Damn it!

14.7K 785 54
                                    

Chapter 33

PPOV

Aku membuka mataku dengan perlahan, saat sinar mentari mulai memasuki celah - celah kamarku. Aku mengusap wajahku dengan pelan. Aku terbangun dan duduk bersandar dikepala tempat tidur kingsize ku. Aku mendengar lagu Problems - Ariana Grande dari Iphone ku berbunyi. Aku mencari dimana suara itu berada, suaranya sangat pelan. Sampai akhirnya aku menemukan Iphone ku dibawah bantal, aku lupa meletakkannya di meja. Aku tersenyum senang melihat nama yang tertera dilayar Iphone ku. Dengan segera aku langsung mengangkat panggilan itu.

"Assalamualaikum sayang..." Salamku padanya.

"Kamu ngak kenapa - kenapa kan sayang??" Tanya mas Ali padaku.

"Ih Abi, balas dulu dong salamnya." Kataku padanya. Aku mendengar suamiku disana terkekeh.

"Maaf sayang, hehehe. Walaikumsalam sayangku..." Ucapnya padaku. "Kamu baik2 aja kan? Baru bangun ya?" Tanyanya lagi. Aku tersenyum mendengarnya.

"Aku baik - baik aja ko mas. Iya, aku baru bangun, hehehe." Jawabku.

"Tumben bangun siang, bobo malam ya?? Mas telpon bolak balik ngak diangkat angkat, emang ngak dengar gitu?" Tanyanya kembali. Aku tertawa, benar saja saat ini pukul 07.00 pagi.

"Hehehe. Hpnya di bawah bantal, ngak denger. Terus tadi malam juga ngak bisa bobo, ngak ada yang meluk." Ceritaku padanya. Aku mendengar mas Ali tertawa.

"Nanti malam mas peluk deh mpe puas, hehehe." Balasnya konyol. "Ya udah, mas meeting dulu ya. Nanti mas telpon lagi. Cepet sarapan, nanti adeknya kelaparan lagi. Baik2 dirumah! Muuuuaaaach." Ucap mas Ali panjang lebar.

"Iya mas Ali ku sayang... mas juga baik2 disana. Muuuaaaach." Balasku padanya kemudian mencium Iphone ku sendiri, hahaha.

"Miss you so bad sayang... " ucapnya lagi. "Assalamualaikum." Salamnya sebelum menutup telpon.

"Miss you too more than you know sayang... Walaikumsalam." Balasku.

Aku meletakkan Iphoneku dimeja sebelah tempat tidurku. Aku rapikan tempat tidurku, kemudian aku buka tirai dikamarku. Mas Ali tidak merancang kamar kami dengan jendela, entahlah. Sebagian kamar kami berdinding kaca, hanya ada ventilasi yang bisa dibuka tutup menggunakan remote untuk sirkulasi udara. Lagi pula AC dikamar selalu on.

Setelah bersih2 dan mandi, aku melangkahkan kakiku keluar kamar dan menuruni tangga kelantai bawah. Aku melihat mbok Surti sedang sibuk didapur. Sepertinya mbok Surti juga sudah menyapu dan mengepel karena lantainya sudah terlihat bersih sekali. Aku merasa malu karena bangun siang. Aku langsung melangkahkan kakiku kearah dapur untuk membantu mbok Surti.

"Pagi mbok..." salamku padanya. Mbok Surti tersenyum.

"Pagi non... Den Ali tadi telpon non, mbok ngak enak mau bangunin non Prilly." Cerita mbok Surti.

"Maaf y mbok, aku bangunnya kesiangan. Mas Ali sudah nelpon lagi ko." Jawabku lagi.

"Sarapan dulu non. Den Ali pesen, non ngak boleh telat makan. Mbok sudah bikinin sarapan buat non dimeja." Kata mbok Surti. Aku tersenyum.

"Iya mbok, makasih y mbok. Mbok sudah makan?" Tanyaku pada mbok Surti. Mbok menggeleng pelan.

"Kalau gitu sekarang mbok temenin Prilly makan ya!" Pintaku pada mbok Surti.

"Ta... tapi non..." Aku langsung memotong ucapan si mbok.

"Ngak ada tapi - tapian. Mbok harus temenin aku sarapan sekarang." Kataku padanya sambil menarik tangannya dan berjalan menuju meja makan. Si mbok menurut pasrah.

This is CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang