part 6

461 82 35
                                    

"Lu bawa dia, gue bawa Nana" Ucap Diana menyuruh Nisa.

Mereka pun berdua membawa Aliya dan Nana kesuatu tempat dengan cara menyeternya menuju mobil.

"Hahhah misi kita berhasil hahhah." Ucap Diana.

"Ya dong siapa suruh main-main sama kita hahhaha." Sahut Nisa.

Mereka merasa bahagia karna sebentar lagi mereka akan membuat Aliya dan Nisa berlutut padanya.

Setelah selesai perjalanan, akhirnya sampai ditempat yang mereka rencanakan, Tempat dimana hanya ada rumah bekas ditengah-tengah lapangan yang begitu sangat luas, dan dikelilingi rumput-rumput panjang.

Dan ternyata itu tempat Aliya untuk menghabisi korban-korbannya.

Saat itu Aliya masih dengan keadaan pingsan, dan Nana hanya diikat pada tangan dan ditutup mulitnya dengan lapban.

Nana hanya bisa menangis, dan berharap Aliya cepat-cepat sadar dari pingsannya, agar bisa selamat dari Diana dan Nisa.

"Woe demen banget nangis, ayo dong suruh temen lu bangun." Desak Diana ke Nana.

"Nis, bukain lakbannya gih, kasihan lihatnya." Lanjut Diana dengan muka songong.

Nisa pun melepaskan lakbannya.

"Lepasin kita hiks.." kata Nana sambil menangis.

"Uuuuu gemesss..." ucap Nisa dan Diana.

Akhirnya Aliya terbangun.

"ALIYA, ALIYA SADAR, AYO BANGUN, HIKS..." panggil Nana.

"Hetsss arghhh pusing." Cakap Aliya.

"Akhirnya bangun, lama banget sih pingsannya." Kata Diana.

"Lu mau apa sih dari gue," kata Aliya sambil menghampiri Diana.

"Hahahha harusnya lu tau dong." Ucap Diana sambil menjambak rambut Aliya.

"Arghhh...lepasin." ujar Aliya.

"Sakit ya? Hahhah Nis, kasihan deh gue hahahha."

Brugh..

Diana mendorong Aliya setelah menjambak Aliya, sampai Aliya terjatuh.

"ALIYA!!" Teriak Nana.

Aliya terdiam.

"Bangun lu."

Aliya masih terdiam, sampai Nisa menjambak Aliya.

"Lu budek ya?!" Bentak Nisa.

"BANGUNN!!" teriak Diana.

Lagi-lagi Aliya didorong sampai mengenai tempok yang agak kasar.

Sampai mukanya yang cantik itu lecet, dan ada darah dibibirnya.

Disitulah Aliya geram dengan sikap mereka berdua.

Aliya mengambil tangan Nisa yang tadi menjambak rambut Aliya.

"Psikopat" (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang