Chapter IX

932 87 16
                                    







"Ma....Ma jangan pelgi lagi... Matty ingin cama Ma..!!"

Matthew menangis dan memekik ketika melepas kepergian Levi yang telah mengenakan seragam hitam dan jubah hijau sayap kebebasan.
Matthew kini telah berusia 3 tahun 6 bulan, dan sudah bisa berbicara meski belum terlalu jelas di beberapa pengucapan kata.

Erwin semakin mengeratkan dekapanya terhadap Matthew yang ia gendong dengan tangan kiri.
Tangan-tangan mungil Matthew terulur dihadapan Levi seolah hendak meraihnya dan tak ingin Levi pergi dengan Wajahnya yang basah oleh airmata.

Levi menangkup kedua pipi gembil Putranya, lalu tersenyum lembut menatapnya.
Ia bagaikan melihat cetakan wajahnya yang sama persis di wajah Matthew. Mata sendu, hidung kecil, bibir tipis dan wajah mungilnya benar-benar seperti Levi.
Sedangkan rambutnya berwarna pirang seperti rambut Erwin.

Levi mengecup puncak kepala Matthew dengan lembut
"Ma akan kembali, Matty dengan Pa ya. Jangan jadi anak nakal selama dengan Pa...."

"Lalu kapan Ma pulang?" Ucap Matthew seraya menatap Levi penuh harap

Mendengar pertanyaan polos putranya, Seketika jantung Levi seolah lolos dari tempatnya.
Jika biasanya ia bisa berkata kepada Matthew bahwa ia akan kembali lagi kerumah sekitar beberapa minggu kedepan dengan membawa mainan, baju baru, sepatu baru, buku cerita dan beebagai macam hadiah lainya untuk Matthew.
Namun kali ini ia sendiri pun tak tahu kapan tepatnya ia kembali lagi, bahkan dengan keadaan hidup sekalipun.

Sebab malam ini adalah malam puncak, dimana Paradis akan menyerang Marley.
Dan tentunya setelah ini akan terjadi perang besar-besaran yang mengerahkan semua kekuatan baik itu kekuatan militer maupun Titan.

Tenggorokan Levi seolah tercekat dengan pertanyaan polos seorang anak berusia 3 tahun.
Levi menghela nafasnya dengan berat, lalu kembali tersenyum samar menatap Matthew.
"Matty, Ma akan tetap pulang ke rumah untuk Matty dan Pa. Ma berjanji, kapanpun itu Ma akan tetap pulang. Matty akan tetap setia menunggu Ma pulang bukan?"

Matthew pun seketika mengangguk dengan sangat semangat
"Ya...Ya! Matty nanti akan selalu tunggu Ma. Nanti... Nanti...Nanti Ma pulang bawa hadiah banyak banyak ya. Janji?"

Matthew mengulurkan jari kelingkingnya ke hadapan Levi.
Levi tersenyum melihat tingkah putranya sebab ia sendiri yang mengajari cara berjanji dengan saling menautlan jari kelingking.

Levi pun mengulurkan jari kelingkingnya lalu menautlanya di jari mungil Matthew "Ya...Ma Janji"

Lalu Levi kembali mengecup dan menghujani wajah Matthew dengan kecupan.
Setelahnya Levi mendongak menatap Erwin, Ekspresi wajah Erwin begitu rumit dan tak bisa dijelaskan.
Ia seperti tengah diliputi oleh berbagai macam emosi didalamnya.

"Erwin jagalah Matthew dengan baik, tetaplah tubggu kedatanganku disini. Di Hutan ini...." ucap Levi

Erwin menghela nafasnya "Levi, seandainya aku yang ada di medan perang. Seandainya aku bisa menggantikanmu disana, aku tak seharusnya disini membiarkanmu....."

"Cukup Erwin! Tugasmu sebagai komandan sudah selesai di Korps Survey sejak kau terluka parah diserang Beast Titan. Tak ada kata kembali lagi ke militer untukmu! Dan aku masih berurusan dengan Korps Survey sebab tugasku sebagai Captain belum selesai disana. Jika tugasku dalam perang ini sudah selesai, maka aku takkan peenah kembali lagi ke sana" sergah Levi

Tenggorokan Erwin pun tercekat, ia tak bisa mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya.

Levi pun melepas kalungnya dan mengambil cincin pernikahan mereka yang tergantung disana lalu memakainya di jari manis tangan kirinya.
"Aku akan memakai cincin pernikahan kita di jari mulai sekarang. Cincin ini akan melindungiku dan akan membuatku kembali kerumah menemuimu dan Matthew dengan keadaan hidup-hidup"

Take You Home | Erwin x Levi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang