Mitha mulai kembali pada aktifitasnya. Jadwalnya hari ini dirinya harus ke bank mengurus kartu ATM nya yang rusak. Kartunya selalu di tolak ketika akan mengambil uang di ATM. Pukul 12.30 WIB Mitha mengemudikan mobilnya bergabung dengan pengguna jalan lainnya. Menyesal dan sedih hanya akan membuatnya hancur. Menerima dan pasrah, sebagai pegangannya agar tetap berdiri.
Ia membelokkan mobilnya masuk ke dalam area parkiran Bank dan memarkirkannya. Mitha mematikan mesin mobilnya lalu mengambil tasnya baru membuka pintu mobil. Ia berjalan ke kantor bank yang di tujuanya. Satpam Bank menanyakan keperluannya. Mitha menjelaskan jika harus ke Costumer Service. Di ambilkannya nomor antrian oleh satpam tersebut. Akhirnya ia menunggu sampai nomornya di sebutkan. Cukup lama sampai 1 jam Mitha duduk. Nomor antriannya di sebutkan. Mitha buru-buru ke CS lalu menarik kursi untuk duduk.
"Selamat siang, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Customer Service dengan ramah.
"Ini aku mau ganti kartu ATM, Mbak. Setiap ngambil uang di mesin ATM selalu di tolak."
"Di bawa buku tabungan dan KTP nya?"
"Bawa, Mbak." Mitha membuka tasnya lalu mengambil dompetnya. Ia tidak menemukan KTP di tempat biasanya. Mitha segera mencarinya ke dalam tas namun tidak ada. "Di mana KTP aku lagi, padahal nggak pernah aku pindah-pindahin." Ia sudah kelimpungan mencarinya. "Maaf, Mbak. KTP saya nggak kebawa. Apa bisa?"
"Oh, nggak bisa Bu. Maaf, mungkin setelah ada KTP nya bisa kembali lagi ke sini."
Mitha menghela napas. Sudah menunggu lama akhirnya tidak bisa di urus. Hatinya menjadi bertanya-tanya. Di mana KTP nya. Ia pulang dengan perasaan kesal. Mengurus KTP saat ini sulit dan lama. Dirinya mulai berpikir di mana kira-kira KTP nya hilang. Mitha memukul setir mobilnya karena tidak ingat apa pun. Tapi tunggu kemarin ada seseorang yang mengirim pesan tentang KTP. Ia membacanya asal saja. Dan tidak mengira jika KTP nya benar-benar hilang. Menyangka hanya orang iseng.
Mitha menemukan pesan tersebut. Tanpa menunggu, ia langsung menghubunginya. Namun tidak di angkat, berkali-kali sampai akhirnya menyerah. "Apa mungkin orangnya lagi kerja?" ucapnya. "Mungkin sih, nanti aku hubungin lagi. Tapi sebaiknya aku kirim pesan juga sama dia. Biar tau kalau aku nanyain KTP ku."
"Saya pemilik KTP. Apa bisa kita ketemu? Saya sangat memerlukannya. Terima kasih."
Pesan terkirim.
Nevan yang sedang rapat memang mensenyapkan ponselnya karena takut menganggu. Ia mengikuti rapat dengan semua anggota perusahaan miliknya. Meninjau perkembangan perusahaan atau menurun. Setiap bulan, Nevan selalu meminta di adakan rapat. Meski ia jarang ke kantor akan tetapi perusahaan tetap nomor satu. Amanat dari orang tuanya untuk menjaga perusahaan, karena bukan hanya keluarga mereka. Banyak pekerja yang tergantung kehidupannya di perusahaan. Tanggung jawab dan mendedikasikan untuk perusahaan tersebut. Rapat berakhir.
Nevan memeriksa ponselnya ada panggilan tidak terjawab dan pesan. Ia tahu itu nomor ponsel Mitha karena sudah menyimpannya. Pria itu tersenyum. Di pesan Mitha ingin bertemu dengannya. Setelah berminggu-minggu akhirnya Mitha menyadari KTP nya hilang.
"Ya, bisa. Kira-kira dimana?"
Nevan mengirim balasannya. Tidak lama terdengar bunyi dari ponselnya.
"Di kafe Virgo'z, alamatnya aku share lock."
"Nggak perlu, aku tau kafe itu."
"Oh, baiklah."
***
Mitha seharian berada di kafe. Bosan dan mengantuk. Nevan sengaja datang malam. Ia tidak ingin mengulur waktu seperti dirinya menunggu. Pria itu bersiul dengan senangnya. Nevan baru selesai mandi hanya mengenakan handuk yang terlilit di pinggulnya. Ia ke walkin closet memilih pakaian yang akan di kenakannya. Sebuah t-shirt putih dan sweater. Bawahannya celana bahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Dear Mitha (GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceDi HAPUS!! Hanya tersedia eBooknya di Google Play Book & PDF nya. Sekuel Look At Your Heart Cinta adalah sebuah ilusi bagi Mitha. Sejak calon suami yang ia cintai dengan segenap hidupnya, pergi untuk selama-lamanya. Meluluh lantakkan hati dan jiwa...