𝐃𝐑𝐈𝐅𝐓 :: Chapter Two

1.7K 279 17
                                    

MARK 2: Garis Asimtot. // 3k words.

+++

Jangan lupa vote + komen!

.
.
.

Joohyun berjalan sepanjang lorong yang ujungnya adalah pintu besi. Telinganya menangkap suara samar dari luar. Seketika pintu terbuka, suaranya semakin keras dan jelas. Joohyun melangkah dari pintu, menengadahkan kepala untuk melihat jaeger yang sedang dimasukkan ke dalam hanggar.

Melihat kalau kerusakaan Striker tidak sebanding dengan Cherno. Joohyun sempatkan melihat keluar hanggar, rupanya hujan lebat datang sebagai penutup hari.

"Joohyun!"

Dengan cepat dia memutarkan tubuhnya dan secara reflek memberi hormat.

"Aish, apa kamu gak bosan mendengarku bicara hal yang sama selama 3 tahun terakhir? Cepat, turunkan tanganmu itu."

Joohyun mengedipkan matanya dan perlahan ia turunkan tangannya sesuai perintah. Mereka berdua berdiri berdampingan, menatap 2 jaeger yang siap diperbaiki.

Mata Joohyun secara otomatis memindai semua kerusakan, membuat laki-laki di samping harus melihat kedua mata Joohyun yang menyala-nyala.

"Terbiasa dengan matamu?"

Joohyun berhenti memindai. "Teknologi ini sangat membantu."

Laki-laki di sampingnya melipatkan kedua tangannya. "Wah, lihat itu. Aku masih menunggu hari dimana aku menaiki benda itu."

Joohyun terkejut mendengar dia belum pernah mengendarai jaeger. "Aku pikir... jadi, selama ini kamu belum pernah?"

"Heh," dia berkacak pinggang. "Waktu itu cuma pelatihan biasa. Aku belum pernah, sama sekali belum."

"Tunggu, pamanmu bekerja di lembaga PPDC," itu juga menjadi alasan kenala Joohyun sangat menghormati laki-laki ini. Joohyun diam untuk menatap wajahnya. "Bukan kah itu mengejutkan orang-orang kalau kamu belum pernah?"

Laki-laki ini tersenyum miring. "Kamu pikir menggunakan orang dalam menjaminkan aku bisa menyelamatkan nyawa orang lain? Aku rasa hidup gak seperti itu, Joohyun. Ah," dia memiringkan kepalanya. "Suatu hari aku akan merasa terhormat bisa bertarung denganmu."

Suatu hari. Joohyun berpikir itu tidak akan terjadi.

"Aku harus kembali berlatih. Diam dan berdiri menonton jaeger itu gak akan membuatku menjadi seperti yang lain."

Joohyun menundukkan kepalanya. Sebelum laki-laki itu menghilang dari balik pintu, Joohyun meneriaki namanya.

"Park Jisung." Joohyun memandang laki-laki itu dengan lembut. Namun, pada akhirnya Joohyun mengurung niatnya dan membiarkan Jisung pergi.

Untuk sementara waktu Joohyun berdiri di tempat melihat aktivitas di hanggar. Banyak orang berompi orange sambil memegang dua benda untuk memandu kendaraan besar dan kuat yang membawa jaeger masuk.

Suara berisik helikopter yang baru mendarat di depan gerbang hanggar menarik perhatian Joohyun. Biasanya mereka pulang membawa potongan tubuh kaiju yang siap diteliti di markas. Menolak lupa kalau baunya sangat tidak bersahabat, tapi sepadan dengan informasi yang didapat.

Joohyun tidak pernah membayangkan dirinya menjadi pahlawan—seperti itulah bagaimana negara ini memanggilnya. Yang Joohyun inginkan itu sederhana seperti manusia biasa.

Tidur, makan, bekerja.

Sejak manusia membuat monster versi mereka untuk melawan kaiju, Joohyun tidak bisa memandang dunia seperti dulu lagi. Berpikir kalau itu sudah parah, tidak sampai Joohyun kehilangan orang-orang yang ia sayang.

Drift ─ Seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang