2. Kalah sebelum perang

2 1 0
                                    


Hari beranjak semakin siang, tiga anak manusia tersebut justru masih betah berdiam diri di sana sejak dua jam yang lalu hanya untuk menanti sosok lelaki yang mereka tunggu. Dunia sepertinya sudah semakin tua, murid SMP bahkan merelakan waktu belajarnya hanya untuk hal tidak penting-penting amat. Menunggu segerombolan pelajar SMPyang semua mahluk bumi tau bahwa yang namanya lelaki itu tampan dan rupawan, kecuali 'transgander.

"Kalo rombongan, Kalis masih lama. Gue duluan aja deh. Capek tau dari tadi duduk mulu." Fazul mulai jengah dengan suasana ini. Dia sudah menahan bosan sejak tadi hanya untuk menemani kaum-kaum tak banyak kerjaan ini.

Titus menoleh menatap Fazul kecut, dirinya juga sudah merasa capek apalagi bagian belakangnya, dia takut bagian belakang akan semakin kecil setelah hampir dua jam duduk." Sabar, Sul nanti ada Jagat. Lo kan naksir abis sama dia."

Rupanya keluhanFazul, tak menggoyahkan niat Titus untuk bisa melihat Kalis sang primadona SMP Wanwi. Mereka bertiga sangat minat dengan golongan kaum adam tersebut, setiap hari rabu mereka akan rela menunggu hanya untuk melihat dan menyapa golongan itu. Sebenarnya hanya Titus yang kerap kali mengajak Anes dan Fazul, tapi yang namanya sahabat, kan harus saling bantu. Kalo nggak sudah bener-bener meresahkan indonesia ini!

"Eh tis, lagian ngapain sih lo tiap rabu kesini buat ketemu ama golongan mereka. Minta nomernya aja kali susah amat. Lo kaya hidup di jaman batu tau gak!" Sunggut Anes yang sudah mulai kesal, tadi dia sedang asik nonton dunia perdrakoran yang kian memanas. Sialnya batre hape kentang Anes kurang mendukung suasana.

"Lo pada bisa diem nggak sih? Gue ini cewe, gengsi dong minta duluan! Lagian gue cuma mau liat Kalis doang, pesonanya itu loh nes!" Ucap Titus mengarahkan tanganya ke udara seolah membayangkan betapa sempurna dan beruntungnya Kalis sebagai lelaki tulen, yang memiliki kulit semulus pantat bayi.

Fazul mengedikan bahu malas, akhirnya dia kembali duduk dan membaca buku yang sudah dia baca berulang kali. Matematika.

"Woii! Itu kalis, wahh Damagenya bukan sulap bukan sihir!"

Seruan Titus kali ini mengalihkan perhatian Fazul dan Anes, Anes yang memang sudah pernah melihat, Kalis kali ini bereaksi biasa dari pertama kali mereka bertemu. Berbeda dengan Fazul yang nampak tegang di tempatnya. "Brisik!"

Titus menghiraukan ucapan Fazul, dia hanya terus fokus dan komat-kamit memuja wajah rupawan Kalis.

***

Di seberang jalan sana Kalis melihat tiga gadis yang selalu menanti mereka, ini bukan maksud Kalis percaya diri atau apa, tapi gadis itu selalu menunggu dirinya dan teman-temanya. Hanya salah satu dari mereka yang selalu menegurnya dan memperlihatkan dirinya minat dengan ia.

"Kayaknya tuh cewe emang beneran naksir lu deh, Kal. Liat aja setiap kita abis eskul tuh bocah selalu di situ." Papar cowo yang memakai topi hitam menyenggol bahu Kalis di sampingnya.

"Dia cuma suka sama gue karena paras gue, gue mau mereka yang mencintai gue bukan karena paras gue doang." Sahut Kalis santai kemudian memilih memotong jalan, dia tidak mau bertemu dengan gadis itu lagi.

"Kal, nggak mau coba pendekatan dulu? Dia lucu tau." Kata cowo yang satunya yang memiliki badan lebih besar.

Kalis mengedik," buang-buang waktu, lagian gue tetep sama pendirian gue."

Jagat dan Narka menghela napas malas," Mike udah punya pacar, kal. Sampe kapan lo mau ngarepin dia? Seharus-"

Perkataan Jagat terpotong saat tiba-tib Kalis berhenti berjalan," ini pilihan gue, jangan pernah kalian ikut campur." Katanya menekan setiap katanya kemudian berjalan mendahului mereka berdua.

Kaktus : TeleiophilliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang