𝐃𝐑𝐈𝐅𝐓 :: Chapter Eleven

1.2K 234 30
                                    

MARK 11: Perubahan. // 3,2k words.

+++

Jangan lupa vote + komen!

.
.
.

Hari ini. Pagi ini. Turun hujan meskipun ramalan cuaca mengatakan akan panas sepanjang hari. Bahkan langit tak menginginkan ada pemakaman hari ini. Astaga, siapa yang ingin?

Joohyun, bersama Seungwan berdiri di samping kanan-kiri Yeri. Sedangkan Sooyoung duduk di kursi roda sembari menggenggam tangan Seungwan. Sejenak Joohyun menahan napas lalu dihembuskan, bahkan napasnya gemetaran karena takut.

Kejadian ini persis seperti 3 tahun lalu, ketika Joohyun harus berdiri di depan pemakaman Kakaknya sendiri. Saat itu ia tidak punya siapa-siapa untuk dipeluk, digenggam—jangankan begitu, Joohyun belum mengenal siapapun dulu.

Sekarang Joohyun melihat ke sampingnya, ke arah Yeri yang masih bersikeras menahan untuk tidak menangis—padahal jelas terlihat air matanya sudah seperti air terjun. Joohyun ada di sisi Yeri, karenanya Joohyun merangkul dan mengusap kepala Yeri. Si maknae pun langsung menangis di pundak Joohyun.

Hari ini. Mereka melakukan pemakaman, bentuk penghormatan akhir untuk Kibum dan Minho yang telah gugur dalam misi. Dalam upaya menghentikan serangan dahsyat dari kaiju kategori 5—sebuah mimpi buruk umat manusia.

Setelah pemakaman selesai, ada keinginan Joohyun untuk kembali ke markas untuk mencari tau kabar Seulgi. Namun, Yeri masih nyaman memeluknya. Joohyun harus tau kalau perempuan ini telah melewati banyak hal.

"Maaf. Kamu bisa pergi sekarang." Lirih Yeri, ia melepaskan pelukannya dan mengusap wajahnya yang basah.

Aneh, justru Joohyun tidak ingin. "Gak, Yeri. Kemarilah," Joohyun menarik Yeri ke dalam pelukan lagi. "Untuk sekarang, kita bisa seperti ini dulu."

"Kamu juga kesakitan, kan? Tiga tahun yang lalu,"

"Dulu, aku kesakitan. Tapi, itu akan berlalu."

"Menurutmu aku bisa?"

Joohyun menatap Yeri, "Kamu yang meyakinkan aku kalau semuanya akan baik-baik aja. Cuma kamu yang berani bicara padaku sejak kepergiannya. Yeri, kamu bisa. Lihatlah ke dalam dirimu."

"Aku gak tau," Yeri mengusap hidungnya. "Aku selalu membencinya. Maksudku, dia selalu memakai trend fashion yang aneh, bagaimana aku gak kesal? Tapi, kamu tau Joohyun, dia adalah keluargaku."

"Aku tau." jawab Joohyun.

"Dan, sekarang dia pergi. Ternyata selama ini aku selalu bergantung padanya. Aku merasa aku paling kesepian di sini."

Joohyun jadi teringat dirinya 3 tahun yang lalu. "Aku mengerti perasaanmu. Aku pikir setelah aku kehilangan Seokjin, aku adalah orang yang paling kesepian di dunia. Aku tau seperti apa rasanya, dan karena itu aku gak mau membiarkan kamu merasakan apa yang aku rasakan. Kamu punya aku, dan seluruh rekan timmu di sini."

"Kamu telah membantuku, walaupun aku selalu gak menghargai usahamu." Joohyun mengusap lengan Yeri sambil memandang batu nisan di depan mereka. "Aku gak mau melihat diriku di dalam dirimu, Yeri."

Yeri tersenyum lemah, "Menyakitkan juga ya kehilangan pacarmu, Joohyun?"

Satu alis Joohyun naik, "Seokjin adalah keluargaku."

Kemudian Yeri tertawa, seperti ia telah dikhianati Joohyun sejak kali pertama bertemu. Hubungan Joohyun dan Seokjin sangat misterius, saking seperti itu banyak orang mengasumsi mereka adalah sepasang kekasih. Yeri tidak menyangka kalau laki-laki itu adalah keluarga Joohyun sendiri.

Drift ─ Seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang