07

78 8 0
                                    

"Kok kamu lama banget sih. Ga kaya biasanya."

Itu Minjeong, bicara dengan Jaemin yang baru saja sampai setelah 1 jam lamanya Minjeong menunggu di kantin Universitas.

"Sorry, aku tadi diskusi soal tugas. Dan tugasnya ini kelompok dan susah banget. Makanya agak lama. Maaf ya." Ucap Jaemin sambil ber-aegyo, yang membuat Minjeong tak bisa marah padanya.

"Kamu tuh kebiasaan. Pasti aja aegyo kalo aku marah. Kan jadi ga bisa marahin kamu lama-lama." Minjeong mencubit pipi Jaemin kencang, sampai-sampai Jaemin meringis dan berakhir mereka menjadi pusat perhatian sekarang.

"AAKKH SAKIT"

"Udah lah, mending kita ke cafe aja. Aku mau lanjut nugas nih sekalian nunggu Meecha." Minjeong melepas cubitannya dan kini melipat kedua tangannya di depan dada sambil melihat ke arah lain, yang penting tidak ke Jaemin. Karna sekarang dia benar-benar kesal.

"Ya udah ayo. Tapi ngambeknya udahan ya? Lagian kan aku juga punya alesan kenapa aku telat."

"Ga kalo kamu masih dingin ke Meecha."

Jaemin mengerutkan keningnya. 'kenapa dia mulu sih'

"Iya iya. Ayo."

Jaemin dan Minjeong berjalan keluar dari kantin untuk ke parkiran, ke mobil Jaemin.

Tak makan waktu lama, mereka sampai di cafe milik Jaemin, sekaligus tempat Meecha bekerja.

"Masih ngambek?"

Minjeong hanya diam dengan tangan melipat di depan dada dan mata lurus ke depan.

Beberapa menit hening, Jaemin menghela napas dan mencubit pipi Minjeong yang tentunya membuat Minjeong kesakitan.

"Ih apaan sih, sakit tau!"

"Ya lagian di tanya ga jawab."

"Ya udah iya aku udah ga ngambek. Makanya kalo emang ada urusan tuh bilang. Males tau nunggu."

"Iya iya. Ayo masuk." Minjeong mengangguk.

Mereka berdua keluar dari mobil dan masuk ke cafe. Seperti biasa, karyawan cafe langsung membungkuk pada Jaemin dan Jaemin membalasnya dengan tersenyum.

Mereka berdua memilih untuk duduk di pojok dekat jendela. Minjeong sibuk dengan alat tulisnya, untuk melanjutkan tugasnya sedangkan Jaemin sibuk memilih pesanan.

Tak berapa lama, bel pintu berbunyi, tanda baru ada yang datang. Seperti sepasang kekasih, dua orang yang baru saja masuk itu saling berpegangan tangan.

"Eh itu Meecha kan ya? Sama kak Taeyong ga sih? Mereka dah jadian? Pegangan tangan gitu." Minjeong histeris sendiri melihat dua orang barusan, Meecha dan Taeyong.

Jaemin langsung menengok ke arah pintu masuk. Tapi tatapannya berbeda dengan Minjeong. Tatapan tidak suka, tapi tidak terlalu terlihat.

'kenapa kalo liat dia sama cowok lain, gue malah kesel ya?' batinnya.

"Jaem? Kamu gapapa kan?" Tanya Minjeong.

"Eh iya gapapa. Kamu mau pesen apa? Kaya biasa?"

"Iya kaya biasa aja."

"Ya udah aku ke pesen dulu."

Minjeong hanya menanggapi dengan anggukan. Jaemin langsung meninggalkan mejanya.

Tepat saat dia sampai di kasir, Meecha sudah menggantikan posisi karyawan sebelumnya.

"Selamat datang, mau pesan a.....pa?"

Bukan pertama kalinya, tapi Meecha masih selalu seperti jika Jaemin tiba-tiba di muncul.

"Ehm itu, yang kaya biasa, buat gue sama Minjeong. Nanti tolong anter ke meja."

I Wish I Was HeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang