5. Don't Go

141 23 2
                                    

Dua hari sudah Yoojung masih betah memejamkan mata. Beruntung selama dua hari ini kondisinya sudah membaik. Rona merah sudah menghiasi pipinya. Selama dua hari juga Daniel tidak beranjak dari apartemen. Ia tetap menjaga Yoojung meski Jongin selalu datang mengecek kondisi Yoojung. Daniel bilang ia tidak pernah percaya dengan siapa pun di sekitar Yoojung sebab itu ia memilih merawat Yoojung sendiri. Sohyun? Dia hanya bisa menggerutu dan menyempatkan waktu ke apartemen Daniel untuk melihat kondisi Yoojung begitu juga ketiga sahabat Daniel.

"Bisakah kalian pulang?" 

Daniel yang baru keluar dari kamar menghela napas melihat kehebohan teman-temannya selama dua hari ini ditambah Sohyun yang membawa begitu banyak makanan membuat apartemen miliknya bagaikan pasar.

"Aku akan pulang bersama Yoojung." jawab Sohyun acuh.

"Nanti aku pulang setelah Seungwoo pergi." balas Ji Hyun masih asik dengan ponsel di tangannya.

Mata Daniel beralih menatap Taehyung dan Taeyong bergantian.

"Kami akan menginap." jawab keduanya membuat Daniel memutar mata jengah.

"Kenapa kalian tidak enyah saja dari sini?!" maki Daniel. Daniel tahu teman-temannya itu sengaja berada di apartemen untuk mengawasinya sesuai perintah Jongin. Mereka bilang tidak akan membiarkan Yoojung berdua dengan hewan buas sepertinya.

Jongin keparat!

Pranggg.

Daniel yang ingin melangkah ke arah dapur segera berlari menuju kamar begitu juga semua yang berada di ruang tamu.

Brakk.

Yoojung menoleh menatap beberapa pasang mata yang juga menatapnya terkejut. Yoojung bingung, ia tahu ini dimana hanya saja melihat orang yang selalu ia hindari ada perasaan canggung menguasainya.

"I-itu, aku haus." ucapnya seraya memamerkan gigi seperti orang bodoh.

Daniel berbalik menatap mereka dingin. Ia mendorong So Hyun dan Ji Hyun yang berada tepat di depannya membuat dua orang di belakang ikut terdorong ke luar kamar.

Brakk.

Pintu di tutup.

So Hyun berusaha membuka pintu dan nihil, Daniel sudah menguncinya.

"Niel," cicit Yoojung bingung.

Daniel berbalik, ia menatap Yoojung tajam. Langkah kaki yang berat seolah memberi kesan menyeramkan. Yoojung meringsut, jika sudah seperti ini ia tahu apa yang akan Daniel lakukan.

Sreet.

Daniel menarik lengan Yoojung membuatnya kembali terbaring dengan Daniel yang kini berada di atasnya. Mata yang begitu dingin seolah menggambarkan amarah yang memuncak. Rahang yang keras membuat Yoojung semakin waspada.

"Saatnya hukuman, Jungie-ah."

"Da-"

Belum sempat Yoojung melanjutkan ucapannya Daniel lebih dulu membungkam bibir Yoojung. mengecupnya lembut dan mengulumnya. Yoojung hanya diam, ia sudah terbiasa mendapat hukuman dari Daniel. Hanya saja kali ini semua terasa berbeda. Daniel yang kasar seolah menguap begitu saja. Disetiap ciumannya terasa kerinduan dan juga kelegaan. Yoojung bingung, seharusnya ia mendorong dan menampar Daniel seperti yang biasa ia lakukan hanya saja kini tubuhnya terasa lemah, hawa panas yang mulai terasa membuat wajahnya semakin memerah.

Ah, pasti karna ia masih belum sehat pikirnya.

"Da-" Yoojung berusaha melepas panggutan. pasokan udara mulai menipis di dada. Daniel yang merasakan kesulitan Yoojung tidak peduli ia tetap melumat bibir Yoojung penuh kerinduan dan perlahan ciuman itu semakin terasa panas. Bibir Yoojung yang menjadi candu Daniel membuatnya terus mengulum, menggigit bahkan menarik bibir Yoojung.

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang