*
*
*🎵. Hivi- Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi
Di ujung sore ini, Titus menghabiskan waktunya untuk menyiram tanaman bunda, pergabutan yang tiba-tiba menyerangnya membuatnya ingin melakukan sesuatu yang berfaedah. Setidaknya dia punya sedikit keinginan untuk bangun dari zona rebahan seperti kalian. Tidakah kalian bosan? Bagaimana indoensia tercinta ini akan terus merdeka, jika rakyatnya saja malas berusaha. Teori doang yang pengen jadi orang sukses, prakteknya jalan di tempat. Apaan tuh! Kata bunda jika melihat Titus hanya terus bergulung dalam selimut.
"Tapi apa yang telah terjadi, lihat tawamuku yang menjadi, suka ke padamu..."
Suara merdu Titus mulai melantun dari mulut centilnya, sungguh sangat membagongkan hari ini, sudah berulang kali Titus di buat kesal dengan keadaan seperti ini. Sebentar lagi ulang tahunya akan di rayakan tidak adil jika dirinya harus menanggung kesal, bukan? Tuhan benar-benar menge-pranknya! Dia berjanji pada teman-temanya bahwa dia akan mengundang Kalis untuk datang di pestanya, dia sudah membayangkan bagaimana pestanya akan berjalan manis bersama Kalis di sampingnya. Kalis yang manis.
"Woiii!!"
Bagai mimpi buruk, Titus kejengkang dari duduknya yang sudah layak ratu. Duduk jongkok di atas batu besar samping tanaman. Siapa pula manusia tak berhati yang sengaja membuatnya hilang keseimbangan, bayang-bayang wajah Kalis yang sedang berjongkok di hadapanya membawa sebuket bungan dan cincinpun ambyar terbang ke awan.
Lantas Titus berdiri dan membersihkan celananya yang kotor," eh manusia! Punya adap nggak lo?!" Yang Titus teriaki justru tertawa tanpa rasa dosa." Dahal nggak kenceng gue manggil."
Mematikan kran air lalu menghampiri pemuda yang usianya tidak jauh beda denganya, prisma namanya. Nama panjangnya adalah prisma widodo, ingatkan sekali lagi dia bukan bagian dari presiden kita. Dia hanya anak kurang kerjaan yang tiap harinya menghitung krikil jalanan.
"Ngapai?" Tanya Titus ketika sudah berhadapan dengan Prisma.
Prisma hanya mengedik bahu tanda dia tak tau apa yang dia lakukan di sini.
Random amat, kan?
Setelahnya Prisma tertawa saat mendengar, Titus mendengkus kesal.
"Masih nunggu Kalis?"
Tiba-tiba topik obrolan Random Prisma berubah, tentu saja topik obrolan tentang Kalis tidak pernah habis untuk di bahas, Kalis adalah pokok utama Titus mau mendengarkan cerita Prisma sukarela." Masih lah, pantang nyerah sebelum menang." Ucap Titus menepuk dadanya bangga.
Prisma mengangguk-anggukan kepalanya paham, sepertinya Titus tidak ikut serta dalam siaran radio kemarin malam yang membahas soal perjuangan cinta. Cinta memang perlu di perjuangkan, namun jika belum ada pergerakan begaiamana umpan akan di makan? Setidaknya itu yang Prisma tangkap dari gadis gila di hadapanya, bilang suka tapi nggak berani nembak duluan.
"Gue sarananin lo teror terus tuh si, Kalis. Gue kasian liat lo gini-gini mulu." Ucapan Prisma nyatanya mengusik telinga Titus.
Mimik wajah Titus mulai tak bersahabat, dan Prisma menyadari akan hal itu. Ini adalah saat-saatnya mengeluarkan jurus seribu bayang nih. Alhasil Prisma segera ngibrit sebelum Titus benar-benar akan menghajarnya." Heh! Maju lo kalo ngomong, sembarangan banget kalo bacot! Gue sumpahin lo makin ganteng!"
Belum Titus mulai ancang-ancang, Prisma sudah ngabur aja sambil julurin lidahnya kayak anak Anjing terus ketawa sendiri. Dasar stres pikir Titus.
"Tis, masuk gih mandi. Udah mau Magrib nih, anak prawan mandinya malem nanti di kamar mandinya di temenin tante kunti loh!" Belum amarahmya meredam suara Risa sudah kembali membuatnya kesal dengan memanas-manasi persoalan kuntilanak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaktus : Teleiophillia
Random(Shcool series) "Warna akan terlihat ketika kita membuka mata, itulah aku. Aku akan terlihat olehmu ketika kau membuka mata. Maka bukalah matamu dan lihat aku sebagai perempuan, bukan sebagai bocah 15 tahun." * * * Aku sudah masuk dalam lingkaran 'T...