9. Don't Touch

149 28 32
                                    

Jam istirahat kali ini terasa berbeda. Yoojung melangkahkan kaki begitu cepat membuat Yeri kewalahan mengejarnya. Senyum tak pernah luntur dari wajah Yoojung membuat semua yang berpapasan ikut tersenyum. Senyum bagai matahari sementara mata melengkung bagai bulan sabit mampu menghipnotis mereka. Yoojung seperti adik yang harus mereka lindungi.

"Yoo, tunggu!" teriakan Yeri tidak dipedulikan, napas yang sudah memburu membuat Yeri menyerah dan berhenti mengejar Yoojung. Lagi pula ia tahu kemana arah gadis itu pergi.

"Pendek!"

Mark merangkul pundak Yeri membuat gadis itu meliriknya tajam. Mark hanya tersenyum bodoh, mencolek pipi gembil Yeri masih betah menjahilinya.

"Eum, itu Yoojung kenapa?" alihnya saat melihat mata Yeri yang kian mencuat ingin ke luar.

"Kantin."

"Buru-buru sekali, dia lapar?" Jaehyun yang baru datang ikut menatap punggung Yoojung yang semakin menjauh.

"Tidak. Dia bilang ingin bertemu kakaknya."

"HEH?!" Mark dan Jaehyun berseru, mereka saling menatap bingung, "KAKAK?!"

Yeri mengangguk, ia menepis tangan Mark kasar dan memilih pergi meninggalkan dua manusia menyebalkan baginya

"PENDEK, TUNGGU!"

Yoojung semakin tersenyum. Atensinya tidak pernah lepas dari seorang gadis cantik yang tengah duduk meminum ice americano kesukaannya. Langkah Yoojung semakin cepat membelah kerumunan murid yang sejak tadi sudah berada di sana. Atensinya yang hanya tertuju kesatu orang membuat ia melupakan segalanya. Langkah yang semakin cepat membuatnya melakukan kesalahan. Kesalahan yang menyebabkan ia menjadi pusat perhatian semua orang.

Yoojung melewati batas. Itu yang mereka semua pikirkan. Perbedaan seragam terlihat jelas begitu juga perbedaan wilayah yang memang tercipta sejak dulu, enah dimana awalnya tapi beberapa tahun ini semakin terlihat jelas.

Jas coklat yang Yoojung pakai kontras dengan jas merah yang kini mengelilinginya. Semua menatapnya heran. Sejak dulu tidak ada yang berani melewati batas, mereka tahu betul batasan yang harus mereka patuhi.

Coklat merupakan lambang gedung reguler dan merah merupakan milik gedung VIP. Dri bahan saja terlihat jelas perbedaannya ditambah aksesoris yang begitu berkilau. Jika di sejajarkan mereka bagaikan langit dan bumi.

"Sohyun,"

Sohyun mengangkat kepala sedikit kesal, ia paling tidak suka jam istrahatnya diganggu terlebih saat ia sedang mengesap ice americano favoritnya.

"Yoojung?" Sohyun mendelik, ia melirik kanan dan kiri memastikan.

"Kamu mencari siapa?" Yoojung sedikit kesal, ia merasa diabaikan.

Sohyun berdiri, ia menggenggam tangan Yoojung dan memeluknya erat membuat semua murid semakin mengerutkan kening.

"Aku kira kamu tidak akan menghampiriku," Sohyun melepas pelukan mereka menatap Yoojung rindu dan membawanya untuk duduk berhadapan.

"Kata siapa? Aku akan menghampirimu dan mengganggumu mulai sekarang!" jelas Yoojung meminum ice americano milik Sohyun membuat semua murid menutup mulut terkejut. Sohyun merupakan gadis yang begitu perfeksionis. Ia enggan berbagi satu tempat makan mau pun minum dengan orang lain. Setiap kali ada orang yang menyentuh makanannya ia tidak segan untuk membuangnya.

"Ck! Berhenti minum atau aku pukul!" Sohyun merebut kembali minuman di tangan Yoojung dan meminumnya tanpa canggung. Hal itu sontak membuat semua murid kembali berbisik menanyakan siapa Yoojung dan bagaimana Sohyun tidak langsung membuang minuman di tangannya.

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang