Seonsaeng-nim 🦊
14.00Aku akan tiba satu jam lagi.
Jeno tersenyum membaca pesan tersebut. Ia meletakkan ponselnya kembali ke atas sofa lalu membaringkan tubuhnya di atas karpet lembut tersebut. Ini adalah hari pertama setelah kedua orang tuanya pergi dinas ke luar kota. Baru saja ditinggal satu hari tetapi keadaan rumah mulai berantakan. Entah itu pakaian kotor menumpuk, mainan Sungchan berserakan dimana-mana, atau dapur yang berantakan. Jeno tidak bisa membereskan semuanya sendirian maka dari itu ia meminta bantuan Renjun, dengan senang hati Renjum menerimanya dan ia akan tiba satu jam lagi setelah jam kerjanya selesai.
"Ya, Sungchan-ah jangan makan selainya lagi." Jeno hendak meraih toples berisi selai cokelat di pelukan Sungchan namun bayi itu menampar pipinya menggunakan tangan berlumur cokelat.
"Nono diam... belisik."
"Anak ini benar-benar! Tunggu, sepertinya selainya enak? Biar aku ambil roti dulu tunggu di sini!"
Alhasil keduanya duduk di atas karpet sambil memakan roti selai cokelat. Di hadapan mereka ada televisi yang menunjukan acara tv berupa film animasi untuk anak-anak. Kedua kakak beradik itu tampak tenang dengan makanan di mulut mereka. Sesekali mereka akan saling berebut karena tidak mau mengalah.
Satu jam berlalu, berkat alamat rumah yang Renjun masukkan ke dalam kotak pencarian di peta virtual akhirnya ia bisa menemukan rumah Jeno dan Sungchan. Pemuda itu menekan bel selama beberapa kali hingga akhirnya pintu tersebut terbuka menampilkan Jeno yang masih mengunyah roti.
"Hai, ayo masuk ke dalam."
"Aku membawa banyak cemilan untukmu dan Sungchan, nanti dimakan ya." Pemuda bersurai keabuan itu menyodorkan satu tas karton berisi cemilan ringan dan langsung Jeno terima. Tak lama kemudian Sungchan datang sambil memeluk toples berisi selai cokelat, ia melewati kakaknya begitu saja lalu berjalan menghampiri Renjun.
"Njun!" Pekiknya.
"Hei panggil dia seonsaeng-nim, dasar tidak sopan!"
"Hahaha." Renjun tertawa lalu berlutut, mengusap selai cokelat di pipi Sungchan. "Kenapa Sungchan-ie makan selai cokelat? Nanti giginya bisa rusah loh... dan kenapa kakakmu malah ikut makan?"
Jeno terkesiap lalu melahap sisa roti di tangannya. Ia berbalik dan berlari kecil menuju ruang tengah. Renjun tersenyum lebar melihat tingkah pemuda berkacamata itu, lantas ia dan Sungchan pun masuk ke dalam rumah. Renjun sedikit terkejut melihat keadaan ruang tengah yang cukup berantakan, ada banyak noda bekas makanan serta mainan Sungchan yang berserakan. Ia mengerti Jeno tidak bisa membersihkan semuanya dengan baik maka dari itu ia datang kemari untuk membantu.
Renjun dan Jeno mulai membereskan segalanya mulai dari area dapur, ruang tengah, kamar Jeno dan juga kamar Sungchan, tidak lupa menggulung pakaian kotor di mesin cuci. Mereka melakukan semuanya sambil berbincang sesekali memakan cemilan pula. Sedangkan Sungchan sudah tertidur di atas sofa setelah Renjun memandikannya beberapa menit yang lalu.
"Renjun, apa kau mau menginap di rumahku?" Tanya Jeno sambil mengikat plastik sampah di dapur.
Renjun yang sedang menggoreng ayam pun tampak berpikir sejenak, "apakah boleh?"
"Tentu saja. Kau bisa tidur di kamarku jika ingin, aku bisa tidur di ruang tengah."
"Baiklah aku akan menginap."
Jeno bersorak dalam hatinya. Ia tidak bisa menyembunyikan senyuman, akhirnya ia bisa menghabiskan waktu bersama Renjun lebih lama. Mungkin mereka akan berbincang-bincang sambil menonton film nanti malam, saat Sungchan sudah tertidur lelap pastinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daycare Love | JenoRenjun✔️
FanfictionDengan malas-malasan Jeno menjemput adiknya di tempat penitipan anak. Jeno pikir hari itu akan selalu dirinya ingat sampai kapanpun karena dia melihat sesosok mirip malaikat baik hati yang nyata yaitu pengasuh dari adiknya sendiri. Malaikat itu berh...