10

24 9 1
                                    

"Assalamualaikum, tamaa!!" Teriak Fahri menirukan anak-anak ketika memanggil temannya untuk bermain diluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Assalamualaikum, tamaa!!" Teriak Fahri menirukan anak-anak ketika memanggil temannya untuk bermain diluar

"Ape Lo." Laki-laki itu muncul dari balik jendela dan bukannya membukakan pintu malah menjulurkan lidah bak anak kecil yang sedang marah kepada temannya

"Woi buka pintunya dulu, elah gak ada sopan-sopannya Lo sama tamu."

"Apakah gue harus sopan sama orang kaya Lo." Aditama memicingkan matanya kearah wajah Fahri diluar sana, laki-laki itu sudah menghentak-hentakkan kakinya tanda capek menunggu diluar

" Lo mau masuk?" Ucapnya

"Gak gue mau bunuh Lo!! Yaiyalaahh Aditama masa iya gue jadi satpam Lo disini? Yang bener aja, tampang gue udah ganteng-ganteng gini malah jadi satpam. Gak asik Lo!"

"Yaa mana tau Lo mau, apa salahnya jadi temen pak Jaenal disana." Jari telunjuknya menunjukkan kearah Seorang yang sedang jualan sayur dan dikerubungi para ibu-ibu rumah tangga yang super aduhaii

"Boleh juga selera Lo." Meletakkan jari jempol dan jari telunjuk didagunya

"Kampret Lo!! Bukan ibu-ibu nya tapi pak jaenalnya." Ucapnya

"Lo mau bunuh gue tam? Tega bener Lo buat anak orang naik betis." Ucapnya memijit betisnya yang sudah berdenyut-denyut

"Lo gak selemah itu untuk mati karena naik betis." Ucap Aditama ketika muncul dibalik pintu yang sudah terbuka

"Ngenes banget ya far hidup lo, masih banyak anak gadis malah selera Lo ibu-ibu."ucap ya kembali. Fahri clingak clinguk melihat kanan kiri muka belakang dan tidak menemukan orang kecuali mereka berdua

"Kemana ibu sama ayah Lo?"

"Pergi, biasalah mesra-mesraan gak kaya Lo ngenes." Decakan terdengar ditelinga Aditama

"Kalo kaya siti tetangga sebelah, kenapa enggak? Janda tapi body aduhai" pukulan mendarat dibahu ganteng milik Fahri, bahu laki-laki itu dinamakan olehnya sendiri 'ganteng' karena gak hanya satu perempuan yang sudah bersandar disana, tetapi sudah puluhan ataupun ratusan perempuan

"Ngeri gue liat Lo, beneran ngenes!! Sadar far anak gadis masih banyak didunia ini."

"Woiyo jelas. Perempuan mana yang gak tergila-gila dengan bahu ganteng milik gue."

"PD banget Lo jadi cowok"

"Semua itu berawal dari PD kalo gue gak PD yang ada tu cewek lari."

"Gimana hubungan Lo sama siapa itu anii?" Ucapnya ketika mencoba mengingat-ingat nama perempuan yang berstatus pacarnya Aditama Damario

"Ani Ani pala Lo! JAYANIKHA bukan ani. Kalau Lo berani panggil nama Jayani dengan sebutan Ani didepan orangnya, gue gak yakin muka Lo masih tetap ganteng." Fahri bergidik ngeri melihat wajahnya menjadi tidak ganteng lagi. Bisa hilang namanya dikalangan gosipan para perempuan pendamba Fahri Syahkan lovers

"Gak ahh pacar Lo itu diam-diam garang, Lo Taukan orang yang gak pernah ngamuk sekalinya ngamuk bisa hancur hidup Lo." Dirinya masih ngeri ketika Jayani mengamuk

"Heh! Lo ada makanan gak?" Ucap Fahri menuju kulkas milik laki-laki itu, terkadang dirinya mikir yang punya rumah siapa dan yang menjadi tamunya siapa?

