Hari-hari di bulan ramadhan selalu tampak begitu indah di mata para kaum muslimin.
Mungkin tidak semua berpikir begitu di kampung teyvat.
Contohnya saja Xiao, laki-laki ini hampir tak pernah berhenti untuk melaksanakan tugasnya.Memerhatikan setiap kegiatan maupun manusia yang berada di dalam masjid. Memastikan tak ada satupun yang melanggar aturan masjid maupun aturan agama.
Kala itu sekelompok gadis muda memasuki kawasan masjid tanpa menggunakan kerudungnya dengan benar.
Setengah poninya ditampakkan.
Dadanya tidak tertutupi hijab.
Mereka juga tampak tak begitu mengetahui etika masuk masjid yang harus menggunakan kaki kanan terlebih dahulu.Tentu Xiao tidak tinggal diam menghadapi ini.
Kala gadis-gadis itu berbincang.
Tiba-tiba saja seseorang menarik pucuk hijabnya dengan kasar."Eh–Hey, kasar banget jadi orang!"
Beruntung sekali gadis yang berkata barusan. Dia adalah manusia pertama yang akan mendapat tatapan mematikan milik Xiao hari ini.
"Kasar?", ucapnya sinis.
"Aku tidak menerima calon penghuni neraka disini."
"Kalau masih seperti itu lagi besok..."
Dari tatapannya saja, para gadis itu tau apa konsekuensinya.
Bisa jadi Xiao menghukum cambuk mereka atau mungkin hukuman lain yang jauh lebih mengerikan."M-maaf Kak Xiao. Iya, iya, kami kapok."
Xiao masih menatap mereka sinis.
BLAK! BLAK!!
"Aduh, duh!!"
Gadis muda itu mendapat tamparan sarung di kakinya.
"Siapa suruh masuk masjid pakai kaki kiri?"
"Ditambah lagi, apa kalian sudah berwudhu sebelum masuk masjid?"
Para gadis itu menatap mata Xiao ngeri. Kemudian memintamaaf dan berlari menuju tempat wudhu wanita.
================
Belum selesai tugasnya, kadang Xiao harus membubarkan sekelompok ibu-ibu kampung yang hobi bergosip di bagian belakang masjid.
Oh tentu, Xingqiu pasti juga ada disana."Adu duh, iya tante. He em, kemarin tuh aku lihat Chongyun jalan sama cewek gitu, anaknya tante. Mesra-mesraan gitu kayak orang baru kawin."
"Iih, dek Xingqiu bisa aja~ Iya atuh, anak saya selalu saya ajarin bener-bener. Jadi disukain dek Chongyun, kan~"
"Alah! Anak saya juga cocok sama dek Chongyun. Pinter masak, pinter otaknye, pinter ngaji. Eehh, enak aja Chongyun sama anak kau."
Xiao menarik nafas panjang, melihat perkumpulan ibu-ibu yang tidak ada habisnya.
Selalu saja ada disitu, entah saat luang, selesai sholat, bahkan saat sholat sekalipun."Udah, kalau dek Chongyun udah di booking. Tak ambil mas Diluc. Tampan, Mapan, Rupawan, apa yang kurang?"
"Heeh, dek Diluc itu calon menantu saya nanti. Nggak ada nggak."
"Enak aja, Diluc lebih cocok di keluarga saya."
Dalam hati Xiao menghitung dari satu sampai tiga. Sebelum berniat mengusir kelompok tersebut dengan seember air.
"Satu..."
"Dua..."
BYURR!!
"BUBAR! BUBARR, YA ALLAH! HARAM NGGIBAH!! HARAM!!"
Tentu kelompok tersebut terkejut dan buru-buru kabur dari tempatnya.
Daripada berdiam diri dan lebih basah kuyup, kan?===================
"Lanjut ke tugas selanjut–"
Kata-kata Xiao terpotong saat dia merasakan seseorang menarik ujung lengan bajunya.
Seorang anak kecil berumur lima tahun yang membawa Iqro' di tangannya. Dia tampak begitu kebingungan dan seperti mencari sesuatu.
Xiao menurunkan tubuhnya–berjongkok di depan anak itu.
"Ada yang bisa kubantu?"
Anak itu agak terkejut, perlahan dia mulai membuka mulutnya.
"Imam... Crepus."
Yap, anak itu mencari Imam Crepus yang biasa mengajar anak-anak kampung itu untuk mengaji.
Tapi hari ini, dia tidak terlihat. Mungkin sedang ada urusan."Oh, apa kau murid mengajinya?"
Anak itu mengangguk pelan.
Xiao : "Beliau mungkin masih ada urusan yang harus dilaksanakan."
Anak A : "Begitu, ya.."
Xiao : "Ehm... apa mau belajar dengan kakak? Insyaallah kakak bisa mengajarimu sedikit demi sedikit."
Anak A : "Boleh?"
Xiao : "Boleh."
Xiao tersenyum tipis pada anak itu.
Membuat anak itu terkagum-kagum melihat sifat lembutnya.Anak itu mengangguk mantap, kemudian berlari entah kemana.
Anak A : "Man teman! Ada kakak baik mau ngajarin ngaji!"
Anak B : "Wahh, alhamdulillah!"
Anak C : "Yeeyy, jadi ngaji!!"
Xiao gelagapan saat mengetahui tidak hanya satu anak saja yang datang padanya. Tapi tiga sekaligus.
Anak-anak itu tampak begitu bahagia. Mereka berbondong-bondong membawa iqro'-nya masing-masing.
Anak-anak : "Assalamualaikum, kakak! Ajarin kami ya!~"
Xiao yang terkejut itu, akhirnya hanya bisa mengangguk dengan senyum miring diwajahnya.
Xiao : "W-waalaikumsalam..."
Lantas dia mengajari anak-anak itu mengaji walau sebenarnya dia semakin kewalahan.
Xiao hanya bisa menjaga anak kecil sebentar saja, berbeda dengan Chong yang justru nyaman dengan anak kecil.Hembus nafas lelah keluar dari bibirnya.
Bukan karena dia kesal dengan kesalahan membaca iqro' anak-anak itu. Tapi karena anak-anak itu terlalu ramai, serasa energinya semakin lama semakin terkuras.Dia terus bertanya-tanya kapan adzan maghrib terdengar, agar dia segera lepas dari penderitaannya ini.
"Mau kubantu Xiao?"
Suara seseorang terdengar dari samping tubuhnya.
Suara yang sudah bertahun-tahun lamanya tak terdengar di masjid itu."Kau–"
=============
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan Mubarak with Genshin Impact
Fanfiction#2 rank in #zhongli : [05/08/2021] [Belum selesai] Bulan mulia sudah berada di depan mata. Para kaum muslimin begitu berbahagia dalam menyambut bulan yang penuh keberkahan ini. Sama halnya dengan Kampung Teyvat, dimana setiap insan yang menghela naf...