6 Bulan berlalu sejak perang besar terjadi.
Banyak kemelut dan perubahan yang telah terjadi selama setengah tahun ini dala kehidulam di pulau Paradis dan Marley.Dengan adanya gerakan meratakan dunia yang dicetuskan Eren lewat Rumbling Titan, pertumpahan darah, pemusnahan umat manusia dan apa yang ada di permukaan tanah pun tergilas.
Sehingga dengan adanya gerakan meratakan dunia teesebut, manusia menyadari betapa pentingnya perdamaian.Ikrar dan perjanjian damai antara Marley dan Paradis pun telah dibuat.
Para perwakilan simbol perdamaian Kedua Negara pun datang ke Pulau Paradis untuk menandatangi perjanjian Damai yang dipimpin oleh Ratu Historia.
Kedua Negara bahkan kini saling bahu-membahu dalam memperkuat militer masing-masing.Sudah 6 bulan berlalu hingga kini pun Levi belum kembali ke rumah, ke hutan tempat dimana ia berjanji kembali untuk Erwin dan Matthew.
Pasca perang Levi disibukkan dengan segala kegiatan terkait perjanjian damai kedua belah pihak, sehingga ia belum bisa benar-benar terbebas dari tugas kemiliteran dan pulang kembali kepada Erwin dan Matthew.Selama 6 bulan ini pun Erwin telah berhasil memberantas sisa-sisa Titan yang berada di hutan hingga tak bersisa. Dan kembali membangun kehidupan normal dengan menjual tumbuhan hasil hutan, bunga segar, parfum bunga dan bahkan sekarang ia menjual teh herbal dari berbagai tumbuhan kering.
Matthew kini telah berusia 4 tahun dan sudah semakin lincah.
Setiap malam ia selalu menanyakan kapan ibunya akan kembali, yang tentunya Erwin takkan bisa memberi jawaban pasti.
Jauh didalam lubuk hati Erwin, ia sendiri pun juga berharap agar semua ini berakhir dan agar ia bisa kembali bersama Levi.***
Erwin menghela nafasnya ketika ia memetik bunga-bunga lavender, ia sedikit lelah dengan pekerjaanya hari ini.
Matthew pun berlari dari arah danau dan menabrakkan diri di kaki Erwin lalu memeluknya.Erwin pun tersenyum dan mengusap kepala putranya dengan lembut.
"Ayo kita kembali ke rumah, hari sudah sore. Siapa yang ingin makan Omelette isi jamur?"Matthew pun tiba-tiba melonjak kegirangan "Matty!...Matty!!...Matty ingin Omelette jamul...sekalang Pa!! Sekalang!!"
"Baiklah ayo pulang ke rumah!" Sahut Erwin
Erwin pun berjalan dengan Matthew yang membawa keranjang bunga Erwin.
Tubuhnya yang kecil tertutup oleh tangkai bunga lavender yang panjang sehingga nampak seperti keranjang berjalan.
Matthew hanpir menabrak beberapa tumbuhan dan batu jika saja Erwin tak menggandeng tanganya.Diantara suasana sore hari dengan semburat sinar matahari berwarna Jingga, dari arah hutan Erwin melibat siluet orang yang sedang duduk di kursi roda dengan beberapa orang dibelakangnya.
Erwin mengeratkan genggamanya di tangan Matthew dan berjalan mendekat kearah siluet tersebut.
Jantung Erwin seketika lolos dari tempatnya ketika semakin ia mendekat, semakin ia bisa melihat jelas siapa itu.Itu adalah Levi yang duduk di kursi roda dengan beberapa orang dibelakangnya.
Seorang lelaki Alpha berkulit Cokelat, Seorang gadis Beta dan Seorang pemuda Beta.
Erwin dapat melihat Levi yang wajahnya kini telah terdapat dua jahitan melintang, dua jarinya yang terpotong dan kakinya yang terluka.
Hati Erwin seketika merasakan sakit yang teramat pedih seolah ia juga nerasakan luka-luka di tubuh Levi.Tubuh Erwin gemetarz matanya berkaca-kaca memandang keadaan Levi saat ini
"Levi!! A-Apa yang terjadi padamu?..." Seru Erwin"Ma?" Seru sebuah suara kecil dibalik keranjang bunga yang nampak berjalan tersebut.
Matthew pun melempar keranjang bunga tersebut ke samping agar bisa melinat dengan jelas.
Levi sudah mempersiap diri jika saja putranya akan takut melibat wajah dan keadaanya sekarang.Namun dugaanya salah begitu Matthew melihatnya meski dengan wajah dia jahitan melintang, dua jari terpotongvdan kaki terluka. Matthew tetap berlari dan menghambur kepadanya.
Bahkan ia pun memanjat kursi roda Levi agar bisa duduk di pangkuan Levi dan memeluknya.Levi pun tersenyum dan mengecup puncak kepala putranya
"Anakku....apakah kau baik-baik saja bersama Pa?"Matthew pun menangis dipelukan Levi
"Huwaa....Ma cakit! Ma Cakit!! Matty tidak ingin Ma cakit..."Levi mendongakkan wajah putranya dan mengusap airmatanya
"Sayang, Ma tidak sakit. Ma baik-baik saja. Jangan menangis, yang terpenting sekarang Ma, Pa dan Matty bersama lagi. Dan Kini Matty punya teman baru juga. Ada Gabi, Falco dan juga paman Onyankopon..."Erwin pun menghampiri Levi, berlutut dihadapanya dan memeluk Levi seraya mengapit tubuh Matthew ditengahnya
"Levi kami merindukanmu, apa yang terjadi kepadamu hingga kau seperti ini? Aku akan merawat lukamu setelah ini"Levi menarik nafas dalam-dalam, menghirup aroma tubuh Erwin melalui ceruk lehernya
"Tak apa Erwin, ini adalah resiko seorang prajurit. Kau sendiri bahkan kehilangan lenganmu. Dengan ketidaksempurnaan kita, kita harus saling menjaga satu sama lain dan membesarkan Matthew di sisa hidup kita mendatang"Erwin pun mengecup puncak kepala Levi dan Matthew bergantian, lalu menatap ketiga orang yang berdiri dibelakang kursi roda Levi.
Erwin berdiri dan menunduk hormat keoada mereka"Terima Kasih kalian telah menemani dan mengantarkan Levi pulang" ucap Erwin
Ketiga oeang tersebut pun seketika mengepalkan tangan mereka dan meletakkan di dadanya seolah mereka prajurit Korps Survey
"Siap Komandan Erwin!"Mata Erwin pun membulat mendengar panggilan yersebut dari tiga orang yang baru ia lihat pada hari ini.
Melihat kebingungan Erwin, Levi pun menjelaskan
"Erwin, Mereka adalah rekankubyang membantuku menghentikan rumbling titan milik Eren. Mereka adalah Onyankopon, Gabi dan Falco. Aku telah menceritakan tentang kau kepada mereka sehingga mereka memanggilmu seperti itu"Erwin pun tersenyum menatap Gabi, Falco dan Onyankopon
"Kalian tidak perlu memanggilku seperti itu, baik aku maupun Levi kami sudah bukan prajurit lagi. Cukup panggil kami dengan nama kami saja. Senang bertemi dengan kalian Onyankopon, Gabi dan Falco""Senang bertemi anda Tuan Erwin!" Sahut mereka bertiga bersamaan
"Hm Tuan Erwin, kami beetiga akan tinggal di hutan ini juga bersama dengan anda dan Tuan Levi. Kurasa ini adalah tempat yang cocok bagiku untuk kembali membuat pesawat, tenpat yang cocok untuk Gabi berlatih bela diri dan tempat yang cocok bagi Falco untuk belajar tentang tumbuhan," Ucap Onyankopon
Erwin pun tersenyum "Kalian tak perlu meminta ijinku sebab tempat ini adalah hutan terbuka, kalian bebas mendirikan rumah dimanapin di hutan ini. Dan tentunya aku akan sangat senang memiliki keluarga baru di hutan ini"
"Terima Kasih tuan Erwin!" Ucap mereka bertiga bersamaan
"Matty punya teman! Gabi dan Falco teman Matty!" Ucap Matthew seraya berjingkrak-jingkrak diatas pangkuan Levi
"Hey Matthew bagaimana jika kita bermain kejar-kejaran?" Ujar Gabi
Falco pun melotot kearah Gabi "Gabi jangan mengajarkan hal yang aneh-aneh kepada anak kecil! Matthew bagaimana jika kita belajar bersama ?"
"Hey Falco kau itu kolot sekali! Anak kecil seperti Matthew belum waktunya belajar!" Sergah Gabi
Mendengar perkelahian tersebut Erwin, Levi dan Onyankopon pun tertawa. Sedangkan Matthew tidak jadi turun dari pangkuan Levi akibat perkelahian tersebut dan lebih memilih membenamkan wajahnya di dada Levi.
Erwin menggenggam tangan Levi dengan Erat, begitu pila dengan Levi.
Tanpa saling mengucapkan kata cinta, mereka pun tahu bahwa cinta mereka begitu besar dan mereka saling mencintai satu sama lain.
Dan cinta itu sendiri yang telah berkali-kali membawa mereka pulang kerumah menyelamatkan dari kejadian yang nyaris merenggut kehangatan itu tersendiriSebab cinta yang tak terucapkan adalah cinta yang paling dalam dan menciptakan rumah itu sendiri.
-=END=-
![](https://img.wattpad.com/cover/267170524-288-k165421.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Take You Home | Erwin x Levi Fanfiction
Fiksi Penggemar[END] Erwin Smith & Levi Ackerman Fanfiction Rate : M-18 (Mature Nudity & Violence Profanity) Genre : Drama, Romance, Action, Omegaverse, Mpreg All Character belong to Hajime Isayama "Sebab cinta yang tak terucap adalah cinta yang...