Hari demi hari dirinya lewati dengan bahagia, dan bulan demi bulan terlewatkan dengan canda tawa mereka berdua. Disepanjang hari dirinya asik dengan bersenandung dan tersenyum. Hari begitu cepat dengan adanya Aditama yang selalu mampu membuat dirinya tersenyum, mungkin hari-harinya kini berubah menjadi pelangi bukan hujan lagi. Dengan adanya Aditama dihidupnya sekarang sikaplah yang membedakan dirinya yang sekarang dengan dirinya yang dulu. Jika Jayani yang dulu tidak bisa diam seperti cacing kepanasan sekarang menjadi Jayani yang anteng, jika dulu Jayani ribut sekarang menjadi ngomong seadanya hal itu dilakukannya agar laki-laki itu nyaman jika berada disampingnya. Dirinya banyak belajar dari orang yang pernah singgah dihatinya namun pergi karena kepribadiannya yang sangat tidak bisa diam, Jayani sangat menyayangkan sikapnya yang dulu mengapa tidak dari dulu dirinya menjadi kalem seperti sekarang? Inilah sikap ternyamanan nya sekarang pendiam dan tidak banyak bicara
"Gue memang perlahan cinta sama lo dan gue juga ngerasa gue menemukan ruang ternyaman yang gue cari selama ini." Ucapnya kearah rembualan yang sangat terang malam ini begitu juga dengan bintang yang senantiasa berada disamping bulan
"Gue gak tau seorang Aditama Damario bisa secepat ini mengisi hati gue." Tertawa kecil menggingat satu hari bersama dengan laki-laki itu
"Dan gue gak yakin Lo bakal gini terus, semua orang bisa berubah dengan berjalannya waktu." Gadis ini kembali ketempat dimana dirinya biasa merenungkan bagaimana bisa kelak diirinya melepaskan cintanya
"Gue belum bisa percaya Lo akan gini terus selamanya."
"Gue mikir kelak Lo bakal menemukan tempat ternyaman Lo dan mungkin itu bukan gue, dan kalau itu tempat ternyaman Lo adalah gue.." Senyumnya pudar ketika melihat wajahnya dari kaca
"Gue senang melihat Lo senang."
"Karena akhir dari level mencintai adalah mengikhlaskan, jadi apapun pilihan Lo atau pun itu perpisahan gue bakal mundur demi kebahagiaan lo, gue masih bisa melihat senyum Lo aja gue bahagia, apalagi Lo bahagianya sama gue." Ucap Jayani
Detik demi detik jam berputar tidak terasa dirinya bercerita kepada diri sendiri selama waktu 2 jam lamanya, dan sekarang sudah menunjukkan pukul 22.50. Pantas saja mata ini terasa berat
Aditamadamario_
JAYANI.KHA Gue tidur ya tam, Lo jangan lupa tidur, gue goblok apa gimana. Bagaimana bisa seorang manusia lupa dengan istirahat malamnya
JAYANI.KHA Gdnight❤️
Suara notifikasi terdengar dari ponsel milik laki-laki yang sedang bergulat dengan bukunya, fokusnya hilang karena suara notifikasi itu. Ingin sekali dirinya memaki siapapun yang ada didalam sana, dan ketika membuka ponsel miliknya laki-laki itu baru sadar bahwa selama berjam-jam pesan dari gadis itu tidak dibaca sama sekali oleh dirinya
JAYANI.KHA
JAYANI.KHA P
JAYANI.KHA P
JAYANI.KHA P
JAYANI.KHA Gue tidur ya tam, Lo jangan lupa tidur, gue goblok apa gimana. Bagaimana bisa seorang manusia lupa dengan istirahat malamnya
JAYANI.KHA Gdnight ❤️
Aditamadamario_ Ehh sorry ya ayy, gue lagi nugas banyak banget. Pusing gue mikir jadi karena itu gue lupa balas pesan dari Lo
Aditamadamario_ Lo jangan marah ya ke gue:(
Aditamadamario_ Nanti gue cedih deh kalau Lo marah ke gue
Centang satu menandakan gadis itu sedang tidak online, laki-laki itu sudah bisa menebak akan adanya api dikepala gadis itu. Setelah mengetikkan pesan dan mengirimkannya kepada Jayani ia kembali bergulat dengan pulpen dan bukunya hingga dirinya tertidur pulas dimeja belajar
Matahari pagi malu-malu untuk menunjukkan wujudnya hari ini, sepertinya akan hujan. Gadis itu melihat kearah langit dari jendela kamarnya dan benar pagi ini akan hujan, terlihat dari awan yang sedikit abu-abu diatas sana
"Gue gak sekolah ahh, mau hujan yang ada basah kuyup gue sampai kesekolahan." Ucap gadis itu dan kembali membaringkan tubuhnya ditempat ternyaman ketika dirinya beranjak dewasa. Tiba-tiba ketukan memenuhi ruang tidur gadis itu
"Kakak gak sekolah!!" Teriak ibu dari luar sana
"Hujan ma, yang ada kebasahan kalo sampai kesekolah." Ucapnya ketika membuka pintu
"Gak ada alasan, itu ada payung." Dengan wajah tidak percaya dirinya melihat kearah payung disisi rumah
"Hah...bawa payung? Yang ada terbang kebawa anginn." Protes nya kepada ibunya
"Mau jadi apa kamu hujan aja gak sekolah, kecuali banjir itu bisa jadi alasan untuk tidak sekolah. Ibu dulu ketika sekolah itu harus make plastik diikat kesepatu kalo hujan supaya gak basah, terus melewati hutan bersama teman-teman." Ucap ibunya Jayani bernostalgia kejaman sejarah orang-orang dahulu. Dengan malas Jayani mendengarkan cerita yang berkali-kali diceritakan ketika dirinya malas untuk berangkat kesekolah
Hujan mengguyur kota dengan jejatuhan rintik, hanya rintik. Bukan badai.
"Gimana mau kesekolahan begini nih." Ucapnya memalas
"Hai". Ucap seseorang disana
"Ape Lo, awas gue mau pergi kesekolahan."
"Heh jangan marah dong nwengg." Siapa lagi jika tidak Aditama
"Gue minta maaf." Ucap Aditama
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK SMA DAN ANAK KULIAH
Fiksi RemajaJangan lupa follow yaaa Gadis egois dan kekanak-kanakan bertemu dengan laki-laki yang hebat seperti Aditama damario. Seorang pemain badminton terbaik di universitas nya A story by KEN DESI JAYANIA Start : 14 April 2021 Selesai:-