari siapa. Yang penting sama-sama halal dan pekerjaan itu benar. Walaupun di toko roti seperti ini.”

“Ian sangat berterima kasih sama Bibi sama Rigel. Walaupun Ian tidak tahu bagaimana caranya membuat roti, tapi kalian sudah mau menerima Ian kerja di sini.”

“Santai saja. Masalah membuat roti mah itu skill yang bisa dipelajari seiring berjalannya waktu.”

Kemudian, Ian tesenyum. “Terima kasih.”

WDT Academy Ramadhan [Astaroth Group]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang