𝐃𝐑𝐈𝐅𝐓 :: Chapter Three

1.2K 260 28
                                    

MARK 3: Yang Pergi, Kembali. // 2,7k words.

+++

Jangan lupa vote + komen!

.
.
.

Joohyun menikmati susu hangatnya sambil berdiri menatap keluar kaca. Satu jam ia habiskan untuk melihat bagaimana jaeger diperbaiki, selain itu dia bisa mendengarkan suara orang mengetik sambil bicara di ruang kontrol. Seperti itulah sarapan paginya.

Setiap Joohyun datang ke ruang kontrol, biasanya dia datang bertujuan untuk refreshing. Melihat jaeger adalah salah satunya. Benar, pagi ini Joohyun dibuat jengkel karena hari ini adalah hari penentuan.

Joohyun, mungkin, akan menemukan co-pilot untuknya. Sebuah arti dimana Joohyun akan kembali ke jaeger-nya.

Joohyun tidak merasakan getaran semangat, karena setiap tahun yang Joohyun temukan hanya orang-orang yang lembek. Tidak banyak calon yang lolos tes penentuan, akhirnya Joohyun tidak bisa menaruh ekspektasi tinggi untuk tes hari ini.

Dari ujung kaca, ada pantulan cahaya merah yang menunjukkan terjadi kecelakaan saat memperbaiki jaeger. Joohyun menyeruput susu hangatnya, telinganya dipaksa mendengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Khawatir jaeger itu akan meledak atau semacamnya.

Bagaimana pun, Joohyun tidak peduli. Dia segera meninggalkan ruang kontrol setelah gelasnya kosong. Dari arah berlawanan, Joohyun melihat Minho. Tanpa berkata-kata, Joohyun segera mengikuti mantan atlet itu.

Langkahnya mengarah ke ruang latihan. Setelah masuk, Joohyun berdiri di samping Minho. Berdiri sangat tegap dan seketika aura ruangan terasa sangat menusuk. Joohyun cuma melirik ke kanan dan ke kiri, tidak banyak yang membuatnya terkesan.

Oh, kecuali satu. Si perempuan toilet itu ada di ruangan ini. Bagus.

Minho mengangkat satu tangan, meminta perhatian. "Semuanya, perhatian!" katanya, "Seperti yang kubilang, tantangan kalian sangat sulit. Tanpa aku sebut namanya, kalian udah tau siapa orangnya."

Selesai Minho bicara, yang terdengar hanya bisikan-bisikan penuh ragu dan takut dari sekian banyak orang. Joohyun mendesah pelan, merasa tidak nyaman ditatap seperti itu. Lebih dari tidak sopan, itu membuat Joohyun tersinggung.

"Selanjutnya!" adalah satu-satunya kata yang Joohyun ucapkan sejak tes penentuan dimulai.

Dengan arti lain, Joohyun selalu menang. Semakin sering Joohyun mengucapkan itu, semakin tertekan pula para pesertanya. Yang dilakukan Joohyun di tempat hanya menghindar, menangkis, dan memukul. Itu pun pukulan biasa.

Bahkan rekor tercepatnya adalah 2 menit untuk menjatuhkan lawan. Sesekali Joohyun menatap Minho seperti mengatakan: "Serius cuma segini?" akan tetapi Minho tidak merespon apa-apa.

"Selanjutnya!"

Saat Joohyun bilang itu, dia tidak mengira kalau orang di depannya adalah yang terakhir. Plus, tidak mengira kalau dia adalah si perempuan toilet itu.

Akhirnya, Seulgi berhadapan dengan Joohyun. Dia mengangkat kedua tangan setinggi dada, dikepalkan kuat-kuat. Mata Seulgi berkali-kali berkedip, melihat itu Joohyun sudah berasumsi kalau Seulgi sama gugupnya dengan yang lain.

Mereka berdua maju beberapa langkah. Tiba-tiba Seulgi berniat untuk menendang Joohyun, tapi kedua tangan Joohyun lebih dulu menangkap pergelangan kaki Seulgi. Selanjutnya, Seulgi terbanting ke lantai sangat keras.

Seulgi terbatuk, tidak percaya dia jatuh secepat ini. Joohyun menggerakkan tangannya sambil menunggu Seulgi bangun. Anak ini kesulitan untuk bangun sejak kali pertama aku lihat dia, huh?

Drift ─ Seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang