Missin' You Alone (6)

1K 109 22
                                    


" Promise is made just to make someone expect and get hurt in the end"
















***********

"Kau puas itu, hah?! Kau benar-benar egois Hyung!!"

Seokjin mengusap wajahnya kasar, ia tahu ia salah tapi mau bagaimana lagi, nyatanya cepat atau lambat ia memang harus kembali ke Jepang. Seharusnya namjoon mengerti, dia bukan anak kecil lagi. Yoongi lagi-lagi hendak maju dan merenggut kerah seokjin jika saja seungjoo tidak melerai keduanya.

"Appa tidak mengerti jalan pikiran kalian!" Seru seungjoo sambil melerai pertengkaran antara yoongi dan seokjin.

Yoongi tadi tersulut emosi saat mendengar adiknya pergi dari rumah dan seokjin tidak berbuat apapun. Jadi dengan sengaja ia memaki sang kakak dan hampir memukul sang kakak. Ia kembali duduk dan mengusap wajahnya yang memerah. Seokjin sendiri juga terbawa emosi, sehingga ia merenggut kunci mobil di dekatnya dan bergegas pergi.

"Kau mau aku cari namjoon kan? Akan aku cari sekarang dan bawa dia pulang sekarang juga!" Seru seokjin di depan yoongi dan berlalu begitu saja.

******

Seungjoo masih berusaha menenangkan Hana, Hana sejak tadi menangis karena namjoon tetap memaksa pergi. Sebenarnya ia juga terheran, biasanya Hana tidak seperti ini. Lagipula namjoon hanya ingin ke tempat hoseok saja, itu bahkan masih dalam satu kota yang sama. Namun ia memaklumi, mungkin Hana juga kesal padanya.

"Sudahlah, namjoon hanya pergi sebentar, seperti biasanya yeobo. Esok hari ia akan pulang, aku akan minta tuan Jung menjaganya"

Hana masih tetap diam dan memilih mengusap air matanya. Ia tidak tahu ketakutan macam apa yang ia alami sekarang. Ia seakan tidak rela jika putranya keluar dimalam yang dingin ini. Seungjoo tersenyum saat yoongi datang dengan segelas air, ia lekas memberi ruang pada yoongi untuk berbicara pada sang ibu.

"Eomma, paman Han sudah pergi mencari namjoon dengan seokjin Hyung"

Hampir tiga puluh menit menunggu Hana benar-benar tenang, hingga Hana menurut untuk ditemani oleh yoongi. Merasa keadaan sudah lebih baik, seungjoo berlalu keluar kamar dan beranjak menuju ruang kerja. Ia menyapa beberapa maid yang berlalu lalang saat ia menuju ruang kerja. Ia pun lekas mendudukkan diri sambil meraih ponselnya yang sejak tadi ia tinggal disini. Ia melihat beberapa panggilan tak terjawab dari putranya namun terbuyarkan saat  menyadari kedatangan salah satu assisten nya

"Maaf tuan besar, ada telpon dari tuan muda seokjin"

Ia mengangguk lekas meraih ponsel Shin Hye.

"Halo--"

"A--appa, Namjoon kecelakaan"






********






Seokjin menangis tergugu sambil terus ditenangkan oleh paman Han. Ia terlalu takut membayangkan yang tidak tidak, ia menatap kembali lampu emergency tempat adiknya ditangani. Lima menit lalu ia berhasil menghubungi sang ayah setelah ia dan tuan Han berhasil membawa namjoon ke rumah sakit terdekat, tentunya dengan bantuan ambulance. Seokjin takut, benar-benar sangat takut.

Terakhir ia melihat namjoon terluka adalah saat adiknya tersepak oleh salah satu teman taekwondo nya lima tahun lalu. Ia ingat bagaimana anak itu terus menerus mengeluh sakit walau hanya pipinya yang tergores sedikit. Mengingat bagaimana tadi ia melihat sendiri banyaknya luka di tubuh namjoon membuatnya gemetar. Ia membasahi tenggorokannya, sambil terus memohon pada Tuhan untuk menyembuhkan adiknya. Matanya terpejam, mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu yang membuatnya histeris.

Drabble Namjoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang