Kemudian, Nayla mengusulkan idenya untuk mendorong motor sampai pondok. Tetapi ide Nayla langsung di tolak Silvi seketika. Iya kali dorong motor sampai jarak 6 km. bagi Silvi tentu itu adalah ide yang gila. Sampai akhirnya kedua santri itu memutuskan untuk menaruh motor di masjid. Beristirahat sejenak di sana. Menyandarkan tubuh setelah lama di jemur habis di bawah sinar matahari. Karena menurut Nayla, masjid adalah tempat ternyaman bagi para musafir untuk beristirahat setelah lelah melakukan perjalanan panjang.
Nayla beranjak dari tempat sandarannya, melepaskan jilbab kuningnya, kemudian melangkah ke belakang. Silvi memperhatikan hal itu. Ingin menanyakan suatu hal, tetapi ia urungkan. Mungkin ia kebelet, pikirnya.
Nayla memutar kran air, membiarkan air mengalir ke bawah. Ada panggilan dari lubuk hatinya untuk bersantai sejenak, meluangkan waktunya untuk mengadukan semua permasalahannya kepada sang Maha Pencipta. Hanya kepada-Nya tempat sandaran ternyaman.
Gadis yang mempunyai nama lain lala ini lebih memilih mengadukan keluh kesahnya kepada sang Maha Pencipta daripada ke manusia. Karena mengadukan keluh kesah kepada manusia sama halnya ia menghina Sang Maha Pencipta. Tidak terima dengan skenario-Nya, dan ingin menuntut-Nya dengan skenario yang ia buat sendiri. Padahal apa yang manusia rencanakan itu belum tentu baik menurutnya. Karena manusia adalah tempat kerusakan, tempat lalai dan lupa. Maka dari itu berserah diri kepada Sang Maha Pencipta adalah solusi terbaik. Menyerahkan semua permasalahannya kepada-Nya, dan berusaha berpikir positif tentang-Nya. Apabila skenario dari sang Maha Pencipta baik menurutnya, maka ia bersyukur. Namun, apabila skenario dari sang Maha Pencipta itu buruk menurutnya, maka ia bersabar. Karena kedua hal itu merupakan pondasi dalam mengimani takdir dari Sang Maha Pencipta. Dan, apa saja yang direncanakan oleh-Nya itu pasti bernilai baik bagi manusia, apabila manusia itu mau memikirkannya, memikirkan tentang kekuasaan-Nya, memikirkan tentang rahasia dibalik semua peristiwa yang dialami. Dan, dengan mendekatkan diri kepada-Nya, dengan bermunajat kepada-Nya membantu manusia untuk mudah menerima setiap keputusan yang sudah ditetapkan-Nya.
Percikkan air wudu mulai membasahi anggota wudu Nayla. Mulai dari membasuh wajah, membasuh tangan, mengusap sebagian rambut kepala, dan di akhiri dengan membasuh kaki. Itu semua merupakan rukun dari wudu yang berjumlah 6 di tambah niat sebelum melakukan hal itu dan tertib di dalam menjalankannya. Dan, tak lupa gadis itu juga menjalankan kesunahan wudu. Diantaranya, membaca bismilah, mencuci tangan 3 kali, berkumur, menghirup air lewat hidung (istinsyaq) dan mengeluarkannya (istintsar), membasuh seluruh kepala, mengusap telinga, mendahulukan anggota yang kanan, membasuh setiap anggota sebanyak 3 kali dan membaca doa setelah wudu.
Nayla mulai menginjakan kaki ke dalam masjid, tak dihiraukan Silvi yang tengah tidur pulas di serambi samping masjid. Sepertinya ia kecapean, ya sudahlah. Ingin rasanya ia mengajak teman dekatnya itu menghadap ke Sang Pencipta tetapi ia urungkan niat itu. Mengingat dikejadian sebelumnya, Silvi selalu marah-marah apabila jam tidurnya terganggu, bahkan tak jarang ia berani melawan pengurus pondok yang berniat membangunkannya untuk diajak sholat berjamaah. Ya begitulah karakter gadis dengan nama lain Sisil itu, masih bertahan di tempat ini saja sudah lebih dari cukup. Mungkin hidayah Tuhan belum sampai kepadanya. Namun, semakin lama ia berada di pondok pesantren atau bisa dikata penjara suci, potensi untuk mendapat hidayah akan semakin besar. Di samping setiap harinya mendapatkan santapan ilmu dari dewan ustaz, lingkungannya juga mendukung serta berperan besar untuk membuat dirinya berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi wanita shalehah yang taat kepada agama. Hidayah tidak dapat dibeli, tapi ini adalah nikmat Allah yang hanya dianugerahkan kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Namun, ada beberapa jalan yang bisa dilakukan manusia untuk mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Di antaranya adalah berkumpul dengan orang-orang shaleh yang taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah. Kata Hidayah sendiri berasal dari bahasa Arab, hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan. Hidayah secara bahasa berarti petunjuk atau bimbingan, Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini adalah yang Terbaik (Tamat)
General FictionMenceritakan perjalanan hidup dari seorang santri dengan berbagai macam problematika yang dihadapinya. Hingga yang Maha Kuasa mempertemukan dirinya dengan seseorang yang perlahan telah mengubah cara pandangnya dalam menjalani lika-liku kehidupan. Ya...