𝐃𝐑𝐈𝐅𝐓 :: Chapter Thirtheen

1.4K 246 31
                                    

MARK 13: Penebusan. // 3,6k words

+++

Jangan lupa vote + komen!

.
.
.

Joohyun berjalan sepanjang koridor rumah sakit ditemani Taeyong di sampingnya. Sempat melihat ke layar TV di front office menampilkan berita terkini tentang Junmyeon. Sepertinya netizen mulai menulis komentar kecewa tentang Junmyeon di forum publik.

Joohyun membiarkan waktu yang mengambil alih, cepat atau lambat semua orang tahu apa yang Junmyeon lakukan selama ini.

Dari kejauhan ada Sunmi yang baru saja keluar dari ruangannya, tangannya sibuk memasukkan lipatan kertas ke dalam amplop berwarna ungu. Niatnya untuk kembali ke kamar Seulgi terhenti karena ia berpaspasan dengan Joohyun dan Taeyong.

Sunmi terkejut melihat Taeyong, sudah sangat lama mereka tidak berjumpa—mungkin 3 tahun yang lalu. "Joohyun? Taeyong? Kenapa kalian di sini?"

"Ceritanya panjang," jawab Taeyong sembari mengantungkan kedua tangannya, "Mungkin, aku bisa jelaskan nanti."

"Nanti? Kenapa nanti?"

Joohyun maju selangkah, "Aku butuh bantuanmu. Aku ingin... aku ingin melihat Seulgi."

Taeyong mengangkat alisnya, "Aku bisa menunggu di luar selama kalian mengurus itu."

"Kamu bisa tunggu di ruanganku." Sunmi memberikan kuncinya sebelum menatap Joohyun, "Ikut denganku."

Sekarang, hanya Joohyun yang mengikuti Sunmi ke ruangan Seulgi. Joohyun sangat mengkhawatirkan keadaan Seulgi. Kemungkinan terburuk apa yang bisa Joohyun lihat? Sikap apa yang harus Joohyun berikan agar Seulgi merasa lebih baik? Perasaan itu berubah menjadi anxious, ia takut tidak bisa menghadapi Seulgi seperti dulu.

Sunmi berhenti di depan pintu, kemudian menghadap Joohyun yang terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Sunmi tidak pernah melihat Joohyun bersikap seperti ini. Tidak pernah Joohyun bisa mengkhawatirkan orang lain sampai segininya.

"Ada yang ingin aku katakan." ucap Sunmi. Ia menyerahkan amplop ungunya, "Ini dari Seulgi."

Joohyun berkedip, "Apa?"

"Seulgi minta bantuanku untuk menulis surat untukmu, karena dia berpikir dia gak akan bisa melihatmu lagi. Sebagai gantinya ia menuliskan surat ini, seperti sebuah perpisahan." Sunmi diam sebentar karena melihat Joohyun termenung, "Dan, dia memintaku untuk memberikan suratnya padamu secepat mungkin."

"Aku—" Joohyun sangat speechless. Tangannya meraba amplop ungu yang di dalamnya ada surat dipenuhi perasaan tulus. Sejak awal dia benar, Seulgi tidak mungkin berpaling darinya. "Terima kasih, Sunmi."

Dibalas senyuman Sunmi, dan pintu ruangan dibuka olehnya. Hal pertama yang Joohyun lihat adalah Seulgi yang berdiri di dekat jendela, posisinya memunggungi pintu masuk. Seulgi hanya berdiri seakan-akan ia menikmati pemandangan di depannya.

"Seulgi?" panggil Sunmi, "Apa yang kamu lakukan?"

"Oh." Seulgi tersenyum, "Aku cuma melihat pemandangan di sini."

Sunmi dan Joohyun saling menatap. Jelas itu bukan pemandangan, yang ada di depan Seulgi hanya tembok gedung—dan itu bukan objek yang menyenangkan untuk dipandang. Joohyun melihatnya. Melihat Seulgi yang tidak bisa melihatnya lagi.

Joohyun takut kehadirannya menyakiti Seulgi. Bagaimana kalau Seulgi ingin melihatnya tapi ia tidak bisa? Itu pasti menyakiti Seulgi dan Joohyun tidak menginginkan hal itu.

Drift ─ Seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang