Chapter 3 : Kembalinya Sang Hafidz

804 78 17
                                    

"Kau-"

Lensa xiao terbelalak melihat seorang yang selalu dirindukan imam crepus setelah bertahun-tahun lamanya meninggalkan kampung teyvat.

"Albedo?"

Pria berlensa biru langit itu tersenyum pada Xiao.
Tepat dibelakangnya, Diluc dan Imam Crepus muncul.

Diluc : "Assalamualaikum, Xiao. Sepertinya kau sedang sibuk mengajar anak-anak."

Xiao : "Ya... hanya sebentar."

Xiao : "Juga, jadi Imam daritadu tidak muncul-"

Crepus : "Benar, saya sedang menjemput Albedo dari bandara."

Crepus : "Dia baru terlfon saya tadi pagi untuk dijemput setelah ashar."

Xiao : "Begitu ya."

Albedo berjalan ke arah salah satu anak kecil yang tampak sedikit bingung membaca iqro'.

Albedo : "Yang ini Syafaa a'tun. Bukan Safaa atun."

Anak itu mengangguk-angguk, kemudian mencobanya sekali lagi dan berhasil.

Albedo : "Bagus, sekarang lanjut ke sebelahnya. Ghofuu ron."

Anak B : "Ghofuu ron."

Albedo : "Hm, seperti itu, lanjutkan."

Kemudian dia beralih ke anak sebelahnya lagi, yang sudah memegang al-qur'an lebih dahulu daripada teman-temannya.

Anak itu tampak kebingungan dengan tajwid. Dia berusaha sebaik mungkin untuk membacanya, tapi tak juga benar.

Albedo : "Bukan, bukan, bukan Layunbazana. Tapi, Layumbazana. Disini terdapat tajwid iqlab, karena ba' bertemu nun sukun, maka pembacaannya menjadi mim."

Albedo : "Coba baca lagi, dengan Iqlab."

Anak C : "Iqlab, ya? Kalau begitu, Layumbazana."

Albedo : "Bagus, lanjutkan sebelahnya, Idgham."

Anak C : "Idgham... berarti berdengung?"

Albedo : "Lalu bagaimana bacanya?"

Anak C : "Uhh, Lahabiw watab."

Albedo tersenyum, tangannya mengusap lembut kepala anak itu.

Albedo : "Anak pandai. Lanjutkan bacanya, kakak akan perhatikan tajwidnya."

Lensa anak itu berkilau, anggukan mantap dia tampakkan. Dengan senang hati melanjutkan bacaan al-qur'an nya.

=================

Usai juga jam mengaji mereka, tak terasa adzan maghrib terdengar.
Tak lain Venti yang selalu menjadi muadzin. Suaranya yang merdu selalu mendinginkan hati tiap orang yang mendengarnya.

Albedo : "Shadaqallahul adzim. Alhamdulillah sudah maghrib. Kita lanjut mengajinya setelah tarawih, ya? Sekarang kita berbuka dulu."

Anak-anak : "Baik, kak!!"

Anak-anak itu kemudian berlari ke arah lemari, tempat dimana alqur'an dan Iqro' ditata rapi.

Xiao kagum melihat Albedo yang mengajar anak-anak mengaji dengan begitu fasih.

Xiao : "Subhanallah, Albedo hebat sekali."

Albedo : "Ahaha, saya hanya membantu saja disini. Alhamdulillah, allah swt memberi kemudahan untuk mengajar anak-anak."

Xiao mengangguk-angguk.

Tiba-tiba seorang gadis manis berkerudung putih dengan renda biru muda muncul diantara mereka, itu Barbara.

Ramadhan Mubarak with Genshin ImpactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang