Mobil tersebut lekas keluar dari pekarangan rumah dan sempat berpapasan dengan sebuah taxi yang berada di depan rumah mereka. Seungjo menghubungi sekretaris cho dan meminta nya mengecek mobil asing yang tak dia kenal itu.
******
"Kau yakin tujuan mu disini tuan? Ini rumah keluarga kim seungjo yang sering muncul di televisi itu kan?" seokjin hanya tersenyum mengiyakan, pasalnya seokjin tidak tahu sejak kapan ayah dan ibunya sering muncul di televisi
Yoongi masih mengawasi kondisi rumah yang ia tinggalkan lima tahun lalu itu, banyak sekali yang berubah, ia bahkan hampir tak sadar jika itu rumahnya.
"Hyung menunduklah--" seokjin reflek menunduk saat melihat sedan hitam melintas dihadapannya.
Supir taxi paruh baya itu justru terheran, ada apa dengan pemuda pemuda ini sebenarnya. Supir taxi itu lekas mendelik ke arah seokjin dan yoongi yang menghela nafas lega.
"Kalian perampok ya?" seokjin dan yoongi mendelik ke arah sang supir taxi.
"Yakk!!" hampir saja serapah keluar dari mulut yoongi jika saja seokjin tidak menahannya.
Seokjin mengeluarkan passport nya dan menunjukkan alamat rumahnya. Supir taxi itu sedikit terdiam dan berpikir, dan seperti menemukan harta karun ia langsung berteriak histeris.
"Jadi kau kim seokjin dan kim yoongi putra tuan kim seungjo itu? Waahhh" yoongi menatap jengah, hei siapa tadi menuduh perampok,mengapa sekarang menjadi heboh seperti bertemu member BTS begitu.
Seokjin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bodoh sekali ia tersipu malu begini di depan laki-laki yang sebaya dengan ayahnya ini.
"Ayolah hyung, jangan buang waktu" itu yoongi, mengeluh karena seokjin yang terbawa suasana.
"A--begini tuan, bolehkah saya meminta foto kalian, maksud saya--saya ingin foto--mm bisakah?" yoongi menatap seokjin menolak, namun seokjin yang dasarnya narsis tentu saja menerima.
Supir taxi itu sudah bersiap dengan ponsel pintar nya, foto sekali, dua kali bahkan sampai sepuluh kali yoongi tak berubah posisinya. Berbeda dengan seokjin yang sudah narsis berdua dengan supir taxi itu, kakaknya itu memang tidak ada harga dirinya.
"Terimakasih sudah mengantar kami, paman-" seokjin menunduk mengantar kepergian taxi dan supirnya yang baik itu, baik dalam hal berfoto-foto tentunya.
"Ayolah hyung--ishh" yoongi menyeret kakaknya yang masih bertahan di pinggir jalan, sudah layak diberi bintang lima sebagai gelandangan korea.
*******
"Baik tuan-" sekretaris cho lekas turun setelah memastikan namjoon masih terjaga dalam tidurnya.
Rungu nya tak salah menangkap, terjadi keributan di bawah sana. Dengan langkah tergesa ia lekas turun untuk menemukan kekacauan yang dibuat anak buahnya itu.
"Apa apaan ini?" sekretaris cho melihat sinhye yang melempar tas ransel milik laki-laki dengan kaus tipis itu.
Pandangannya terhalangi oleh badan para ajudan yang tingginya seperti monster saja.
"Kami bisa menangani ini dengan nona sinhye tuan, maaf atas ketidaknyamanan ini" salah satu dari mereka mencoba menjelaskan.
"Paman cho-"
Sekretaris cho hendak berbalik sebelum rungunya mendengar namanya diserukan.
"Hei beraninya kau memanggil sekretaris cho dengan tidak sopan!! Dasar laki-laki aneh" sinhye masih sibuk memukul tubuh salah satu mereka dengan tas agar mereka berdua pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble Namjoon
FanfictionBerisi cerita one shoot atau two shoot dari namjoon. yang sudah tau akun NJRapmonnie, nah sekarang aku pindah disini..