Chapter 4 : Sandal

704 75 24
                                    

Seperti sholat pada biasanya, para jamaah harus meletakkan alas kakinya di depan masjid dan wajib ditata rapi kalau tidak mau Xiao marah besar.

Tentu, aturan itu ditaati beberapa orang disana. Kecuali sosok pembuat onar seperti Kaeya dan Venti, yang asal melepas sandal mereka.

Dimana pada akhirnya mereka berhasil terpukul oleh sandal terompah yang dilempar oleh Xiao dari kejauhan.

Lanjut ke sholat tarawih, semua jamaah bershaf lurus dan rapi.
Apalagi kalau bukan kerja keras Xiao yang harus merapikan shaf sholat mereka.

Setelah sholat tarawih, barulah tiap orang melaksanakan kegiatan mereka masing-masing.
Dan disinilah suatu momen terjadi, dimana suatu benda sering menghilang atau tertukar kala itu.

Sandal

Hal ini benar-benar terjadi pada sosok Bennett.
Dimana dia selalu menggunakan sandal berwarna merah setiap pergi ke masjid.

"Lho?"

Lensa matanya memeriksa sekitar.
Mencari-cari dimana dua pasang sandal yang selalu dipakainya.

Tak jarang dia tampak kebingungan saat mencarinya. Kemudian berakhir menghembus nafas lelahnya.

Tepat saat itu, Abah Zhongli melihat Bennett yang tampak tidak pulang dari masjid.

"Nak Bennett ada apa? Kenapa murung sekali?"

Bennett menatap ke arah Abah zhongli.

"Eh Abah. Assalamualaikum, bah. Itu..."

"Sandal Bennett tidak ada, padahal tadi Bennett taruh disini."

Abah Zhongli melihat sekitar tempat dimana jari Bennett menunjuk.
Tapi tidak ada satupun sandal disitu.

Zhongli : "Abah bantu cari ya. Kasihan Bennett kalau nyari sendiri."

Bennett : "Wah, makasih, bah!"

Zhongli : "Kayak gimana sandalnya?"

Bennett : "Pokoknya warnanya merah, bah."

Mereka berdua kemudian mencari sandal Bennett yang hilang.
Namun dimanapun mereka mencari, entah selokan, pojokan, rak sepatu atau parkiran sekalipun, sandal bennett masih juga tak ditemukan.

"Waduh, dimana ya?"

Abah Zhongli mulai kewalahan mencari sandal bennett.
Begitu juga Bennett yang mulai menyerah mencarinya.

"Lho, Abah? Lagi nyari apa?"

Xiao tiba-tiba muncul diantara mereka.

"Nak Xiao, Bennett kehilangan sandalnya. Warnanya merah, kamu lihat?"

Xiao melihat sekitar, dia tau jelas dimana letak alas kaki milik para jamaah.
Dia berjalan menuju dimana bennett menunjuk tadi.

Xiao : "Eh? Harusnya ada disini."

Bennett : "Kaaan? Aku udah nyari kemana-mana, Xiao. Tapi nggak ketemu juga."

Xiao : "Hmm, aneh."

Xiao melihat ke arah gerbang masjid.

"Apa ada yang mengambil dengan sengaja? Tidak akan kubiarkan.", ucap Xiao geram.

Dia berniat untuk mencari orang yang mengambil sandal bennett.
Tapi tangannya ditarik oleh Bennett.

Bennett : "Tidak usah, Xiao. Mungkin orang itu tidak tau kalau itu sandalku. Atau... m-mungkin saja orang itu sedang membutuhkan."

Xiao : "Tapi..."

Ramadhan Mubarak with Genshin ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang