Lusa pun tiba. Jeno sedang bersiap di depan kaca, merapikan pakaian yang ia kenakan. Hari ini ia sengaja mengambil cuti beberapa hari ke depan karena ingin mengantarkan adiknya ke penitipan anak sekaligus menemui Renjun. Awalnya Haechan marah-marah karena Jeno selalu saja mengambil cuti dadakan tetapi pada akhirnya Haechan luluh juga. Orang tuanya akan pergi dinas ke luar kota selama beberapa hari ke depan dan tentu saja Sungchan tidak bisa ikut karena ini menyangkut urusan pekerjaan. Mau tidak mau Jeno harus bisa mengurus adiknya walau seorang diri.
Sungchan memang bukan bayi yang rewel tapi Jeno tetaplah Jeno. Ia tidak bisa mengurus adiknya sendirian.
"Kami usahakan pulang ke rumah tiga hari lagi. Tidak apa-apa 'kan?" Tanya sang ibu sambil memakai mantel panjangnya.
Jeno yang baru turun dari lantai atas berdehem, "tidak apa-apa."
"Ayah tidak yakin kamu bisa mengurus Sungchan dengan baik, apa perlu kita bawa saja?" Sang ayah angkat bicara, raut wajahnya tampak khawatir karena ia ragu anak sulungnya tidak bisa mengurus adiknya dengan baik.
"Tidak, tenang saja. Kalian harus pergi dinas ke luar kota bukan? Biar Sungchan bersamaku."
"Apa perlu ibu meminta kepada Haechan dan Jaemin-ie untuk menginap di sini?"
Jeno menghela nafas panjang kemudian menggeleng kecil. Ia tetap meyakinkan kedua orang tuanya jika ia bisa mengurus Sungchan. Alhasil orang tuanya pun pergi ke luar kota untuk dinas menyisakan Jeno dan Sungchan di dalam rumah. Pemuda itu memakaikan adiknya jaket serta topi, tidak lupa mematikan televisi dan mengunci pintu balkon. Ia harus segera mengantarkan Sungchan ke penitipan.
"Sungchan-ah, jangan mengulum jempolmu." Jeno menepuk kepala adiknya karena sang adik sibuk menyusu pada ibu jari mungilnya. Sungchan masih diam tak peduli, pandangannya terfokus pada pemandangan di luar kaca jendela mobil.
"Sungchan-ah hentikan."
"Ih!" Sungchan memukul tangan Jeno yang terus menganggu aktivitasnya sontak Jeno pun membulatkan matanya, giginya bergemeletuk sebal. Anak ini benar-benar menyebalkan!
Tak lama mereka sampai di tempat penitipan anak. Jeno menggendong tas selempang berisi barang perlengkapan Sungchan kemudian menggendong adiknya keluar dari mobil. Setelah menekan tombol kunci di kunci mobilnya, Jeno berjalan masuk ke dalam tempat penitipan anak. Tak disangka sebelumnya, Jeno langsung bertemu dengan Renjun yang sedang merapikan rak sepatu khusus anak-anak.
"Jeno-ssi?" Renjun segera berdiri kemudian berjalan menghampiri Jeno. Pemuda bersurai keabuan itu memberikan senyum terbaiknya pagi ini.
"Selamat pagi, Renjun-ssi."
"Njun...." Sungchan berucap datar lalu merentangkan kedua tangannya meminta Renjun untuk menggendongnya. Renjun terkekeh geli dan akhirnya ia menggendong Sungchan, memberikan kecupan kecil di pipi gembil anak itu. Melihatnya, Jeno tersenyum simpul.
"Dimana Nyonya Lee? Biasanya dia yang akan mengantar Sungchan." Ucap Renjun.
"Ayah dan ibu pergi dinas ke luar kota selama tiga hari jadi aku yang akan bertugas mengurus Sungchan."
"Ah, benarkah? Sendirian?"
"Benar. Yah.. meskipun aku juga kurang yakin dengan diriku sendiri."
Renjun tampak berpikir sesaat. Ia memandangi Sungchan yang juga sedang memandanginya dengan tatapan datar. Kemudian anak itu memeluk leher Renjun untuk mengistirahatkan kepalanya di bahu pemuda tersebut. Lantas Renjun pun mendongak kecil guna menatap Jeno.
"Bagaimana jika aku membantumu mengurus Sungchan?"
"E-eh? Apakah boleh?"
"Tentu saja. Aku akan membantumu, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daycare Love | JenoRenjun✔️
FanfictionDengan malas-malasan Jeno menjemput adiknya di tempat penitipan anak. Jeno pikir hari itu akan selalu dirinya ingat sampai kapanpun karena dia melihat sesosok mirip malaikat baik hati yang nyata yaitu pengasuh dari adiknya sendiri. Malaikat itu berh...