"ck, yang benar saja!"
Pemuda bersurai hitam lebat itu mencebik kesal sebelum melepas earphone berwarna birunya. Ia merasa kesal sekaligus jengah karena lagi-lagi ia harus menerima kekalahan untuk ketiga kalinya dalam lima segmen permainan. Pada akhirnya ia pun mematikan komputernya lalu berjalan keluar dari kamar.
Hari sudah menjelang sore. Hari ini ia cuti bekerja jadi ia bisa menghabiskan waktu untuk bermain game atau tidur. Pemuda bernama lengkap Lee Jeno ini melangkah menuju dapur untuk mengambil minum serta beberapa cemilan kecil. Ia harus mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum makan malam tiba.
Ia melepas kacamatanya pula sebelum meneguk air dingin di dalam botol minum. Menghabiskannya hingga setengah botol lalu meletakkannya kembali ke dalam kulkas. Pemuda tampan itu tak sengaja melihat sebuah sticky note berwarna hijau yang tertempel di pintu kulkas, dengan kedua alis mengerut ia pun membacanya.
Jeno. Ayah dan ibu akan kembali pukul sembilan malam, tolong jemput adikmu jam tiga sore di tempat penitipan anak seperti biasa. Kamu bisa menghangatkan ayam goreng di microwave untuk makan malam dan juga seduh bubur instan untuk Sungchan. Semoga kamu mengerti apa yang ibu sampaikan ya! Jangan lupa jemput adikmu!
- Ibu ♥️
Jeno menjatuhkan rahangnya lalu segera menoleh ke arah jam weker di counter dapur. Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul empat sore, berarti ia terlambat satu jam. Jeno menghentak-hentakkan kedua kakinya karena merasa kesal. Lantas ia pun berjalan cepat menuju kamarnya untuk memakai celana panjang, jaket, serta mengambil kunci mobil. Dengan bermalas-malasan Jeno mengendarai mobilnya menuju tempat penitipan anak.
Sesampainya di sana ia melihat seisi tempat penitipan sepi sekali. Hanya ada beberapa pekerja yang tampak duduk santai menikmati teh mereka sambil berbincang kecil. Ada juga beberapa pasang orang tua yang baru menjemput anak mereka dan pulang. Jeno segera turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam gerbang, ia disambut oleh seorang wanita yang bekerja sebagai pengasuh tetap di sini.
"Cari siapa, nak?" Tanya wanita itu dengan ramah.
"Aku... mencari Sungchan, Lee Sungchan." Jawab Jeno gugup karena ini baru pertama kalinya ia menjemput sang adik.
"Lee Sungchan? Sepertinya ada dua anak bernama Lee Sungchan di sini, jika boleh tahu dari kelas mana?"
"Anak monyet mungkin?"
Namun tak lama ada seorang perempuan pekerja datang menghampiri mereka. Ia tampak memandangi Jeno untuk sesaat sebelum bertanya, "apakah kau mencari Lee Sungchan?" Tanyanya.
Jeno mengangguk cepat, "ya, benar. Lee Sungchan."
"Kebetulan sekali Sungchan masih berada di dalam kelasnya. Bibi Ahn, yang dimaksud kakak ini adalah Lee Sungchan dari kelas anak rusa."
"Benarkah? Oh maafkan aku anak muda, aku kurang peka terhadap itu."
Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil mengangguk kecil, "tidak apa-apa."
Kemudian setelahnya Jeno berpamitan kepada bibi Ahn untuk masuk ke dalam tempat penitipan anak. Ia takjub karena seisi tempat ini sangat bersih dan harum. Selain itu banyak hiasan yang sangat rapi bahkan terlihat seperti baru dipasang. Sepasang kaki Jeno melangkah menuju lorong kelas mengikuti sosok perempuan tersebut. Tiba-tiba langkahnya terhenti di depan sebuah kelas.
"Lee Sungchan, kakakmu sudah datang menjemput." Ujar perempuan tersebut sambil membuka pintu.
Jeno dapat melihat adiknya terduduk manis di atas karpet puzzle. Di kedua tangannya ada krayon berwarna merah dan ungu sedangkan di hadapannya ada kertas berisikan coretan-coretan asal. Sungchan mendongak kemudian memandangi kakaknya yang berada di ambang pintu, ia tampak tidak tertarik lalu kembali sibuk dengan krayon dan kertasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daycare Love | JenoRenjun✔️
FanfictionDengan malas-malasan Jeno menjemput adiknya di tempat penitipan anak. Jeno pikir hari itu akan selalu dirinya ingat sampai kapanpun karena dia melihat sesosok mirip malaikat baik hati yang nyata yaitu pengasuh dari adiknya sendiri. Malaikat itu berh...