Eropa..
Benar, negara empat musim itu.
Negara yang kini terselimuti salju, mewarnai jalanannya dengan warna putihnya yang suci nan anggun.
Aku bisa melihat landasan dari arah jendela. Berpikir bahwa tak lama lagi pesawat turun untuk beristirahat.
Tatapan kini kuarahkan kearah dirinya yang tertidur pulas, menyandar di pundakku.
Jari telunjuk kuusap lembut di pipinya, "Guizhong, bangun. Kita sudah sampai.", ucapku lembut.
Guizhong membuka matanya perlahan, dia mengangkat kepalanya, kemudian melihat sekitar untuk mengembalikan kesadarannya.
"Kita.. sudah sampai eropa?"
Aku mengangguk padanya.
"Benar, kita sudah di Eropa."
Guizhong mengucap kata syukur dari bibirnya, mengetahui bahwa pesawat mendarat dengan selamat.
Beberapa saat kami masih duduk di tempat sambil menunggu pesawat benar-benar berhenti bergerak.
Setelah pramugari berkata bahwa pesawat berhasil mendarat dengan baik, barulah kami mengambil barang-barang dan bergerak keluar dari pesawat.Benar saja, saat kami hendak menginjak bagian luar bandara. Nuansa udara dingin sudah menyambut di depan mata.
"Kita naik taxi?", tanyaku pada Guizhong.
Wanita itu hanya mengangguk. Sesaat setelahnya, aku memesan sebuah taxi yang akan membawa kami menuju tempat penginapan.
=================
Tak lama, sampai juga kami ke apartemen yang dituju. Setidaknya cukup luas untuk dua orang.
Guizhong langsung bergerak menuju balkon, melihat betapa indahnya pemandangan kota kala malam hari tiba.
Aku berjalan ke arahnya, lantas berdiri di sampingnya. Manikku melirik ke arah dimana maniknya melihat.
"Tempat yang indah."ucapku.
"Benar.", jawabnya. Wajahnya kini menatapku, "Kita akan membuat sejarah kita disini."
Aku tersenyum padanya, lantas kami terlibat dalam pelukan hangat kala musim dingin memeluk kota ini.
"Oh ya, Zhongli. Barangnya.." Guizhong melepas pelukanku, dia melirik ke arah koper yang sama sekali belum terbuka.
"Aku saja." Aku berniat untuk melakukan itu untuknya, tapi bukan Guizhong kalau tidak melarangku melakukan hal apapun sendiri.
"Ti-dak-bo-leh." ucapnya dengan suara yang putus-putus.
Tawa kecil muncul dari bibirku, "Kalau bersama?". Guizhong tersenyum, "Boleh."
Kami berdua kemudian merapikan barang-barang bersama.
Setelahnya, kami bersiap-siap untuk tidur. Dikarenakan besok sudah waktu bagiku dan dirinya untuk melanjutkan pendidikan S2 kami.Bersama-sama kami membaringkan tubuh yang terasa pegal diatas kasur queen bed.
Tidak, tidak, kami tidak melakukan hal-hal aneh. Karena perjanjian taaruf membatasi kami agar menjauh dari perbuatan maksiat. Dan lebib mengedepankan pengeratan tali silaturahmi antar dua belah pihak.
"Zhongli." Guizhong memanggilku sebelum aku sempat menutup mata.
"Ada apa?", jawabku.
Dia hanya menatapku sebentar, kemudian berkata, "Selamat malam."
Matanya tertutup perlahan.Tatapanku melembut, senyum tipis muncul di bibir. "Selamat malam, Guizhong."
Tak lama kami berdua terlelap dalam tidur, bertemu dalam mimpi, berjalan bersama dalam alam bawah sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan Mubarak with Genshin Impact
Fanfiction#2 rank in #zhongli : [05/08/2021] [Belum selesai] Bulan mulia sudah berada di depan mata. Para kaum muslimin begitu berbahagia dalam menyambut bulan yang penuh keberkahan ini. Sama halnya dengan Kampung Teyvat, dimana setiap insan yang menghela naf...