"Heh sopan Lo!!" Teriak nya dari tempat duduk diruang tamu

"Apakah gue harus sopan sama teman gue dari TK? Dari jaman ingusan kita udah ketemu."

"Ohya hari natal Lo kemana tam?" Ucap Fahri yang membuat tatapan sinis dari Aditama

"Besok 24 Desember kan far? Besok Jayani ulangtahun."

"Ya terus? Lo mau ngajakin Jayani natalan?"

"Lo gak liat gue setiap Jum'at kemesjid? Atau Lo yang gak pernah sholat Jum'at?" Aditama tak habis pikir dengan temannya yang satu ini bagaimana bisa tidak melaksanakan sholat Jum'at yang diwajibkan bagi para laki-laki muslim didunia ini

"Ngadi Lo! Gue sholat lah." Fahri memasang muka datar kepada Aditama

Disatu sisi Jayani sedang menonton film kesukaannya dari jaman ingusan yaitu Upin Ipin siapa yang tidak tau dengan film yang satu ini, bahkan semua orang tau film 2 anak gundul yang tidak pernah naik kelas, dari jaman dirinya kecil sampai dirinya masuk SMA seperti sekarang. Baginya film Upin Ipin lebih baerfaedah ditonton karena mengajarkan nilai agama kepada anak dan juga banyak ilmu dari yang kita tidak tau hingga menjadi tau

"Hahahaha" Tawanya nyaring dikeheningan rumah

Aprilia 🙊 called

"Ada apanih Aprillia nelpon gue." Tangannya langsung memencet tombol berwarna hijau untuk mengangkat telepon dari sahabatnya dari SD itu

"Huaaaa, jaaa gue gedek banget liat si Rio, Lo tau? Dia selingkuh dibelakang guee." Ucapnya dengan keras hingga membuat Jayani terkejut dengan air mata yang ada dipipi milik sahabatnya

"Hah!! Serius lo?!"

"Serius gue mah! Kapan gue bohong." Ucapnya dan membentuk jari huruf v

"Lo taunya dari mana pril, tapi dia kelihatan bucin sama lo"

"Tadi gue bosen dirumah terus gue milih untuk makan,lo tau kan tempat kita biasanya kalau bosen kemana" yang dibalas dengan anggukan oleh jayani

"Terus gue tanda sama jaket si Rio, ada perempuan didepannya ja. Gue jalan sedikit kearah mereka mastikan bahwasanya itu Rio, dan gue terkejut emang beneran diaa"

"Mereka pegangan tangan! Gue sedih" air mata jatuh berkali-kali dari pipi gembul gadis itu. Hidung merah mata sembab, sangat mengenaskan.

"Terus Lo mutusin dia?"

"Iyalah!! Gue itu cuma pelampiasan dia doang! Bucinnya dia itu cuma untuk buat gue merasa disayang doang, tapi nyatanya itu topengnya dia!"

"Dia buat gue mainan doang! Semua cowok itu suka seenaknya aja, pergi tanpa mikir perasaan yang udah dia sakiti." Jayani membiarkan sahabatnya mengeluarkan semua unek-unek yang ada dikepalanya, bahkan emosi sekalipun. Ucapnya adalah 'gue jabanin'

"Udah pril? Udah siap Lo keluarkan semua apa yang ada dikepala Lo?" Ucap Jayani

"Belum!!"

"Gua mau cabik-cabik itu muka, sok kegantengan banget dia!"

"Lo tau apa yang buat cowok nyesal ninggalin Lo?" Jayani memicingkan matanya kearah ponsel yang sudah dipenuhi dengan wajah Aprillia

"Gak, emang apa?" Penasaran dengan apa yang dimaksud Jayani

"Lo rubah penampilan kaya lebih waw gitu, setiap orang yang tersakiti bakal glow up demi buat simantan menyesal." Senyum miring itu terbit diwajah mereka

ANAK SMA DAN ANAK KULIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang