Chapter IV

1.4K 121 20
                                    






Erwin telah melewati masa kritisnya dan sedang mejalani masa pemulihan, namun ia masih diharuskan untuk tetap tinggal di rumah sakit agar tim medis masih bisa mengawasi perkembangan penyembuhan luka di lengan Erwin.

Selama Erwin Siuman, beberapa petinggi militer pun berbondong-bondong untuk menyapa dan menjenguk Erwin.
Namun mereka semua selalu dihalau oleh Levi, Levi selalu menolak mereka di depan pintu ruang perawatan dengan dalih Erwin perlu ketenangan.
Levi hanya memperbolehkan beberapa petinggi Mikiter seperti Komandan Dot Pixis, Komandan Keith Shadis dan Kolonel Dhalis Zachary.

Bahkan Levi tak memperbolehkan Hange yang bersikeras untuk melihat Erwin yang telah siuman sebab Hange sudah bisa dipastikan hanya akan membuat Erwin semakin pening dengan kegaduhanya.

Levi menghela nafasnya ketika menutup pintu ruang perawatan Erwin dari dalam, lalu menyenderkan punggungnya di pintu kayu tersebut.

"Masih saja menghalau beberapa orang yang ingin menjengukku?" Tanya Erwin seraya terkekeh

Levi pun memandang Erwin lalu berjalan mendekati ranjangnya "Cih....orang-orang bodoh itu benar-benar tak punya sopan santun"

"Jangan terlalu keras Levi, aku sudah baik-baik saja" Ucap Erwin

Levi pun duduk di kursi samping ranjang Erwin lalu mengambil sebuah pisau dan apel merah dari atas nakas untuk mengupasnya
"Aku yang terlalu keras atau mereka yang benar-benar bodoh? Kurasa bukan keduanya, kurasa yang benar adalah kau yang bodoh"

Erwin mengernyit mendengar perkataan Levi dan berpura-pura seolah tersakiti oleh perkataanya
"Ahh....kau kejam sekali kepadaku Levi"

"Ya, kau memang bodoh. Sebab aku lebih mengutamakan kepentingan pemulihanmu tapi kau sendiri justru mengacuhkan perhatian kecil itu dariku. Lalu, apalagi jika hal itu bukan disebut bodoh....Erwin Smith?"
Ucap Levi seraya menyuapkan potongan apel kepada Erwin dan disertai tatapan wajahnya yang menyeringai tipis kepada Erwin

Erein menerima suapan apel dari tangan Levi, lalu tersenyum dan terkekeh "Seperti biasa, kau selalu logis dengan kata-kata menusuk. Dan itu yang aku suka darimu"

"Hentikan Bualan omong kosong itu Erwin...." Ucap Levi seraya kembali menyuapkan potongan Apel kepada Erwin

"Sayangnya aku sedang tidak membual, Leviku...." Balas Erwin seraya tersenyum dan mengusap kepala Levi

Mendengarnya, Levi pun merasakan wajahnya memanas seperti terbakar api tak kasat mata.
Ia berusaha menunduk untuk menyembunyikan wakahnya dari Erwin.

Melihat wajah Levi yang memerah, Erwin pun terkekeh dan segera menganti topik pembicaraan
"Hmm...Levi jika aku sudah keluar dari Rumah Sakit aku akan mengajakmu ke suatu tempat terlebih dahulu sebelum kita kembali ke Markas"

Levi pun sekarang mendongak memandang Erwin, Dahinya pun mengernyit
"Ke suatu tempat? Dimana itu?"

Erwin meraih wajah Levi dan mengusap pipinya lembut "Kau akan tahu ketika kau ada disana....yang jelas itu adalah tempat yang indah"

Levi pun memicing menatap Erwin dan menghela nafas berusaha membuang segala penasaran yang seketika menguasainya
"Hah...baiklah...."

Erwin pun tersenyum lalu membungkuk untuk menghujani Levi dengan kecupan-kecupan lembut.

***

Levi memasukan semua baju-baju, perlengkapan dan  semua barang-barang milik Erwin kedalam koper Jinjing.
Hari ini adalah hari dimana Erwin sudah diperbolehkan untuk pulang dari Rumah Sakit.

Seperti apa yang telah Erwin rencanakan beberapa hari yang lalu, mereka pun hari ini akan menuju ke tempat tersebut.
Kereta kuda kayu yang telah Erwin pesan kini telah menunggu didepan Rumah Sakit bersamaan.
Kusir yang mengemudikan kereta kuda tersebut membantu Erwin dan Levi untuk memasukan dua koper kecil kedalam kereta.
Setelahnya Erwin dan Levi pun masuk satu per satu ke dalam kereta.

Take You Home | Erwin x Levi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang