*jan lupa puter lagu- Bahagia dari GAC di spotify👋
Kesialan kali ini sudah datang hingga membuat gadis itu bangun kesiangan, harusnya hari ini menjadi hari berebut kursi di dalam kelas baru. Kebiasaan siswi ketika naik kelas. Matahari sudah tidak lagi terlihat dari pentilasi kamar, tetapi sudah condong di atas sana.
"Makanya kalo di bangunin ya bangun! Kebo aja bangun di sambit rumput, kamu udah di goyang gempa masih aja."
Suara gema omelan itu terdengar hingga ke seluruh penjuru rumah tersebut, terdengar dari bagaimana intonasi yang di berikan berupa teriakan nyaring yang membisingkan.
Gadis yang sedang di ikat rambutnya itu hanya komat-kamit mengikuti suara sang bunda tanpa suara. " kesiangan itu wajar bunda, yang nggak wajar aku nggak berangkat sekolah karena kesiangan."
Risa-sebagai bunda dari anak gadis di depanya ini merutuk, sempat berpikir waktu hamil perutnya pernah keantub tembok.
"Aduhh... anak bunda, kesiangan itu pertanda kamu tidur malam, sama aja ngulur waktu berangkat sekolah biar telat terus nggak masuk deh. Alesan dari jaman majapahit masih aja di pakai, makanya bangun pagi." Katanya menasehati dengan nada bicara yang kembali lembut. "Udah selesai."
Kepang yang terlihat cantik untuk gadis hiperaktif seperti Titus, gadis manis dengan sejuta sikap positifnya. Siapapun yang berada dalam lingkungan hidupnya, percayalah niscaya orang itu akan selalu di kelilingi kebahagian atas sikapnya yang Random, absurd, dan banyak lagi sikap gadis itu yang bikin nyaman.
"Yasudah bun, Titus pamit yooww!" Setelah mencium punggung tanya sang bunda, Titus lekas pergi dan mengambil sekotak roti yang sudah di persiapkan.
"Anak ajaib." Gumaman itu hanya mengendap di sekeliling kamar Titus.
***
Hari ini hari pertama, Titus menyandang gelar sebagai murid tingkat akhir. Setelah lulus dari Sekolah menengah atas ini dia akan bercita-cita masuk SMA Smanska, tentu dengan embel-embel banyak kaka cogan. Saat ini keadaan kelas barunya sudah hampir keseluruahan penuh, Titus duduk di bangku tengah dan di barisan tengah pula. Kelas kali ini di acak tidak seperti waktu kelas tujuh dan delapan. Dia juga tidak tahu apakah Anes dan fazul sekelas denganya? Di mading sekolah tidak terdapat selembaran kertas yang biasanya berisi seabrek nama yang masuk kelas masing-masing, tetapi kali ini berbeda. Ruang Kelas akan di beritahu melalui polling SMS ponsel masing-masing. Ya jadi, Titus tidak tahu siapa-siapa yang akan sekelas dengan dari kelas delapan.
Sejauh mata Titus memandang, matanya mendapati dua sosok teman sedari kelas tujuhnya berjalan masuk kedalam kelas. Dalam hati, Titus merasa sangat senang jika memang mereka akan kembali sekelas setelah dua tahun terkhir.
"Nes! Sul! Sini woii!" Teriak Titus di tengah keributan kelas pagi itu.
Semua atensi anak-anak teralihkan kepada sosok Titus, diam-diam Titus mengutuk mulutnya yang terkadang begitu sangat menyebalkan.
Kalo seperti ini, Titus ingin jadi meja saja."Kaga tau malu banget anak baru!" Decak Anes melempar tasnya di samping bangku Titus.
Fazul hanya menyusul dalam diam, gadis berkaca mata itu memang sedikit berbeda dari Titus dan Anes."nggak nyangka bakal sekelas." Kata Fazul duduk di depan meja titus dan Anes.
Tak di sangka ternyata mereka bertiga kembali satu kelas, mungkin bagi Titus ini sangat menguntungkan baginya tapi tidak dengan Fazul. Nilai penjasnya akan terus turun jika tahun ini mereka sekelas."ya ampun sul, lagian lo nggak mau sekelas ama gue gitu?"
Fazul menoleh kesamping tanpa melihat Titus berbicara," nggak."
Sudah biasa. Titus sudah sangat biasa dengan temannya yang seperti robot ini, di balik sikap ceplas-ceplos dan mulut pedasnya, Fazul sosok yang hangat. Awal mengenal Fazul, Titus bahkan tidak minat hanya sekedar meminjam penghapus pada gadis itu. Auranya yang menyeramkan membuat dia terlihat di takuti, namun sejauh Titus mengenal Fazul dia sosok yang hangat walau kadang mulutnya licin kaya prosotan. Ternyata benar pepatah yang mengatakan 'Tak kenal maka tak sayang'Benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaktus : Teleiophillia
Random(Shcool series) "Warna akan terlihat ketika kita membuka mata, itulah aku. Aku akan terlihat olehmu ketika kau membuka mata. Maka bukalah matamu dan lihat aku sebagai perempuan, bukan sebagai bocah 15 tahun." * * * Aku sudah masuk dalam lingkaran 'T...