Chapter 5 : Rahasia Xiao

702 65 18
                                    

Putar video diatas sambil membaca, untuk pengalaman lebih baik~

==================

"Abah Zhongli!"

Dainsleif memanggil namanya dengan suara penuh panik.
Keringat mengucur di pelipisnya, wajahnya sama sekali tak menampakkan hal yang bagus.

Zhongli yang saat itu sedang berbincang dengan Childe, seketika mengalihkan pandangannya ke Dainsleif.

"Ada apa, Dainsleif? Kenapa kau panik? Apa yang terjadi?"

Dainsleif menarik nafasnya.

"Nak Xiao."

"Nak Xiao pingsan di tempat wudhu!!"

Lensa Zhongli terbelak lebar. Dia segera berlari ke arah tempat wudhu pria. Dimana dia menemukan tubuh tak berdaya Xiao.

"Xiao! Nak Xiao!"

Dia membalik tubuh Xiao.
Cairan merah mengalir dari bibir Xiao, lebih mengejutkan dirinya.

"Innalillahi, Xiao?!"

Bahkan Childe yang mengikuti Zhongli ikut panik karenanya.

"Childe, tandu! ambil tandu di gudang!"

Childe mengangguk, dia segera berlari menuju gudang untuk mengambil tandu.

Bersama dengan Dainsleif, mereka berdua mengangkat Xiao ke puskesmas terdekat.

==============

"Aduh, gimana nih?"

Barbara tampak bingung saat hendak memeriksa Xiao.

Xiangling : "Kenapa, bar?"

Barbara : "I-itu.."

Barbara : "Kan kita perlu meriksa badannya Xiao. Tapi kan Xiao bukan muhrim, terus ini gimana?"

Xiangling : "Eh iya ya. Aduh, gimana terus?"

Xiangling melihat sekitar.
Syukurlah matanya cukup jeli untuk menemukan suatu benda.

Xiangling : "Ini aja, pake sarung tangan."

Barbara : "Lho, tapi kan masih megang."

Xiangling : "Pake bismillah."

Barbara : "Emang bisa?"

Xiangling : "Kata abang Kaeya kayak gitu sih, hehe."

Barbara : "Huft, ya udah, gitu aja. Daripada Xiao nggak ketolong."

Mereka berdua pun mengenakan sarung tangan masing-masing, kemudian mulai memeriksa Xiao.

Beberapa saat kemudian, mereka keluar dari bilik. Memberi kabar tentang kesehatan Xiao.

"Abah Zhongli."

Zhongli berdiri dari tempatnya terduduk. Dia berjalan ke arah Barbara.

"Iya, bagaimana keadaan Xiao, nak Barbara?"

Barbara menunduk, kemudian dia menatap Zhongli kembali.

"Mohon maaf, puskesmas tidak bisa membantu banyak. Saya dan Xiangling hanya bisa memberi obat penangkal rasa sakit untuk Xiao."

"Alangkah baiknya kalau Xiao segera dikonsultasikan ke rumah sakit."

Wajah Zhongli diturunkan.
Tatapannya penuh rasa khawatir.

"Tapi, Saya tidak punya cukup uang untuk biaya rumah sakit."

Tatang, dengan dada yang dikedepankan. Berjalan dengan percaya diri ke arah Zhongli.

Ramadhan Mubarak with Genshin ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang